Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget Atas Posting

Menu Sahur Saat Masih Bersama Ibu

Bismillah,


Menu Sahur Praktis yang Disiapkan Ibu.
Hola sahabat lendyagasshi.


Masa Ramadan tuh terkadang mengingatkanku akan zaman-zaman sebelum menikah. Rasanya, Babe rahimahullah dulu gak percaya kalau kini aku sudah berumah tangga dan memiliki 2 anak. Kudu mandiri dari semua hal. Gak cuma mandiri mengurus suami, tapi juga mampu mengatasi jika anak-anak ada masalah.

Alhamdulillah,
Hingga kini pernikahan menginjak tahun ke 12, kami masih terus bekerjasama dalam mengurus rumah tangga dan anak-anak. Ada kalanya sedih, namun sering juga merasa bahagia. Ada kalanya merasa butuh beristirahat sejenak, berhenti sejenak, ya.. kembalikan lagi kepada kesepakatan bersama. Boleh me time, boleh menekuni hobi, namun prioritas utama yakni keluarga, tidak boleh diabaikan.

Kesepakatan bersama untuk mendampingi anak-anak bertumbuh bersama menjadi orangtua yang selalu belajar dan berkembang bersama membuat kami menjalani 12 tahun pernikahan dengan nyaman. Semoga Allah senantiasa melindungi.

Namun sejak pandemi, kami belum pernah pulkam ke Surabaya. Hanya orangtua seperti Mama dan Papa mertua juga adik ipar yang main ke Bandung. Mas-mas dan Ibuku juga beberapa kali menginap di Bandung. Sedangkan aku sendiri, selalu tertahan di Bandung. Macam-macam alasannya.

Salah satunya mengapa kami tidak pulkam ke Surabaya adalah saat 2 tahun yang lalu, pandemi sedang tinggi-tingginya. Dan kami mengurungkan niat untuk mudik dengan alasan, kami perjalanan 4 orang dari luar kota mengunjungi Ibu dan Mama Papa yang sudah sepuh. 

Jadi kerinduan itu kami pendam saja. Kalau ada rejeki, in syaa Allah dipertemukan kembali. Termasuk kerinduan akan masa-masa Ramadan saat masih dirumah Ibu. Yang itu artinya, masa Ramadan saat belum menikah. Coba, sahabat lendyagasshi paling merindu suasana apa saat sebelum menikah?

Menu Sahur Praktis


Menu Sahur Saat Masih Tinggal Bersama Ibu

Ada yang kesulitan saat tinggal bersama orangtua?
Aku yakin, setiap anak dididik dengan cara yang bijak oleh masin-masing orangtua. Pun kedua orangtuaku yang selalu menyediakan bibik di rumah agar kami tidak perlu repot ikut turun mengerjakan hal-hal rumah tangga.

Bagus?
Aku yakin, itu keputusan Ibu yang paling bijak saat itu, karena waktu Bapak dinas, sering bepergian keluar kota dan mengharuskan Ibu mendampingi. Terbayang kalau gak ada bibi, apa anak-anaknya mau dibawa-bawa terus kaya kucing?

**zaman dulu sekolah belum bisa online.

Jadi bibik juga bisa menjadi guardian aku dan mas saat Ibu sedang tidak ada di rumah. Meski ya, namanya juga orang lain yaa.. Selalu ada pasang-surut dalam berhubungan. Hehehe, tapi masa kecil aku tergolong bahagia kok.. Karena gak ada yang aku ingat sama sekali. Konon katanya, kalau masa kecilnya banyak yang lupa, berarti bahagia.

Makanan saat sahur yang disajikan Ibu dan bikin akau bahagia banget adalah


Asem-Asem Daging

Menu berkuah yang satu ini selalu jadi andalan Ibu dalam menu sahur. Sehingga masih ingat dalam ingatan kecilku, kalau Ibu selalu menjadi orang nomer satu yang tidur paling malam dan bangun paling pagi hari, lalu sibuk mempersiapkan menu untuk sahur keluarga.

Oh, ya...
FYI, keluarga kami adalah keturunan Orang Jawa, dimana tradisi melayani suami dengan sepenuh hati ((mempersiapkan dari A sampai Z)) itu sebuah kewajiban. Tahu kan, kalau di Jawa tuh,...suami kudu bener-bener dilayani dari hal kecil seperti mengambil makan, minum dan menyediakan semua keperluannya di depan mata.

Nah, Ibuku pun tipikal yang begini. Gak hanya Babe rahimahullah yang merasakan nikmatnya dilayani, aku dan mas-mas ku pun hampir tidak pernah menemui kesulitan karena semua pelayanan Ibu.

Balik lagi ke menu yaa..
Asem-asem daging ini mungkin bagi Ibuku adalah menu paling simple dan sudah pasti disukai keluarga ((aku penggemar daging)). Jadi selalu menjadi andalan Ibu.

Resep asem-asem daging
source : https://riffakhasanah-kitchen.blogspot.com

Dengan kuah kaldu dari daging yang dimasak dan tambahan rasa asam dari belimbing wuluh, ini sedap sekali, apalagi disajikan saat masih hangat.

