Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget Atas Posting

[Materi 3] Membangun Peradaban Dari Dalam Rumah



Membangun Peradaban Dari Dalam Rumah
Materi #3 - Matrikulasi Koordinator IIP
-----------------------------------------------------------------------------------------------

 “Rumah adalah taman dan gerbang peradaban yang mengantarkan anggota keluarganya  menuju peran peradabannya ” 


Bunda, 
Rumah kita adalah pondasi sebuah bangunan peradaban, dimana kita berdua bersama suami, diberi amanah sebagai pembangun peradaban melalui pendidikan anak-anak kita. Oleh karena itu sebagai orang yang terpilih dan dipercaya oleh yang Maha Memberi Amanah, sudah selayaknya kita jalankan dengan sungguh-sungguh.

Maka tugas utama kita sebagai pembangun  peradaban adalah mendidik anak-anak sesuai dengan kehendakNya, bukan mencetaknya sesuai keinginan kita.

Sang Maha Pencipta menghadirkan kita di muka bumi ini sudah dilengkapi dengan “Misi Spesifiknya”, tugas kita memahami kehendakNya. 


Kemudian ketika kita dipertemukan dengan pasangan hidup kita untuk membentuk sebuah keluarga, tidak hanya sekedar untuk melanjutkan keturunan, atau hanya sekedar untuk menyempurnakan agama kita. Lebih dari itu, kita bertemu dengan suami dan melahirkan anak-anak, adalah untuk lebih memahami apa sebenarnya “Peran Spesifik Keluarga” kita di muka bumi ini. 
Hal ini yang kadang kita lupakan, meski sudah bertahun-tahun menikah.


Darimana kita harus memulainya?

PRA NIKAH

Buat anda yang masih dalam taraf memantaskan diri agar mendapatkan partner membangun peradaban keluarga yang cocok, mulailah dengan tahapan-tahapan ini:

a. Bagaimana proses anda dididik oleh orangtua anda dulu?
b. Adakah yang membuat anda bahagia?
c. Adakah yang membuat anda sakit hati/dendam sampai sekarang?
d. Apabila ada, sanggupkah anda memaafkan kesalahan masa lalu orangtua anda, dan kembali mencintai, menghormati beliau dengan tulus?

Kalau empat pertanyaan itu sudah terjawab dengan baik, maka melajulah ke jenjang pernikahan.

Tanyakan ke calon pasangan anda ke empat hal tersebut, minta dia segera menyelesaikannya.
Karena,

ORANG YANG BELUM SELESAI DENGAN MASA LALUNYA , AKAN MENYISAKAN BANYAK LUKA  KETIKA MENDIDIK ANAKNYA KELAK


NIKAH

Untuk anda yang sudah berkeluarga, ada beberapa panduan untuk memulai membangun peradaban bersama suami anda dengan langkah-langkah sebagai berikut :

🍀Pertama, temukan potensi unik kita dan suami, coba ingat-ingat mengapa dulu anda memilih “dia” menjadi suami anda? Apa yang membuat anda jatuh cinta padanya? Dan apakah sampai hari ini anda masih bangga terhadap suami anda?

🍀Kedua, lihat diri kita, apa keunikan positif yang kita miliki? Mengapa Allah menciptakan kita di muka bumi ini? Sampai kita berjodoh dengan laki-laki yang sekarang menjadi suami kita? Apa pesan rahasia Allah terhadap diri kita di muka bumi ini?

🍀Ketiga, lihat anak-anak kita, mereka anak-anak luar biasa. Mengapa rahim kita yang dipilih untuk tempat bertumbuhnya janin anak-anak hebat yang sekarang ada bersama kita? Mengapa kita yang dipercaya untuk menerima amanah anak-anak ini? Punya misi spesifik apa Allah kepada keluarga kita, sehingga menghadirkan anak-anak ini di dalam rumah kita?

 🍀Keempat, lihat lingkungan dimana kita hidup saat ini. Mengapa kita bisa bertahan hidup dengan kondisi alam dimana tempat kita tinggal saat ini? Mengapa Allah menempatkan keluarga kita disini? Mengapa keluarga kita didekatkan dengan komunitas-komunitas yang berada di sekeliling kita saat ini?

Empat pertanyaan di atas, apabila terjawab akan membuat anda dan suami memiliki “Misi Pernikahan” sehingga membuat kita layak mempertahankan keberadaan keluarga kita di muka bumi ini.


