Pentingnya Membangun Fitrah Seksualitas Pada Anak
Bismillah,
Baca tulisan sebelumnya :
Sesuai dengan ayat dalam Al-Qur'an bahwa
❝Maha Suci Tuhan yang telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa yang tidak mereka ketahui.🙷
❝Dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat kebesaran Allah.🙷
Pertanyaan yang paling mendasar adalah
Dalam Qur'an surah Adz-Dzariyat ayat 49 sudah dijelaskan bahwa Allah hanya menciptakan laki-laki dan perempuan.
Tidak ada yang lain.
Bahkan banyak penelitian yang menbuktikan bahwa LGBT bukanlah sebagai keturunan. Seperti yang dijelaskan pada tulisan berikut :
Kaum LGBT banyak yang mengaku mengaku secara sepihak bahwa apa yang mereka lakukan adalah karena faktor gen Bio Gen, digadang gadang kalangan gay agar mereka diterima di masyarakat. Mereka menyebutnya gen gay (gay gene theory) atau lahir sebagai gay (born gay).
Tahun 1989, ilmuwan Jerman, Magnus Hirscheld mengenalkan teori "born gay" dan menegaskan bahwa homoseksual itu karena pengaruh gen bawaan. Ia menyerukan persamaan hukum bagi gay. tapi hal ini tanpa ada landasan ilmiah.
Tahun 1991, dua orang peneliti yaitu Dr. Michael Bailey dan Dr. Richard Pillard melakukan penelitian yang membuktikan bahwa homoseksual itu bawaan. Yang di teliti adalah pasangan kembar identik, kembar tidak identik, adik kaka biologis, atau saudara angkat.
Riset ini menyimpulkan adanya pengaruh gen namun gagal menemukan faktor genetik penentu. Riset menyebutkan bahwa diantara mereka yang gay, saudaranya pun terindikasi ikut menjadi gay.
52% pasangan kemabar identik yang gay, saudaranya ikut menjadi gay.
22% pada kembar biasa, 9.2% pada saudara biologis, 10.5 pada saudara angkat.
Akan tetapi gen di kromosom yang membawa sifat menurun tak berhasil ditemukan.
Riset tadi dilanjutkan Dean Hmer seorang gay.
Dia meneliti 40 pasangan kakak adik homoseksual.
Hasil risetnya mengatakan bahwa salah satu dari beberapa gen yang diturunkan oleh ibu terletak di kromosom Xq28 sangat berpengaruh pada sifat homoseksual.
Teori ini runtuh tahun 1999 oleh Prof. George Rice dari Universitas Western Ontario, Kanada. Menyatakan bahwa hasil penelitian terbaru tidak mendukung adanya kaitan gen X yang mendasari homoseksual.
Penemuan ini didukung oleh Prof. Alan Sanders dari Universitas Chicago.
Secara akal sehat pun kita menolak mentah-mentah tentang adanya LGBT.
Secara fisik pun bisa kita lihat dengan jelas perbedaan alat reproduksi wanita dan pria yang sudah jelas jelas diciptakan sepasang. Bahkan hati nurani pun pasti menolak perilaku menjijikan seperti itu.
Perasaan aneh, rasa bersalah dari pelaku, bayangkan jika mereka benar-benar bersatu dan kemudian melegalkan "sewa rahim" atau donor sperma dalam rangka memperpanjang keturunan?
Sungguh sangat menjijikan!
Salah asuh yang dimaksud adalah Ayah ada, tapi tiada.
Coba sahabat lendyagasshi perhatikan, kebanyakan orang yang terjebak LGBT pasti ada masalah di keluarganya.
Buktinya apa?
Kalo Ayah benar-benar hadir, gak akan mungkin rela melihat anaknya jadi banci, pakai jilbab di youtobe, lalu pake lipen, dan make-up lainnya...
Parahnya, para anak muda pencari perhatian ini memiliki jutaan followers. Dan kalau followersnya banyak, bisa menghasilkan pundi-pundi rupiah.
Itulah mengapa perilaku ini menular.
Karena mudahnya orang menjadikan idola dari apa yang mereka lihat. Dan sudah pasti, orientasinya adalah duniawi. Uang, terkenal, dan memiliki apapun yang mereka inginkan.
Pentingnya orangtua hadir dan memahamkan anak-anak akan fitrah seksualnya sesuai dengan tahapan usia anak.
Fitrah seksual berhubungan dengan fitrah keayahan dan kebundaan.
Anak yang fitrah seksualnya tumbuh dan berkembang dengan tepat, akan tumbuh sesuai dengan gendernya.
Seorang anak lelaki yang fitrah kelelakiannya tumbuh, kelak akan tumbuh subur pula fitrah keayahan-nya. Dia akan menjadi ayah yang baik, bertanggung jawab buat istri dan anak anaknya. Mampu menjadi imam bagi keluarganya.
Begitu pun sebaliknya, seorang anak wanita yang fitrah kewanitaannya tumbuh dengan baik, kelak akan tumbuh pula fitrah kebundaannya. Menjalankan kewajibannya sebagai istri dan bunda bagi anak anaknya. Mampu mendidik anak anaknya menyiapkan generasi berikutnya membangun peradaban.
Sekian resume diskusi malam ini.
Semoga menjadi pencerahan bagi para orangtua yang masih bingung bagaimana mengenalkan fitrah seksualitas pada ananda yang masih balita.
Masih dengan materi yang sama seperti sebelumnya yakni menumbuhkan fitrah seksualitas pada anak. Dipresentasikan oleh kelompok Two Become One, yang terdiri dari Rima Melanie, Isti, Ismi Istiqomah, Uswatun Hasanah, Ratna Zahara, Sasha, Putri, Ririf. Kelompok ini mengangkat tema Betapa pentingnya membangun fitrah seksualitas pada anak ini...
Baca tulisan sebelumnya :
Sesuai dengan ayat dalam Al-Qur'an bahwa
سُبْحَانَ الَّذِي خَلَقَ الْأَزْوَاجَ كُلَّهَا مِمَّا تُنْبِتُ الْأَرْضُ وَمِنْ أَنْفُسِهِمْ وَمِمَّا لَا يَعْلَمُونَ
❝Maha Suci Tuhan yang telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa yang tidak mereka ketahui.🙷
QS. Yasin (36) : 36
وَمِنْ كُلِّ شَيْءٍ خَلَقْنَا زَوْجَيْنِ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ
❝Dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat kebesaran Allah.🙷
QS. Adz-Dzariyat : 49
Pertanyaan yang paling mendasar adalah
Dari manakah asalnya LGBT?
Dari manakah asalnya penyimpangan seksual?
Benarkah LGBT itu bawaan lahir?
Benarkah ada orang yang dilahirkan sebagai gay?
Apa penyebab LGBT?
Apakah ada hubungannya dengan rumah?
Dengan ayah bunda?
Pertama,
kita sangkal dengan tegas bahwa LGBT adalah bawaan.Dalam Qur'an surah Adz-Dzariyat ayat 49 sudah dijelaskan bahwa Allah hanya menciptakan laki-laki dan perempuan.
Tidak ada yang lain.
Bahkan banyak penelitian yang menbuktikan bahwa LGBT bukanlah sebagai keturunan. Seperti yang dijelaskan pada tulisan berikut :
Kaum LGBT banyak yang mengaku mengaku secara sepihak bahwa apa yang mereka lakukan adalah karena faktor gen Bio Gen, digadang gadang kalangan gay agar mereka diterima di masyarakat. Mereka menyebutnya gen gay (gay gene theory) atau lahir sebagai gay (born gay).
Tahun 1989, ilmuwan Jerman, Magnus Hirscheld mengenalkan teori "born gay" dan menegaskan bahwa homoseksual itu karena pengaruh gen bawaan. Ia menyerukan persamaan hukum bagi gay. tapi hal ini tanpa ada landasan ilmiah.
Tahun 1991, dua orang peneliti yaitu Dr. Michael Bailey dan Dr. Richard Pillard melakukan penelitian yang membuktikan bahwa homoseksual itu bawaan. Yang di teliti adalah pasangan kembar identik, kembar tidak identik, adik kaka biologis, atau saudara angkat.
Riset ini menyimpulkan adanya pengaruh gen namun gagal menemukan faktor genetik penentu. Riset menyebutkan bahwa diantara mereka yang gay, saudaranya pun terindikasi ikut menjadi gay.
52% pasangan kemabar identik yang gay, saudaranya ikut menjadi gay.
22% pada kembar biasa, 9.2% pada saudara biologis, 10.5 pada saudara angkat.
Akan tetapi gen di kromosom yang membawa sifat menurun tak berhasil ditemukan.
Sesungguhnya riset ini menunjukan bahwa gay adalah perilaku menular akibat pergaulan dan lingkungan (socio genetik) dan salah asuh di keluarga (psychogenic) bukan bawaan lahir.
Riset tadi dilanjutkan Dean Hmer seorang gay.
Dia meneliti 40 pasangan kakak adik homoseksual.
Hasil risetnya mengatakan bahwa salah satu dari beberapa gen yang diturunkan oleh ibu terletak di kromosom Xq28 sangat berpengaruh pada sifat homoseksual.
Teori ini runtuh tahun 1999 oleh Prof. George Rice dari Universitas Western Ontario, Kanada. Menyatakan bahwa hasil penelitian terbaru tidak mendukung adanya kaitan gen X yang mendasari homoseksual.
Penemuan ini didukung oleh Prof. Alan Sanders dari Universitas Chicago.
Secara akal sehat pun kita menolak mentah-mentah tentang adanya LGBT.
Secara fisik pun bisa kita lihat dengan jelas perbedaan alat reproduksi wanita dan pria yang sudah jelas jelas diciptakan sepasang. Bahkan hati nurani pun pasti menolak perilaku menjijikan seperti itu.
Perasaan aneh, rasa bersalah dari pelaku, bayangkan jika mereka benar-benar bersatu dan kemudian melegalkan "sewa rahim" atau donor sperma dalam rangka memperpanjang keturunan?
Sungguh sangat menjijikan!
Dari mana asal LGBT ?
Penelitian-penelitian di atas membuktikan bahwa LGBT disebabkan karena salah asuh (pshyco genic) dan salah budaya atau lifestyle (socio genic) bukan bawaan lahir atau genetis.Salah asuh yang dimaksud adalah Ayah ada, tapi tiada.
Coba sahabat lendyagasshi perhatikan, kebanyakan orang yang terjebak LGBT pasti ada masalah di keluarganya.
Buktinya apa?
Kalo Ayah benar-benar hadir, gak akan mungkin rela melihat anaknya jadi banci, pakai jilbab di youtobe, lalu pake lipen, dan make-up lainnya...
Parahnya, para anak muda pencari perhatian ini memiliki jutaan followers. Dan kalau followersnya banyak, bisa menghasilkan pundi-pundi rupiah.
Itulah mengapa perilaku ini menular.
Karena mudahnya orang menjadikan idola dari apa yang mereka lihat. Dan sudah pasti, orientasinya adalah duniawi. Uang, terkenal, dan memiliki apapun yang mereka inginkan.
Pentingnya orangtua hadir dan memahamkan anak-anak akan fitrah seksualnya sesuai dengan tahapan usia anak.
Fitrah seksual berhubungan dengan fitrah keayahan dan kebundaan.
Anak yang fitrah seksualnya tumbuh dan berkembang dengan tepat, akan tumbuh sesuai dengan gendernya.
Seorang anak lelaki yang fitrah kelelakiannya tumbuh, kelak akan tumbuh subur pula fitrah keayahan-nya. Dia akan menjadi ayah yang baik, bertanggung jawab buat istri dan anak anaknya. Mampu menjadi imam bagi keluarganya.
Begitu pun sebaliknya, seorang anak wanita yang fitrah kewanitaannya tumbuh dengan baik, kelak akan tumbuh pula fitrah kebundaannya. Menjalankan kewajibannya sebagai istri dan bunda bagi anak anaknya. Mampu mendidik anak anaknya menyiapkan generasi berikutnya membangun peradaban.
Jadi,
menumbuhkan fitrah seksual pada anak artinya menyiapkan dua generasi di depan kita..
Sekian resume diskusi malam ini.
