article,
Tak bisa dipungkiri, sebelum dan sesudah menikah, saya tetaplah manusia biasa yang membutuhkan waktu untuk memanjakan diri sendiri. Istilah kerennya adalah me time. Mengapa? Salah satu alasannya adalah untuk tetap menjaga kestabilan emosional yang ada pada diri sendiri. Karena saya pernah membaca sebuah buku, bahwa :
Sebenarnya,
kebahagiaan itu sederhana. Kadang sulit untuk diungkapkan dengan kata-kata. Karena bahagia itu adalah sebuah pilihan, bukan hasil. Maka tidak ada yang mampu membuat diri bahagia hingga kamu memilih untuk bahagia.
Me Time Sebelum Dan Sesudah Bersamamu
Tak bisa dipungkiri, sebelum dan sesudah menikah, saya tetaplah manusia biasa yang membutuhkan waktu untuk memanjakan diri sendiri. Istilah kerennya adalah me time. Mengapa? Salah satu alasannya adalah untuk tetap menjaga kestabilan emosional yang ada pada diri sendiri. Karena saya pernah membaca sebuah buku, bahwa :
Pusat kebahagiaan sebuah keluarga terletak pada wanita.
Siapa?
Kamu.
Iyaa, kamu....wahai seorang istri dan Ibu bagi anak-anakmu.
Jadi, saya akan mencoba flashback sedikit mengenai apa saja yang sudah saya lakukan sebelum dan sesudah bersamamu, wahai suami tercinta.
Sebelum Menikah,
saya terbiasa melakukan apapun sendiri sedari sekolah tingkat pertama, bahkan SD kelas 4, seingat saya. Karena Ibu tidak selalu berada di rumah, tuntutan karir Bapak yang bekerja di sebuah BUMN ternama.
Karir Bapak yang mengharuskan Bapak seringkali berpindah tugas dari satu kota ke kota lain yang kadang tidak memungkinkan untuk mengajak keluarga, ke Jayapura, misalnya. Jadi kedua orangtua saya memutuskan untuk menetapkan anak-anak di sebuah kota saja. Alasan pendidikan dan kehidupan sosial yang stabil.
Dari latar belakang kehidupan keluarga yang seperti inilah saya dibesarkan. Meskipun ketiga kakak saya adalah laki-laki, saya lebih senang bila bisa melakukan segala sesuatunya sendiri. Rasanya tidak bergantung dan terikat dengan orang lain.
Waktu-waktu ketika saya jenuh dengan rutinitas sekolah sampai kuliah kala itu, maka saya akan :
1. Silaturahim ke rumah teman.
Bagi anak perempuan seumuran saya, pasti senang sekali berkumpul dengan teman-teman yang satu tujuan. Kalau tidak menggunakan alasan mengerjakan tugas kelompok sekolah, saya pasti ke rumah teman dalam rangka menghabiskan waktu bersama. Bercerita yang tak kunjung ada habisnya.
2. Ke toko buku atau toko kaset.
Dari dulu hobi saya adalah berlama-lama di toko buku. Bisa menumpang baca secara gratis sembari lesehan di lantai. Sibuk mencari buku mana yang sekiranya tidak di segel oleh si pemilik toko. Membaca membuat saya lupa akan waktu yang terus berjalan. Sama halnya ketika saya ke toko kaset. Jaman saya dulu, ada sebuah studio yang menyediakan seperangkat alat mendengarkan CD secara gratis. Mendengarkan musik favorit yang sedang hits saat itu adalah hal yang membuat saya bahagia.
3. Les.
Masa iya saya lebih suka les daripada di rumah? Iya...
Saya lebih senang bertemu dengan teman-teman daripada lesnya. Itu jaman SMA. Berbeda lagi saat kuliah. Saya benar-benar senang belajar. Belajar bahasa asing adalah salah satu kegemaran saya. Karena saat itu hobi saya menonton drama Jepang, jadi saya les bahasa Jepang. Bahasa lain juga tak ketinggalan. China, misalnya. Meskipun tidak seserius saat belajar bahasa Jepang, hingga mengambil tes Nihon-go Noryoku Shikken atau tes TOEFL Japan version.
Lelah?
Rasanya pada usia segitu saya tidak mengenal kata lelah. Yang ada, saya sangat bersemangat dan senang bila hari-hari itu tiba.
Setelah menikah,
kehidupan saya tidak lalu jungkir balik seratus delapan puluh derajat. Saya masih bisa melakukan apapun yang saya sukai dengan dukungan dan ijin suami, tentunya. Beliau tidak pernah mengikat saya terlalu erat. Itulah nikmat yang tak dapat saya pungkiri. Yang kadang membuat saya menangis di sepertiga malam.
Ya, Allah...
Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?
QS. Ar-Rahman
Karena seorang Ibu juga butuh mengembangkan diri, maka saya menggunakan waktu saya untuk :
1. Rutin mengikuti kajian.
Setiap hari Rabu dan Sabtu di masjid Salman ITB, saya merutinkan diri untuk mendatangi majelis ilmu. Semoga ilmu ini yang dapat menolong saya di akhir hayat kelak.