ORANGTUA TUNGGAL (SINGLE PARENT)

Buat anda yang saat ini membesarkan anak anda sendirian, ada pertanyaan tambahan yang perlu anda jawab selain ke empat hal tersebut di atas.

a. Apakah proses berpisahnya anda dengan bapaknya anak-anak menyisakan luka?
b. Kalau ada luka, sanggupkah anda memaafkannya?
c. Apabila yang ada hanya kenangan bahagia, sanggupkah anda mentransfer energi tersebut menjadi energi positif yang bisa menjadi kekuatan anda mendidik anak-anak tanpa kehadiran ayahnya?

Setelah ketiga pertanyaan tambahan  di atas terjawab dengan baik, segeralah berkolaborasi dengan komunitas pendidikan yang satu chemistry dengan pola pendidikan anda dan anak-anak.

Karena,
IT TAKES A VILLAGE TO RAISE A CHILD
Perlu orang satu kampung untuk mendidik satu orang anak


Berawal dari memahami peran spesifik keluarga kita dalam membangun peradaban, kita akan makin paham apa  potensi unik produktif keluarga kita, sehingga kita bisa senantiasa berjalan di jalanNya.

Karena 

Orang yang sudah berjalan di jalanNya, peluanglah yang akan datang menghampiri kita, bukan justru sebaliknya, kita yang terus menerus mengejar uang dan peluang


Tahap berikutnya nanti kita akan makin paham program dan kurikulum pendidikan semacam apa yang paling cocok untuk anak-anak kita, diselaraskan dengan bakat tiap anak, potensi unik alam sekitar, kearifan lokal dan potensi komunitas di sekitar kita.

Kelak, anda akan membuktikan bahwa antara pekerjaan, berkarya dan mendidik anak, bukanlah sesuatu yang terpisahkan, sehingga harus ada yang dikorbankan

Semuanya akan berjalan beriring selaras dengan harmoni irama kehidupan.

Salam Ibu Profesional,
/Tim Matrikulasi IIP/


SUMBER BACAAN :
Agus Rifai, Konsep,Sejarah dan Kontribusi keluarga dalam Membangun Peradaban, Jogjakarta, 2013
Harry Santosa dkk, Fitrah Based Education, Jakarta, 2016
Muhammad Husnil, Melunasi Janji Kemerdekaan, Jakarta, 2015
Kumpulan artikel, Membangun Peradaban, E-book, tanggal akses 24 Oktober 2016


Untuk membaca beberapa pertanyaan :

Dari peserta Matrikulasi batch #1.

[Bunda Sayang] Membangun Peradaban Dari Dalam Rumah

1 Jam Lebih Dekat Bersama Pak Dodik Mariyanto




NICE HOMEWORK #3
📚 Membangun Peradaban Dari Dalam Rumah 📚

Bunda, setelah kita belajar tentang "Membangun Peradaban dari Dalam Rumah" maka pekan ini kita akan belajar mempraktekkannya satu persatu.

Pra Nikah

a. Bagi anda yang sedang memantaskan diri untuk mendapatkan jodoh yang baik, tulislah suara hati anda dengan tema “UNTUKMU CALON IMAMKU”
b. Lihatlah diri anda, tuliskan kekuatan potensi yang ada pada diri anda.
c. Lihatlah orangtua dan keluarga anda. Silakan belajar membaca kehendakNya, mengapa anda dilahirkan di tengah-tengah keluarga anda saat ini dengan bekal/senjata potensi diri anda. Misi rahasia hidup apa yang DIA titipkan ke diri kita. Tulis apa yang anda rasakan selama ini.
d. Lihat lingkungan dimana anda tinggal saat ini, tantangan apa saja yang ada di depan anda? Adakah anda menangkap maksud Allah, mengapa  anda dihadirkan di lingkungan ini?



Nikah

Bagi anda yang sudah berkeluarga dan dikaruniai satu tim yang utuh sampai hari ini.

a. Jatuh cintalah kembali kepada suami anda, buatlah surat cinta yang menjadikan anda memiliki "alasan kuat" bahwa dia layak menjadi ayah bagi anak-anak anda. Berikan kepadanya dan lihatlah respon dari suami.
Suami saya dengan karakter pendiamnya menjawab "I Love You, too..."
Karena beberapa waktu yang lalu, kami melaluinya dengan Long Distance Marriage (LDM). Sehingga bagi saya, kata-kata seperti itu menjadi penguat tersendiri di saat saya sedang lelah.

Semoga Allah menguatkan ikatan ini hingga ke JannahMu, yaa...Rabb.
Aamiin.



b. Lihatlah anak-anak anda, tuliskan potensi kekuatan diri mereka masing-masing.

Kekuatan kaka Atthaya Aisy Farzana.
Si kaka yang saat ini menginjak usia 5 tahun 9 bulan memperlihatkan minatnya terhadap segala sesuatu yang berhubungan dengan seni.
Menggambar, melukis, mewarnai adalah kegiatan yang paling bisa membuat kaka berbinar.

Link :

DIY kaka : Bikin Lupmu Sendiri


Sedangkan sang adik, Qisya Hana Karima yang berusia 4 tahun 9 bulan, sangat suka sekali bersosialisasi.
Adik mudah mengutarakan apa yang dirasakan dan diceritakan kembali menggunakan bahasa khas anak-anak.

Link :

Hana : Berlatih Motorik Halus

Alhamdulillah...
Terima kasih sudah menjadi anak-anak mama yang sehat dan ceria, anak-anakku sayang...

c. Lihatlah diri anda, silakan cari kekuatan potensi diri anda. kemudian tengok kembali anak dan suami, silakan baca kehendak Allah, mengapa anda dihadirkan di tengah-tengah keluarga seperti ini dengan bekal kekuatan potensi yang anda miliki.

Berbekal kesukaan saya di bidang bersosialisasi, saya suka bertemu dengan orang-orang baru. Rasanya senang bisa berkenalan dan bercerita. Namun seiring dengan berjalannya waktu, kadang saya merasa banyak waktu yang tersita bila gaya hidup saya masih seperti dulu saat sebelum menikah. Saya berubah dan harus bisa menyesuaikan diri dengan keadaan dimana saya saat ini ditempatkan.

Tiba-tiba setelah menikah, saya harus pisah dari orang tua dan tinggal jauh dari sanak saudara, membuat saya agak terkaget-kaget. Hidup dengan suami yang sudah saya kenal sejak SMA dan mulai dekat saat kuliah, tidak membuat saya terhibur.

Atas saran suami saya, saya bertemu dengan beberapa sahabat suami. Lalu pertemanan makin terbuka saat anak saya yang pertama mulai sekolah. Hingga bertemulah saya dengan komunitas Institut Ibu Profesional.

Singkat cerita,
Mungkin saat ini jiwa sosialis saya disalurkan melalui tulisan di blog. Dengan menulis di blog, makin memperbesar lingkaran pertemanan saya.

Seperti bisa menjelajah keliling Indonesia, karena dari grup Blogger ini, saya bisa seperti saat dulu sebelum menikah, Memiliki sahabat dan teman untuk berbagi banyak hal. 

"Saya bahagia dengan apa yang saya miliki saat ini."

Sudah barang tentu, IIP adalah tempat belajar saya untuk menjadi Ibu dan Istri yang membanggakan keluarga.



d. Lihat lingkungan dimana anda tinggal saat ini, tantangan apa saja yang ada di depan anda? Adakah anda menangkap maksud Allah, mengapa keluarga anda dihadirkan disini?

Lingkungan tempat saya tinggal saat ini adalah di sebuah wilayah padat penduduk di daerah Bandung. Letaknya cukup central, sehingga memudahkan mobilisasi kami sekeluarga bila ingin menimba ilmu. Karena di bandung ini, banyak majelis ilmu dengan segala fasilitas yang ditawarkan. Berbayar maupun yang tidak berbayar.

Kesukaan saya menuntut ilmu, membuat saya beruntung sudah ditempatkan Allah di sini. Kesempatan berhijrah menjadi pribadi yang lebih baik di hadapan Allah dan hambaNya. Semoga ilmu saya yang sedikit ini, mampu membuat kami lebih bermanfaat di lingkungan.

Saat ini,
Saya baru mampu menuliskan apa yang sudah saya dapat saat menimba ilmu. Dari berbagai seminar yang kerap saya hadiri.


Orangtua Tunggal (Single Parent)

Bagi anda yang saat ini sedang mendidik anak-anak anda sendirian tanpa kehadiran pasangan hidup kita

a. Buatlah “Tanda Penghormatan’, dengan satu dua kalimat tentang sisi baik “ayah dari anak-anak kita” sehingga dia layak dipilih Allah menjadi ayah bagi anak kita, meskipun saat ini kita tidak lagi bersamanya.
b. Lihatlah anak-anak anda, tuliskan  potensi kekuatan diri mereka masing-masing.
c. Lihatlah diri anda, silakan cari kekuatan potensi diri anda. kemudian tengok kembali anak anda, silakan baca kehendak Allah, mengapa anda dihadirkan dengan tantangan keluarga yang luar biasa seperti ini. Apa misi hidup rahasiaNya  sehingga kita diberi ujian tetapi diberikan bekal kekuatan potensi yg kita miliki.
d. Lihat lingkungan dimana anda tinggal saat ini, tantangan apa saja yang ada di depan anda? Adakah anda menangkap maksud Allah, mengapa keluarga anda dihadirkan disini?