Semoga menjadi pencerahan bagi para orangtua yang masih bingung bagaimana mengenalkan fitrah seksualitas pada ananda yang masih balita.
Semoga keluarga kita terhindari segara godaan syetan yang mengatas namakan HAM :(
ReplyDeleteAamiin...
DeleteMenurut ku itu hanya pengaruh lingkungan sejak dini.
ReplyDeleteMisal seperti ada kasus Kekerasan dlm Rumah Tangga di pertontonkan didepan anak atau disaksikan oleh anak.
Maka mental anak yg masih lemah tdk mancerna dri kejadian itu. Maka anak akan berdampak;
1. Trauma,
2. Berubahnya prilaku. Misal bila ia laki-laki dan sering melihat ayahnya korban kekerasan dlm rumah tangga dri perlakuan ibunya, maka ada kemungkinan sianak (laki2) kenak akan membenci (tdk suka) lawan jenis nya perempuan. Sebab dlm kelurganya ia sring menyaksikan Ayahnya (laki2) korban ibunya. Atau sebaliknya.
Kemudian mengenai penelitian seperti dlm artikel mbak Lendy,
"Tahun 1991, dua orang peneliti yaitu Dr. Michael Bailey dan Dr. Richard Pillard melakukan penelitian yang membuktikan bahwa homoseksual itu bawaan."
Anak kembar masih memiliki lingkungan yg sama bukan?
Coba anak kembarnya di pisahin sejak umur max 1 setahun, pasti tidak akan ikut homesek juga seperti saudara kembarnya.
Identifikasi pelaku untuk usia dini tidak memungkinkan,
DeleteKarena mereka belum bisa mengambil keputusan.
Dan untuk memisahkan ruang tumbuh kembang anak, ini agak sulit yaa...
Karena pendidikan yang terbaik yaa...dari orangtuanya.
Masih susah ya kak jelasinnya wkwkwk akupun udah umur 25 jarang banget ngebahas ini sama orang tua. trus kalo ada adegan dewasa di tv aja suka kikuk kalo nontonnya bareng nyokap hahaha
ReplyDeletemakasih sharingnya mba Lendy
ReplyDeleteKemarin aku nonton tayangan logika Ahmad Dhani mba Len, pengakuan seorang LGBT yang lebih ke lesbian, ya ampun ngeri. Dia bahkan bisa membelokkan wanita normal untuk jadi nggak normal. Hati-hati banget ini, udah mewabah banget. Bener mba Len, semuanya kembali dari polaasuh
ReplyDeleteYg ngeri skrg emang byk bgt seleb gram, yutuber yg terang2 ngan bergaya keperempuanan. Byk yg nonton, dan akhirnya byk yg ngidolain. Aku asli ngeri dan gak habis pikir sama org2 yg kaya gitu. Semoga kita dijauhkan dr hal2 itu
ReplyDeleteDalam hal ini peran orangtua dituntut juga ya. Kalau cuek kadang dari tempat bermain dia tau hal trsbt n malah salah kaprah
ReplyDeletejaman sekarang pendekatan ini antara orang tua sama anak penting banget teh, hal ini memang harus dijelaskan biar anak2 jadi paham
ReplyDeletePeran orang tua penting sekali ya mbak, memang kalau dibiiarkan begitu saja bisa bahaya. LGBT merajalela dimana-mana, ngeri euy
ReplyDeleteBetuuullll banget mba .. semuanya tergantung dari didikan dari orang tua baik ayah dan ibu. Karena LGBT itu biasanya karena faktor lingkungan sih mba..
ReplyDeleteIlmu banget nih baca tulisan ini. Bermanfaat dan bisa jadi bahan ajar buat anak nanti.
ReplyDeleteHmmm, dulu ada juga teman yang curhat masalah gay mbk,
ReplyDeleteKatanya yang dia dan kaum nya alami faktor nya adalah kekecewaan pas pacaran,
ditinggalin cewe nya lah, di selingkuhin bla bla bla. dan akhirnya mereka lebih memilih dengan sesama pria yang enak di ajak curhat dan ga pernah nyakitin dia, selalu ada saat suka sedih, selalu care, ujung nya ya itu, dari normal, karna kekecewaan jadi lah LGBT. -_-"
makasih mbak lend, untuk info-info penelitiannya
ReplyDeleteAlhamdulillah adekku (cowok) ngikutin umur fitrah seksualitas. sekarang-sekarang ini dekat sama Ibu dan aku, umurnya 15 tahun, Inshaa Allah anti pacaran.
