Be Wise On Social Media
Hari gini ada yang gak punya social media?
Sungguh?
Sungguh?
Bahkan anak usia 4 tahun saja ada yang sudah dibikinin akun facebook sama ibunya.
Apa tujuannya?
Saya kurang tahu siih...tapi kalau ada foto sekeluarga gitu, anaknya bisa di mention. Haahha...
Sebegitu pentingnya kah sosmed jaman sekarang?
Ada yang gak kenal sama lambang sosmed yang saya pasang pada gambar di atas ini?
In syaa allah kenal semua yaa...
Kalau gak kenal, kenalan dulu giih...hehhe...
Sudah bijakkah kita bergaul di sosmed ini?
*saya pun menanyakan hal yang sama ke diri saya sendiri, apalagi setelah membaca ulasan dari Blogger beken, mbak Indah Juli, atau yang akrab dipanggil Makpuh ini tentang :
Medsos Ajang Curhat.
Percaya gak percaya, sepertinya semua orang pernah melewati masa-masa gak jelas saat masih remaja. Eh...kalau ada yang gak nglewatin masa alay, berarti imannya sudah stabil, yaa ga siih? Barakallah...
Sebelum demam facebook, saya melewati masa-masa curhat di medsos dan segala bentuk "keajaiban" saya saat itu, saya pajang di friendster, namanya. Mirip-mirip facebook siih...upload foto, lalu kasih caption, dan berdatanganlah komen dari friendlist kita. Adakah yang mengalami masa-masa ini?
Bedanya,
HP dan internet jaman dulu, gak seperti saat ini. Dulu, HP masih pakai keypad. Warna saja baru "kaya" setelah saya duduk di bangku kuliah. Menikmati HP kecil dengan warna yang cantik. Kamera yang pixelnya masih pas-pasan. Tapi cukup laah...untuk pamer ke seluruh pelosok negeri tentang kehidupan saya saat itu, tentang persahabatan sampai mantan. Upps!
*it's okay, mantannya sekarang sudah jadi Abinya anak-anak kok. Heehhe...^^
Masa FS berakhir, berganti masa-masa kejayaan FB alias facebook. Buku wajah. Awalnya heran, kenapa pamor si FS ini bisa turun yaa...? Padahal fans nya sungguh mengagumkan saat itu. Kalau ketemu temen yang belum dikenal, pasti tanya,
"Kamu punya FS gak...? Nickname nya apa?"
Oh ya,
hiburan lain yang saya cari dahulu ketika internet masih hanya ada di warnet (warung internet) dekat rumah. Dengan membayarkan uang Rp 5000/jam, saya bisa bermain FS dan chatting. Sama siapa? Sama orang yang baru dikenal di dunia maya. Siapa saja. Tidak terbatas usia dan gender.
Begini tampilan mIRC yang nge-hits banget pada jamannya |
<imut> Hai, asl pls
<s1outthere> lina f 18
Hiihi...gitu doank bisa ngabisin waktu berjam-jam di warnet. Betah banget buka banyak tab hanya buat chatting. Hadeeuh...*geleng-geleng kepala.
Anak sekarang bagaimana?
Lebih mudah lagi. Karena jaman makin canggih. Semua ada dalam genggaman. Tinggal langganan paket internet untuk sebulan, maka semua aplikasi sosmed bisa langsung aktif.
Gimana gak banyak kejahatan yang terjadi?
Selain aplikasi whatsApp, yang beken di kalangan anak-anak muda adalah aplikasi Line. Banyak iklan dan bahkan bisa invite orang yang tidak dikenal sekalipun asal masuk dalam jangkauan sinyal Line mu. Semudah itu?
Hu umm...!
Beberapa hal bijak yang harus dilakukan dalam bersosial media :
1. Jangan gampang baper alias (Bawa Perasaan)
Ini adalah contoh "Bagaimana Menyikapi Komentar Negatif" dalam social media. Source : Pinterest. |
Kalau masalah baper, pernah juga tuuh...ngalamin.
Melihat orang foto di depan Ka'bah berdua dengan pasangan atau foto dengan pose sambil berdoa. Aahh...atulaa, kenapa sempat puputuan di depan rumah Allah?
But,
Try to think positive.
Semoga Allah segera memanggil saya dan suami honeymoon ke Baitullah dengan seringnya melihat foto Ka'bah.
Aamiin.
Baper yang lain,
*banyak amat yaa..?
Saat ada salah satu teman yang foto saldo ATM. Ommoo~~
Dia ingin menunjukkan betapa suksesnya bisnis yang ia jalankan. Tapi...asa gimana gitu yaa?
Atau ada teman yang nulis status,
"Barusan dapet transferan dari bisnis yang aku jalanin.
Kaget dan gak nyangka."
Errgg...
Iya ya...itu salah satu strategi marketing yang dia pilih. Tapi asa gimanaaa gitu.
Apa cuma sayanya aja yang baperan?
2. Kalau tidak mau dapat komentar negatif, sebaiknya dipikirkan dulu apa yang akan kita tulis dan kita posting (foto, misalnya).
Jangan sampai kita menyalahkan orang lain karena perbuatan kita sendiri yaa...
Because they write what they're thinking.
3. Karena dunia maya itu luas.
Kita bisa menjelajah ke manapun tanpa batas.
Mau nonton streaming drama Korea...? BISA.
Mau nonton film dari belahan dunia manapun? BISA.
Karena itu, pintar-pintarlah menyaring segala informasi yang dilihat, dibaca, dan ditonton. Dan satu lagi, jangan asal SHARE.
Pernah kejadian di grup whatsApp. Entah berawal dari grup yang mana, ada berita mengenai seseorang meninggal. Ehh...ternyata, orangnya masih asik karulilingan. Kan kasian kalau begitu sama pihak keluarganya.
Jadi mulai sekarang, teliti saat membaca dan share.
Apakah tulisan tersebut dari sumber terpercaya atau hanya berasal dari majalah gosip yang suka nongol di sebelah kanan facebookmu?
Hahha....
4. Dan di dunia maya, kita bisa menjadi siapapun.
Kalau kata mbak Indah, dunia maya itu abu-abu. Hitam dan putih.
Tapi,
more than that . . .
Dunia maya itu kaya warna.
Saya ingin dikenal sebagai lendyagasshi yang kalem, sholiha dan sayang dengan sama keluarga. Maka saya bisa mewujudkannya dengan postingan tulisan atau postingan foto yang berkaitan dengan itu. Maka semua mata akan berpendapat seperti apa yang mereka lihat.
Si A yang sekarang lagi happening dan menjadi viral dimana-mana.
Ia sosok gadis remaja yang mudah bersosialisasi, tajir, kreatif dan sekaligus mudah sekali curhat di sosmed.
Maka apa yang bisa kita pelajari dari sana?
Bahwa kita jangan mudah menilai seseorang dari apa saja yang ditampilkan. Bisa jadi itu memang dirinya yang sebenarnya, namun banyak kali, mungkin mereka hanya ingin terlihat pada dunia bahwa mereka "baik-baik" saja.
Don't take it too deep laah...
Seperti yang saya katakan sebelumnya. Jangan terlalu baper sama postingan orang lain.
Kalau positif, ambil hikmahnya.
Tapi kalau negatif, mari kita jadikan positif. Caranya?
Yaa...jangan dicontoh laah...
Kalau kata Rasulullah,
Amar ma'ruf nahi munkar.Mengajaklah pada kebaikan dan meninggalkan keburukan.
Kalau kita bisa mengajak dengan kebaikan, maka lakukanlah. Minimal dengan kata-kata dan mencontohkan perbuatan yang baik dan sopan. Kalau tidak berhasil mengajak pada kebaikan, maka doakanlah. Karena hanya Allah lah sang Maha Pembolak Balik hati manusia.
Itu beberapa tips yang saya terapkan sendiri dalam kehiduan saya. Karena saya orangnya baperan. Mencoba untuk tidak terlalu peduli dengan dunia maya. Kalau saya suka, saya like. Kalau engga, tinggalkan. Dan gak berusaha ingin tahu banget alias kepo.
Kecuali kalau ada seseorang yang berilmu, maka keingintahuan saya biasanya meningkat.
Dibilang kuno, biarlah.
Dibilang gak punya pendapat, ya sudahlah.
Daripada berpendapat tapi malah menyakiti orang lain dan membuat beberapa hati terluka. Heuu...jangan yaa...
Jadi, sayapun mohon maaf kalau ada hati yang terluka karena saya yaa..
Sungguh,
tidak pernah berniat demikian.
Naaah,
jadi be wise on Social Media yaa...
karena semua mata, tertuju padamu.
Jadi, bagaimana pendapat teman-teman tentang social media?
Salam hangat,
Huwaaa... nostalgia FS n MIRC XD
ReplyDeletekece banget tulisannya mbaa.. *lopelope
Uni dulu punya FS...?
Deletehiihii...engga percaya ah!
Sosial media itu tempat buat nyari duit kalau saya Mba hahahhaa :D
ReplyDeleteDulu...iya juga.