Setelah menjawab pertanyaan - pertanyaan tersebut di atas, sekarang belajarlah memahami apa sebenarnya "peran spesifik keluarga" anda di muka bumi ini.

Selamat membaca hati dan menuliskannya dengan nurani. Sehingga kata demi kata di nice homework #3 kali ini akan punya ruh, dan menggerakkan hati yang membacanya.

Salam Ibu Profesional
/Tim Matrikulasi Ibu Profesional/



Link :

Review NHW #3 Matrikulasi Koordinator IIP



Sekian materi dan tugas matrikulasi #3 yang telah saya selesaikan. 
Salam hangat,

- Fasilitator IIP Bandung.




19 comments for "[Materi 3] Membangun Peradaban Dari Dalam Rumah"

  1. Nasihat pra nikahnya bijak banget mbak..Kalau mau nikah memang banyak yang harus dipertimbangkan ya...heran aja ada orang kenal seminggu udah berani menikah :D Salam kenal mbak :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Salam kenal juga mba Dewi,
      Kadang pikiran tergesa-gesa itu yang membuat kita cepat ambil keputusan tanpa menimbang dengan matang.

      Delete
    2. Salam kenal juga mba Dewi,
      Kadang pikiran tergesa-gesa itu yang membuat kita cepat ambil keputusan tanpa menimbang dengan matang.

      Delete
  2. Mba Lendy, setelah jadi orang tua baru semakin sadar bahwa tak mudah jadi orangtua dan tak mudah mendidik anak. Perlu satu kampung :)

    ReplyDelete
  3. it takes a village to raise a child... iyes banget. sulit jika lingkungan tdk mendukung ya mba

    ReplyDelete
  4. artikelnya bagus mbak, apalagi untuk yang pranikah, bikin saya mikir dan mendalami setiap kalimat yang ditulis sama mbak lendy. sudah pantas belum ya saya hiks

    ReplyDelete
  5. sini juga isi ya :)

    sama saya mau bilang saya rekomendasikan ini kepada teman yang galau terus mikirin seputar nikah dan pernikahan :)

    ReplyDelete
  6. Kalau sudah berkeluarga mikirnya tidak lagi kepentingan diri sendiri ya mba, kalau mau beli ini dan itu mikirin anak anak. Termasuk masalah pendidikan moral di rumah, terus menerus dilakukan agar mereka terbiasa

    ReplyDelete
  7. Materinya bagus, aku simpan buat aku rekomendasikan ke temanku yang lagi down ya karena batal menikah.

    ReplyDelete
  8. Bagus banget materinya Mba.. Baik utk pranikah maupun yg sudah nikah tetap bisa mengadopsi nasshat bijak ini..

    ReplyDelete
  9. "ORANG YANG BELUM SELESAI DENGAN MASA LALUNYA , AKAN MENYISAKAN BANYAK LUKA KETIKA MENDIDIK ANAKNYA KELAK."

    Masih belum move on sepenuhnya, hiks

    ReplyDelete
  10. pernikahan itu kompleks... memang harus dipersiapkan segalanya terutama ilmu jadi orang tua....

    ReplyDelete
  11. Jadi orang seperti buku kosong yg setiap saat siap dipenuhi segala hal,lalu ktika penuh..diulang untuk dibaca,terus dan terus hingga usang.moga kita mjadi ortu yg dibarokahi Allah ya, Mba

    ReplyDelete
  12. Pernikahan itu sesuatu banget, syukaa...menjalaninya bagaikan roll koster hahah

    ReplyDelete
  13. Baca ini aku jd berkaca lagi, sudah sebaik apa aku menjalani peran sbg ortu. Aduh, banyak yg hrs diperbaiki

    ReplyDelete
  14. Artikelnya bagus banget Mbk, aku ikut belajar menjadi orang tua, walau harusnya sebelum nikah ya baca ini hehe

    ReplyDelete
  15. Lendy...NHW ini aku belum bikin, hiks hiks.
    Berasa banget manfaatnya ikut Program Matrikulasi. Berasa dibedah total apa sebenarmya visi dan misi kita menikah dan berkeluarga.
    Bismillah, luruskan niat, kembali menata hati dan tujuan.
    Semangat!

    ReplyDelete
  16. Bacaan yang bagus, teh. Mengingatkan pada isi CV saat taaruf dulu, hahaha.

    ReplyDelete
  17. bagus banget tulisannya mbak, jadi membuka wawasan saya

    ReplyDelete