Beda dengan aku, yang Ayah kurang pandai untuk dekat dengan aku, hasilnya aku saat SMP SMA tertarik dengan lawan jenis deh, pas SMP sempat pacaran, saat kuliah pacaran juga, tapi ini udah putus kok. Alhamdulillah udah dikasih hidayah, hehe
perihal LGBT, sahabatku cowok juga cenderung feminim. alasannya sederhana, ya faktor lingkungan, kurang dekat dengan ortunya karena sibuk, lalu dekatnya dengan ART nya yang perempuan, yang sukanya nonton drama ftv.
ReplyDeletesedihnya dia sampe jadi bahan bullyan oleh teman2 lain
aku gak memungkiri, kalo dia sering banget nelponin aku, tapi yang dibahas adalah cowok. dia kalo cerita bahagiaaa bagnet. tapi kalo kadung dicuekin, eh marah2nya ke aku. kadang aku mikir, ini yang dia rasakan itu perasaan suka atau kagum? kalau suka, jelas dilarang ya, soalnya sama jenis. kalau kagum, hmm, mungkin. bisa jadi kagum karena ingin punya body dan face seperti dia, tapi salah penafsiran. hahaha.
tapi mbak lend, dua pekan yg lalu, sahabatku wa aku, dia bilang kalo dia lagi jatuh hati. bahagiaa banget. lalu kutodong, awas kalo yg lu suka cowok. dia bilang enggak, ya jelas cewek lah.
Alhamdulillah... aku lega nggak karuan... hahaha
Harusnya memang ada teman yang mengarahkan.
DeletePaling engga, bisa jadi telinga buat dia cerita.
Keren banget kamu, Roos...
Lingkungan juga berperan besar, selain pola asuh. Ya Allah semoga dijauhkan..
ReplyDeleteMba, permisi nanya ini buat NHW ya? aku baru gabung IIP, di Batch 5 kelas matrikulasi, katanya NHW bisa dikumpulin via link blog atau drive. kalau lewat link blog gini lumaya ya, sekalian belajar, sekalian update postingan blog hehe
ReplyDeleteKalau di Matrikulasi namanya NHW.
DeleteTapi kalau aku, kelas Bunda Sayang (setelahnya Matrikulasi) namanya Learning by Teaching.
Duh kalau baca tentang LGBT pengen kekepin anak-anak, padahal tanpa sadar sebagai orang tua sering melakukan kesalahan yang mungkin memicu erilaku-perilaku yang kurang baik pada anak, introspeksi terus-terusan nih sebagai orangtua
ReplyDeleteDengan melibatkan kerjasama orangtua, dan keimanan pada Tuhannya (apapun itu sebutannya untuk sang Maha Pencipta), insyaaAllah anak2 kita terbebas dari perilaku seperti itu. Aamiin ya rabbal alamin :)
ReplyDeleteMashaAllah mba aku baca tulisan langsung deg. Betapa besar tantangan orangtua jaman now. Pentingnya menumbuhkan fitrah seksualitas pada anak sesuai gendernya.
ReplyDeleteBtw. Aku ngulang matrikulasi mbak, jadi belum nyampe Bunda Sayang huhu. Doakan aku gak malas ngerjain NHW hihi. Ayok mbak pulkan Surabaya, meet up yoook :D
Huwwaaa....siyaap.
DeleteSerap ilmu dari mba Septi.
Ngeri memang masalah LGBT ini. Tapi itu semua pun perlu kita arahkan jangan sampai dia salah. Semoga orang disekitar kita selalu dalam jalan yang benar ya
ReplyDeleteSegala masalah memang membuat pertumbuhan anak terganggu, tetapi kita enggak bisa menggarisbawahi semua yg LGBT memiliki keluarga bermasalab.