2. Rutin berolahraga.
Ini juga yang saat ini menjadi bagian dari kegiatan leisure time saya. Ikut klub olahraga di sebuah hotel dengan harga yang cukup terjangkau, menjadi waktu berharga untuk menyegarkan badan dan pikiran. Saya rutin mengikuti kelas zumba khusus wanita.
3. Mengikuti seminar atau acara blogging.
Sebagai Ibu, saya sadar bahwa tanggung jawab utama saya adalah keluarga. Membersamai tumbuh kembang anak yang sedang berada di usia emas. Saya suka menimbang-nimbang, acara seminar atau berkumpul dengan komunitas blogger mana yang penting saya ikuti atau tidak. Kadang berat juga menolak pesona acara-acara tersebut. Entah pembicaranya memang yang luar biasa terkenal dengan bidang keilmuannya atau acara blogger yang memungkinkan saya mendapat ilmu serta fee yang memadai.
4. Menonton drama Korea.
Entah ini harus disyukuri atau tidak. Karena saya dan suami adalah pasangan yang memiliki hobi yang sama, yaitu menonton. Bedanya, suami menonton segala jenis film, tidak hanya drama Korea saja. Bahkan bioskop pun kerap dijajaki. Kalau saya, spesialis drama Korea, sudah membuat saya bahagia dan menghapus penat karena menjalani rutinitas harian.
5. Membaca buku.
Sesederhana itu siih...
Kalau dulu sering berlama-lama di toko buku, saat ini sudah banyak aplikasi canggih yang memudahkan saya tetap mampu berkelana membaca buku, dengan atau tanpa membeli. Bisa membuka playbook atau meminjam di iPusnas, seperti ulasan dari salah seorang sahabat di komunitas Warung Blogger.
Karena dengan membaca, saya merasa menghilang sejenak dari dunia yang saya geluti. Bagai berada di dunia baru dan saya diajak untuk berkelana menyelami samudra pemikiran sang penulis.
Itulah beberapa kegiatan saya dalam rangka tetap menjaga kewarasan saya sebagai seorang istri dan Ibu untuk kedua buah hati.
Bagaimana dengan teman-teman?
Bisa berbagi di kolom komentar yaa...
Terima kasih.
Dan salam hangat,
1. Rutin mengikuti kajian.
Setiap hari Rabu dan Sabtu di masjid Salman ITB, saya merutinkan diri untuk mendatangi majelis ilmu. Semoga ilmu ini yang dapat menolong saya di akhir hayat kelak.
2. Rutin berolahraga.
Ini juga yang saat ini menjadi bagian dari kegiatan leisure time saya. Ikut klub olahraga di sebuah hotel dengan harga yang cukup terjangkau, menjadi waktu berharga untuk menyegarkan badan dan pikiran. Saya rutin mengikuti kelas zumba khusus wanita.
3. Mengikuti seminar atau acara blogging.
Sebagai Ibu, saya sadar bahwa tanggung jawab utama saya adalah keluarga. Membersamai tumbuh kembang anak yang sedang berada di usia emas. Saya suka menimbang-nimbang, acara seminar atau berkumpul dengan komunitas blogger mana yang penting saya ikuti atau tidak. Kadang berat juga menolak pesona acara-acara tersebut. Entah pembicaranya memang yang luar biasa terkenal dengan bidang keilmuannya atau acara blogger yang memungkinkan saya mendapat ilmu serta fee yang memadai.
4. Menonton drama Korea.
Entah ini harus disyukuri atau tidak. Karena saya dan suami adalah pasangan yang memiliki hobi yang sama, yaitu menonton. Bedanya, suami menonton segala jenis film, tidak hanya drama Korea saja. Bahkan bioskop pun kerap dijajaki. Kalau saya, spesialis drama Korea, sudah membuat saya bahagia dan menghapus penat karena menjalani rutinitas harian.
5. Membaca buku.
Sesederhana itu siih...
Kalau dulu sering berlama-lama di toko buku, saat ini sudah banyak aplikasi canggih yang memudahkan saya tetap mampu berkelana membaca buku, dengan atau tanpa membeli. Bisa membuka playbook atau meminjam di iPusnas, seperti ulasan dari salah seorang sahabat di komunitas Warung Blogger.
Karena dengan membaca, saya merasa menghilang sejenak dari dunia yang saya geluti. Bagai berada di dunia baru dan saya diajak untuk berkelana menyelami samudra pemikiran sang penulis.
Itulah beberapa kegiatan saya dalam rangka tetap menjaga kewarasan saya sebagai seorang istri dan Ibu untuk kedua buah hati.
Bagaimana dengan teman-teman?
Bisa berbagi di kolom komentar yaa...
Terima kasih.
Dan salam hangat,
Sebenarnya,
kebahagiaan itu sederhana. Kadang sulit untuk diungkapkan dengan kata-kata. Karena bahagia itu adalah sebuah pilihan, bukan hasil. Maka tidak ada yang mampu membuat diri bahagia hingga kamu memilih untuk bahagia.
Karena bahagia tidak datang padamu, tetapi ia ada di dalam dirimu.
56 comments: