Fakta Penyakit Kusta
Bismillah,
Fakta Mengenai Penyakit Kusta - Hola sahabat lendyagasshi.
Kali ini, aku mau menuliskan mengenai pentingnya melihat potret bangsa Indonesia mengenai penyakit kusta. Bagaimana penyakit ini masih ada di Indonesia? Apa penyebabnya?
Fakta Seputar Penyakit Kusta
Fakta 1 : Kusta adalah penyakit hasil dari guna-guna atau penyakit turunan
Fakta bahwa penyakit kusta di Indonesia masih menjadi penyakit peringkat ke 3 terbanyak di dunia. Alangkah sedihnya ketika masih banyak pula orang yang berpendapat bahwa kusta ini adalah penyakit guna-guna atau penyakit kutukan bahkan karena kurangnya edukasi, penyakit kusta juga menjadi ketakutan bagi keluarga yang salah satunya sudah terkena penyakit ini duluan.
Momok kusta menjadi penyakit turunan nyatanya adalah tidak benar. Sebab dengan pengobatan yang benar, maka penyakit kulit ini bisa disembuhkan.
Fakta 2 : Kusta adalah penyakit kulit menular
Benar sekali, bahwa kusta adalah penyakit yang menular dan menyerang kulit, saraf tepi, dan jaringan tubuh lainnya, kecuali otak. Dan disebabkan oleh kuman kusta (mycobacterium leprae). Meski begitu, kusta tidak mudah menular dan termasuk dalam kategori penyakit tropis terabaikan (neglected tropical disease), karena sudah ada sejak tahun 1400 SM dan masih ada hingga kini.
Fakta 3 : Kusta bisa disembuhkan
Tingginya angka penderita kusta di Indonesia karena masih minimnya informasi di masyarakat mengenai penyakit kusta dan terlambatnya penanganan orang yang memiliki gejala kusta, sehingga apabila terlambat ditemukan atau tidak diobati, kusta dapat menyebabkan disabilitas. Juga masih tingginya stigma dan diskriminasi terhadap orang dengan kusta atau orang yang pernah mengalami kusta (OYPMK).
Fakta 4 : Gejala awal kusta tidak menyakitkan
Ya, karena gejala awalnya hanyalah terdapat bercak di kulit yang mati rasa (tidak gatal) dan berwarna keputihan (seperti panu), tetapi mati rasa, itu yang membedakan dengan panu. Atau juga bercak berwarna kemerahan.
Kemudian, adanya penebalan saraf. Misalnya seperti orang kejedug, maka saraf akan otomatis menebal (benjol).
Gejala lain dari penyakit kusta adalah adanya gangguan fungsi saraf. Biasanya fungsi saraf adalah untuk motorik (bergerak), fungsi sensorik (rasa) dan otonom (seperti berkeringat). Bila terkena kusta, maka terdapat gangguan-gangguan dalam fungsi saraf tersebut.
Contohnya seperti bila kusta mengenai mata, maka matanya akan sulit menutup. Bila kusta mengenai tangan, maka tangannya akan mati rasa atau kebal. Bahaya yang paling parah adalah, organ yang terkena kusta bisa menjadi lumpuh.
Fakta 5 : Gejala berikutnya terkena kusta adalah ditemukan bakteri
Namun ini tidaklah mutlak, karena tipe kusta ada 2 yakni kusta kering dan kusta basah. Pada kusta kering, tes bakteri ini tidak ditemukan (PB : Pausi Sasiler), namun bila jenis kusta basah, saat tes bakteri akan diketemukan bakteri (MB : Multi Basiller).
Fakta 6 : Penularan kusta bisa terjadi jika kontak terus menerus dengan penderita
Faktanya bahwa kusta ini bisa menular namun tidak cepat, dalam artian penularan terjadi bila penderita kusta yang tidak diobati kontak dalam waktu yang lama dengan orang sehat di sekitarnya melalui pernapasan.
Tidak semua orang bisa dengan mudah tertular usta, karena yang tertular hanyalah sebagian kecil orang yang mempunyai daya tahan tubuh rendah terhadap kusta. Namun, jika ada salah satu anggota keluarga yang terkena kusta dalam jangka panjang, maka seluruh anggota keluarga harus diperiksa dengan teliti apakah tertular kusta atau tidak.
Fakta 7 : Manusia dibekali kekebalan tubuh alami terhadap penyakit kusta
Faktanya, penyakit kusta memang menular, namun 95% dari penduduk memiliki kekebalan alami terhadap kusta sehingga tidak tertular dan hanya 3% penduduk yang bisa tertular dan bisa sembuh dengan sendirinya. Hanya 2% yang bisa tertular dan membutuhkan pengobatan.
Sumber penularan untuk penyakit kusta yang bisa menular adalah bila terjadi pada enderita kusta basah yang belum diobati.
Fakta 8 : Pencegahan penyakit kusta adalah dengan minum obat
Kuman dari penyakit kusta memiliki masa inkubasi, sekitar 5-10 tahun. Jadi tidak mudah kusta menjadi sakit. Dan faktor-faktor seperti daya tahan tubuh, gizi dan sanitasi lingkungan di rumah, misalnya rumah yang cukup cahaya matahari.
Kontak yang erat bisa ada kemungkinan terkena panyakit kusta, namun bisa diobati dengan obat yang dikonsumsi secara teratur dan obat ini bisa diperoleh dengan mudah di puskesmas. Untuk bayi, pencegahan kusta bisa dengan memberikan imunisasi BCG. Pemberian obat sebagai langkah pencegahan ini diberikan agar memutuskan tali penularan penyakit kusta.
Fakta 9 : Pengobatan penyakit kusta berbeda-beda tergantung jenisnya
Bila terkena kusta kering (PB) maka diberikan obat sebanyak 2 macam dan diminum rutin selama 6 bulan. Sedangkan kusta basah (MB) maka diberikan obat sebanyak 2 macam dan diminum selama 12 bulan. Pemberian obat ini harus lengkap dan teratur, tidak boleh terputus.
Obat kusta yang biasa digunakan adalah antibiotik seperti Rifampicin, Dapsone, Lampren, Clofazimine, Ofloxacin, dan Minocycline. Biasanya saat masa pengobatan, mungkin akan mengalami efek samping seperti ruam kulit kemerahan, kulit kering dan terkelupas, hingga nyeri sendi.
Keberhasilan pengobatan tergantung pada penemuan dan pengobatan secara dini, kepatuhan penderita untuk berobat secara terus menerus tanpa terputus, dukungan dari berbagai pihak terutama keluarga, dan petugas nakes yang terampil saat menangani panderita kusta dengan gejala yang sudah parah.
Fakta 10 : Nama lain kusta adalah lepra
Lepra berasal dari bakteri kusta yang bernama (mycobacterium leprae) atau leprosy dalam bahasa Inggris. Ada banyak sekali penamaan kusta di dunia ini.
World Leprosy Day atau Hari Kusta Internasional diperingati setiap tahunnya pada tanggal 25 Januari. Dan melalui peringatan hari ini diharapkan semakin sedikitnya orang yang terkena penyakit kusta, memutuskan mata rantai penyakit kusta dan mencegah kecacatan baru atau kecacatan yang lebih parah.
Begitulah fakta mengenai penyakit kusta yang ada di sekitar kita terutama Indonesia sebagai penderita peringkat nomer 3 dunia. Semoga dengan pencegahan dan informasi yang benar mengenai penyakit kusta ini, maka semakin sedikit masyarakat yang menderita penyakit ini. Kesembuhan dan kesehatan akan membawa Indonesia menjadi negara yang kuat.
Dukungan terhadap penderita pun sangat dibutuhkan. Dukungan ini dapat berupa pemberian lapangan pekerjaan bagi penyandang disabilitas lepra dan tidak mengucilkan para penyandang penyakit kusta, namun justru membawa mereka ke balai-balai kesehatan yang ada di sekitar kita.
Ya,
Bagaimana sahabat lendyagasshi?
Bagaimana sahabat lendyagasshi?
Kini sudah semakin memahami mengenai penyakit kusta yaa.. Semoga Indonesia bisa semakin menurunkan prevelensi penderita penyakit kusta dari tahun ke tahun dan menuju Indonesia sehat.
Indonesia, tetap semangat!
With love,
Nah, sippp jadi makin paham serba/i penyakit kusta.
ReplyDeletesooo, jangan kucilkan survivor kusta ya
kasihaannn
Wah Eny baru fakta2 si penyakit kusta ini, jadinya lebih tau deh mba biar bisa aware juga kan yaa
ReplyDeleteTernyata bisa disembuhkan ya? Soalnya selama ini kalau ada penderita kusta ya begitu aja, menerima nasibnya saja.
ReplyDeleteIya sih aku taunya kalau kusta tu menular jd sebaiknya gak kontak sama penderita, ternyata yang berisiko kalau kontaknya erat banget, terus menerus gtu ya.
ReplyDeleteBaru tahu jg kalau kusta tuh sama dengan lepra
Terima kasih banyak sudah share mengenai penyakit kusta ini, aku pernah denger juga nih kalau ada yang namanya kampung penyakit kusta gitu jadi disana penderita semua. Untuk gejala awal kusta tidak begitu terlihat dengan jelas ya kak untuk pastinya itu penyakit kusta mungkin dari pemeriksaan medis lebih lanjut.
ReplyDeleteIya, sejak zaman dulu, bahkan di negara maju pun pernah menganggap kusta sebagai penyakit guna-guna. Aneh ya.
ReplyDeleteBaca tentang kusta saya jadi ingat novelnya Agastha Cristhie. Kalau tidak salah berjudul di Negeri Antah Berantah. Ntar cek lagi aah
Dulu aku lebih sering dengar lepra sih daripada kusta. Makin hari makin jarang dengar, semoga aja jarang dengar ini pertabda baik bahwa penyakit ini tidak banyak lagi ya
ReplyDeletejangan sampai penderita yang sudah sembuh dikucilkan deh, karena mereka bisa hidup normal. mereka juga bisa diberdayakan untuk perekonomian
ReplyDeleteKita harus memberikan semangat yaa kak, untuk teman teman yang sedang proses penyembuhan biar tetap kuat.
ReplyDeleteDuh ternyata Indonesia masih menempati peringkat ke 3 ya, miris banget apalagi di era zaman now. Yang paling fatal dari kusta ini kan bisa menyebabkan disabilitas, ini nggak hanya menyerang fisik tapi juga mental dan produktivitas manusia.
ReplyDeletekusta jika tidak diobati akan menjalar kemana-mana gejala kusta antara lain· Mati rasa di kulit, termasuk kehilangan kemampuan merasakan suhu, sentuhan, tekanan, atau rasa sakit
ReplyDeleteSedih banget banyak yang menganggap kusta sebagai penyakit dari guna guna. Mungkin ini ya yg bikin mereka enggan berobat, padahal penyakit ini bisa disembuhkan dan Kita pun sebenarnya punya kekebalan terhadap penyakit ini
ReplyDeletePadahal pemyakit kusta itu penyakit zaman purba ya. Sedih dan miris di negara kita masih banyak yang menjadi penderita penyakit ini. Belum lagi stigma negatif tentang penyakit ini. Semoga edukasi positif agar para penderita segera diobati dan tidka menulari yang lain ya mbak len
ReplyDeleteIndonesia masuk peringkat 3 lumayan tinggi juga ya mbak. Kesadaran masyarakat masih kurang sih ya. Kasihan kadang penderita kusta masih dikucilkan padahal bisa disembuhkan
ReplyDeleteKalau kusta adalah hasil dari guna-guna itu memang masih ada ya yang percaya di zaman sekarang ini?
ReplyDeleteKasihan sih kalau mereka masih percaya hal seperti itu karena pasti akan mikir2 kalau mau berobat. Takut jadi aib.
Siip..jadi lebih paham mengenai kusta nih, mudah2an jadi tak mudah terkena hoax tentang kusta lagi.. terima kasih..
ReplyDeleteStigma masyarakat tentang anggapan bahwa penyakit kusta itu kutukan harus diluruskan ya. Karena pada kenyataannya penyakit kusta dapat disembuhkan. Fakta-fakta ini penting banget untuk diketahui supaya masyarakat tidak salah persepsi dan mempunyai stigma salah secara turun temurun..
ReplyDeleteBeberapa kali ikuti soal kusta di radio KBR
ReplyDeleteWawasan saya bertambah karena ternyata penyakit itu masih ada
Dan sering mendapatkan stigma negatif sampai kini