ReplyDeletePada dasarnya sih komunikasi orangvtua anak memang penting
Membangun seks anak sesuai fitrah ini memang PR besar utk para orang tua di tengah maraknya LGBT dan rata2 mereka telah di rusak sejak kecil. Mudah2 semua anak laki perempuan bisa tunbuh besar sesuai fitrah seksualitasnya
ReplyDeleteLGBT sih memang horor banget menurut saya pribadi. kelakukan menyimpang seperti itu jangan sampai terjadi kepada anak sodara kita yang masih dalam tahap pertumbuhan. kita sebagai orang tua harus memberikan ekstra pengetahuan kepada si anak supaya mengerti dan tahap peran gendernya seperti cowo peran seperti apa aja yang seharusnya biar jd cowo. terus kalo cewe peran cewe apa aja seperti memasak dan segala macamnya.
ReplyDeletePenting banget ngebentuk self defense bagi anak zaman now. Pergaulan yang luas ditambah mudahnya mendapat informasi membuat semua yang ingin diketahui dapat gampang dicari. Orang tua harus menjadi sumber paling haqiqi buat anaknya agar setiap informasi dan kebwnaran hanya berasal dari orang tua. Jadi ortu harus update terus nih
ReplyDeleteSalut Mbk sudah nulis ini. Kebanyakan blogger takut nulis tema LGBT karena para pendukungnya sangat kompak. Kuatir di banned. Insya Allah aku juga mau nulis biar edukasi bahaya LGBT makin dikenali. Ini peran semua masyarakat agar waspada.
ReplyDeleteLBGT udah makin marak, kudu hati-hati.
ReplyDeleteUntuk aku yang belum punya anak ini, bakalan hati-hati banget membangun fitrah dan membimbing anakku mba. Makasih edukasinya mba Len
Bener banget
ReplyDeletePeran kluarga itu penting
Sy ada melihat anak yg dulu ke banci bancian jd lekaki yg macho
Lingkungan jg berpengaruh
Harusnya mereka yg punya potensi atau mulai tampak kecendrungan LGBT hrd dijauhkan dr lingkungan yg salah atau berpotensi makin membuat mereka makin parah
Anakku laki2 dan perempuan. Duh...deg2an aku baca tulisannya mbak Len, semoga anak2 kita dijauhkan dari hal2 demikian ya mbak..
ReplyDeletePola asuh...emang penting ya mba..
ReplyDeleteJadi takut ...
Semoga anak-anak kita...dijauhkan dari lbgt ini...amiin..
subhanalloh.. anak2 kita memang harus di didik dan dibesarkan dengan kasih sayang ya mba. mngkin mereka yang terkena LGBT punya pengalaman buruk dikeluarga atau lingkungannya.
ReplyDeletesemoga jangan ada lagi orang2 yang punya pemikiran melenceng, ingin melegalkan LGBT,, naudzubillah himindalik.
Selain pola asuh dari orang tua, lingkungan juga berperan penting. Apalagi pada zaman di mana semua hal gampang diakses seperti sekarang ini. Semoga kita dijauhkab dari LGBT ya mbak.
ReplyDeleteAku suka bacanya, Teh Len, aku ga merasa ada nada menggurui, nuding atau ngajak war-waran. Aku jadi inget temen smpku dulu. Dia cowok dan kemayu banget, suka diledekin. Aku pun termasuk yang suka becandain dia. Duh mudah-mudahin temenku ini masih tetap dalam fitrahnya sebagai cowok.
ReplyDeleteMasalah ini emang agak sensitif ya tpi anak harus diedukasi tentang hal ini agar tidak terjebak nantinya
ReplyDeleteAku rasa baiknya memang didik sejak kecil, dan perlu adanya peran kuat dari orang tua juga. Karena kalau sudah terjerumus hal yang nggak baik, tentu hal pertama yang kena ya orang tua. Siapa dia, anaknya siapa?
ReplyDeleteMakannya itu sangat penting peran orangtua, dan perlu juga adanya semacam kajian aku rasa, maksdnya biar anak-anak atau siapa saja lebih hati-hati terhadap lbgt, dan bisa menghindarinya, ya, karena itu nggak baik..
Maksih lho, Teh, sharingnya..