Deletetapi sekarang sedang stop memanfaatkan sosmed sebagai mesin pencari uang.
huhhuu....
Eh, itu sapa yg 4 tahun dah punya akun Facebook? Kepo nih
ReplyDeleteAnakku yang mau 11 tahun aja blm punya.
Anaknya temen mba Ety.
DeleteKurang kerjaan banget si mamah.
Kadang kalo chat, pake akun nama anaknya itu...
Duu...du...duu....
Yang paling keren dari FS itu bisa tahu siapa yang suka kepoin profil kita... hihi... Jaman dulu, kalo g FS, chatnya paling pake YM. Tapi seneng, YM awal mula semau teman sma seangkatan ketemu lagi... Dan sekarang, WAG teman seangkatan selalu penuh dengan cerita. Serasa dekat, padahal masing2 entah ada dimana...
ReplyDeleteBenar, teknologi komunikasi memang sangat memudahkan buat kita. Yang penting dikuatkan terlebih dulu pondasi akidah, supaya mengerti rambu-rambunya...
Apa bagusnya YM siih, teh?
Deleteheehe....dulu pake YM pas LDR sama Abi doank...itu harus ke warnet. Wallaa....
Atau sama kaka di LN.
Cuman sebelnya YM itu mesti punya email siih...padahal hari gitu...belum ngerti fungsi email apa..*dih...norak. Maklum yaa, teh...anak SMP. Cupu.
Bener, teh...
anak-anak sekarang telalu mudah mengakses sosmed. Jadi suka sebel kalo ada anak yang cuek sama lingkungan karena sedang main gadget.
Wuaa.. mba. Saya malah ga kenal semua lambang di gambarnya. Harus belajar lagi ya. Kudet.
ReplyDeleteTapi setuju sama Mba Lendy. Perlu banget buat kita untuk bijak bermedsos bukan malah menolak ya. Soalnya kalau menolak malh banyak efek negatifnya juga.
Perlu juga buat ortu menjadi teman anak dalam bermedsos. :-)
Seneng dikunjungin teh Ira Dunia Biza \../
DeleteIni yang sebenarnya masih jadi pertanyaan saya, teh Ira.
Kalau nulis apa di depan anak-anak?
Kan butuh waktu yang lama untuk nge-draft.
Cieee...yang pernah mengalami masa Friendster :D :D
ReplyDeleteSetuju dengan yang jangan baperan kalo bermedsos. Tapi tetep aja sih, medsos sering bikin baper dan laper :D Tapi di sisi lain, menurutku tetep perlu bertoleransi juga di medsos :)
setelah berteman dengan para Bloher, apalagi food blogger...saya positif jadi sering lafer dan bafer.
DeleteHahha....
Jleb banget postingannya, tertohok daku :)
ReplyDeleteBerusaha nggak baperan, karena tau banget sosial media itu gampang bikin kita tersulut.
Thanks postingannya, maaf telat menyambangi blog ini :D
Baru pertama mampir kesini. Itu owl nya lucu banget... :)
ReplyDeleteHaturnuhun teh Virly sudah berkenan mampir dan ngasi komentar...
DeleteBaru pertama mampir kesini. Itu owl nya lucu banget... :)
ReplyDeleteAsl pls..pertanyaan wajib utk mulai chatting di mirc, xixixi
ReplyDeleteHayooo...mba Diba pernah ngalamin yaa...?
Deleteheehhe....ngetik itu teh bisa secepat kilat teh...apalagi kalo ada yg nge ping!
hoohooo...
iyak, mau ngemedsos, kudu sangu yg namanya wise , biar tdk trjebak di rponlematika dunia medsos *aseg :)
ReplyDeleteKalau saya sudah (sok) wise teh Inda...hiikks..
DeleteKarena tulisan mba Indah, jadi berasa makin banyak salahnya.
pertama kali mampir ke sini dan langsung suka :)
ReplyDeletesaya pertama kali kenal sosmed yah FB Mba, sosmed yang sebelum FB gak ada yang saya tahu *kuper*. jadi ingat pertama kali punya FB, status yang saya tulis itu alay banget, makanya kalo diingatkan sama facebook tentang memory beberapa tahun lalu biasanya saya malu untuk share kembali, hihihi :D
Alhamdulillah, gak mengalami masa alay yang berkepanjangan berarti teh Ira.
DeleteHihhii....iyaya teh, maluuu...
Setuju banget apapun medianya, tujuannya mengajak kebaikan dan meninggalkan keburukan :) salam hangat dari Sidoarjo :)
ReplyDeleteSalam kenal mba Vanda.
DeleteSaya aslinya dari Surabaya, mba ..
Mudah-mudahan bisa makin banyak kebaikan yang ditebar yaa, mba..
Aku hanya ngeshare hal2 yg positif aja, spt prestasi2 muridku biar jd contoh temen2nya tp ada aja yg baper dia show prestasi muridnya biar orang2 tahu klo yg bikin muridnya kyk gitu gurunya....hehehe...trus gimana?
ReplyDeleteSaya pun sering ngalamin gitu teh...
DeleteBaper kalo Ibu lain lebih banyak share kegiatan bersama anak.
Da saya mah...cuma gini-gini aja.
Tapi diambil positifnya, saya jadi gak susah cari ide kalo mau berkreasi. Tinggal klik ke blognya atau IG nya.
*bank ide kreasi
suka sama tulisannyaaaa... ih semua yang mba bilang bener banget lho, jlep gitu di ati.
ReplyDeletedan kesimpulannya aku setuju sama point yang terakhir, 'be wise on sosmed'
tfs mbaa :)
oh ya, salam kenal :)
salam kenal teh Merida,
Deleteterimakasih sudah mampir, teh...
Semoga kita dijauhkan dari sikap-sikap merugikan diri sendiri apalagi orang lain.
Aamiin.
Salam kenal mbak :)
ReplyDeleteSetuju banget sama postingan ini dilarang baperan kalo udh nyemplung di dunia sosmed n kalo aku suka share yg happy2 aja lah biar orang yg baca ikutan happy tra berusaha ga koment2 yg nyinyir gitu
Salam kenal, mba Muna.
DeleteIya teh....suka ikutan sedih kalau ada yang share anak di infus.
Malah dulu ada temen yang cerita kalau dia pingsan di pesawat sampe di tandu ke RS. Lengkap cerita dan foto.
Kok bisa sempat-sempatnya moto yaa?
*ternyata suaminya fotografer. ohh noo.....
Mba Lend, asik tulisannya. Keren! Pernah ngebahas tentang sosmed juga sama suami, 1 kesimpulan yang mesa catet, cara masuk ke sosmed itu relatif mudah banget, setiap orang hampir pasti bisa bikin akun. Tapi perlu hati dan diri yang 'siap', buat mengelolanya. Hiks, bismillah. Luruskan niat. Suwun ya mba
ReplyDeleteApa aku doang di sini yang nggak tau apa itu Mirc? Hahaha. Ndeso banget ya *___* tapi memang tinggal di kota kecil membuatku tertinggal dalam hal teknologi. Tau Friendster juga pas udah merantau di Jakarta, hihihi
ReplyDeleteSetuju pisan sama poin-poinnya Mba Lendy^^
Mlrc saat SMA, paling seneng kalau kenalan sama mahasiswa teknik wkwkwk. SKrng kalau dipikir2 ngeri, gmn kalau pas itu ditipu ya? hiiihh
ReplyDeleteAku dari kapan cuma wacana mau nulis soal kebaperan gara-gara media sosial. Aku juga kadang suka baper. Manusiawi kayanya. Tapi ya ga usah terus jadi nyinir ya....
ReplyDeleteMIRC! Duh tempat aku menemukan cinta itu ahahahahahw jadul banget ih
Ini postingan bikin nostalgia banget hahaha
ReplyDeleteDulu aku masih main sosmed sesuka hati, lalu awal 2013 lalu aku ditegur habis-habisan buat lebih memerhatikan banyak hal. Akhirnya sedikit demi sedikit mulai mengubah. Sampai sekarang masih belajar juga sih.
Ada memang yang menggunakan sosial media untuk berbagi kebaikan tetapi ada pula yang sudah dimanfaatkan demi kepentingan tertentu. Kembali pada kita untuk memilih dan buat barikade bagi yang merusak
ReplyDeleteKita mirip2 Mbak Lendy, saya lebih memilih diam untuk pembahasan di dunia maya yg belum jelas juntrungannya. Tak apalah dianggap kudet, yang penting hati tenang.
ReplyDeleteHi asl pls... Hihihi aku kecanduan banget mirc dulu mbak. Candu main gamenya juga sampe2 pas ada HP, aku donlod aplikasi chatnya
ReplyDeleteAku aku aku. .. Socmed itu tempat jualan. .
ReplyDeleteXixixix. .
Beli di kita aja kaka. .
#ups tp setuju sih. . jualan di socmed jg musti wise, ga boleh spam sembarangan, ga boleh baperan. . 11-12 jg sih sama yg pribadi. .