Mengutip resep dari blog https://riffakhasanah-kitchen.blogspot.com begini resep dan cara memasak Asem-asem daging yang enak.


Resep Asam-Asam Daging

Bahan:
1 kg daging sapi bagian sengkel
5 bh bawang putih (iris)
6 bh bawang putih (iris)
3 bh cabe hijau besar (potong tebal)
10 bh cabe rawit merah utuh
6 bh belimbing wuluh (potong tebal)
5 bh tomat hijau (potong 4bag)
100 gr buncis (potong 3bag)
2 sdm kecap manis
250 ml air
1 sdm garam
1/2 sdt kaldu jamur
sedikit minyak untuk menumis



Cara Memasak:
1. Potong2 daging dan rebus sampai empuk, beri garam.
2. tumis bamer, baput dan cabe sampai harum, tambahkan kecap dan masukkan daging, garam dan kaldu, aduk rata.
3. tambahkan air, kemudian masukkan tomat, buncis dan rawit, masak sampai mendidih.
Sajikan selagi hanga.


 

Rendang

Menu berikutnya yang aku rindukan saat di rumah Ibu adalah rendang. Rendang ini aseli beda sama yang beli di Rumah Makan pada umumnya. Juara banget Ibu kalau masak rendang, ini dikarenakan kami pernah tinggal di Sumatera selama 20 tahun. Menetapnya di Sumatera Utara, Medan. Tapi Babe rahimahullah beberapa kali dinas keliling Sumatera. 

Dan tentunya, efek pertemanan Ibu-ibu komplek, jadi Ibu banyak yang ajarin resep masak aneka menu Sumatera yang terkenal dengan bumbunya yang "berani" dan kental. Dari mulai pempek, tekwan sampai rendang, kalau bikinan Ibu selalu JUARA!

Resep menu Ramadan Rendang
source : pinterest @susianni82

Daging yang dimasak Ibu untuk rendang ini gak pakai di presto, tapi empuukk banget! Soalnya kalau masak ber-jam jam, beneran ngabisin gas. Maka, Ibu gak pernah punya kompor 2 tungku yang mini kaya aku gini, tapi kompor set 4 tungku set sama oven di bawahnya.

Karena selain Ibu selalu memasak sendiri untuk keluarga, Ibu juga selalu membuat sendiri kue lebaran yang dihidangkan di ruang tamu. Rasanya memang gak ada yang Ibuku gak bisa. Semuanya BISA. Keren banget yah..


Gepuk Daging

Eh, sampai menu ketiga kok gak ada menu sayur dan buah? Ada donk.. Ibuku gak pernah membolehkan anak-anaknya kurang asupan serat. Buahnya diperoleh dari jus yang dibuat sendiri oleh tangan Ibu, setiap hari. Dan paduannya macam-macam. Kadang buah sama sayur wortel, kadang ada tomat, apel. Pokoknya kalau ke rumah Ibu, kulkasnya selau penuh dengan buah, sayur dan bumbu.

Ibu juga selalu rajin bikin baso sendiri dengan cara ke tukang daging di pasar, minta digilingkan dan bilang untuk adonan bakso. Maka sama orang pasar, pas giling di haluskan dengan campuran es batu. Konon katanya, daging giling, telur, tepung, bawang putih dan es batu ini yang membuat baksonya empuk tanpa penambahan zat aditif lagi.


Okai,

menu berikutnya yang aku rindu adalah gepuk daging. Gepuk daging bikinan Ibu tuh...juara banget. Karena sudah ada di lemari makan, jadi kalau mau makan, bisa digoreng kering atau sekedar dipanaskan saja di minyak panas.

Resep membuat daging gepuk enak empuk
source : doyanresep.com

 

Bereess~
Dan enyaakk~


Kenapa semua serba daging?

Karena aku penggemar daging seperti yang aku sebutkan di atas. Dan dulu, Ibu memang selalu (bisa dibilang) mengutamakanku. Karena aku picky eater dan badannya kecil, mungil, pendek, pakai kaca mata. Ibu selalu khawatir kalau aku makan gak teratur dan kurang gizi bisa gak kuat mikir, gak kuat sekolah, hihii~

Alhamdulillah,
Meski aku kecil dan pakai kaca mata, akutu gak pernah pingsan. Rasanya gimana sih, pingsan itu?

Salah satu hikmah dan bukti cinta Ibu padaku, tentunya.

Barakallahu fiik, Ibu.
Adek akan selalu rindu masakan Ibu.


Bagaimana dengan sahabat lendyagasshi?
Adakah menu sahur yang dirindukan setelah menikah dan tinggal jauh dari orangtua?


Selamat menjalankan ibadah shaum Ramadan.
Semoga mendapatkan keberkahan di bulan yang Mulia ini.


Happy Ramadan 1443 H.

#BPN Ramadan 2022
#day08



With love,

12 comments for "Menu Sahur Saat Masih Bersama Ibu"

  1. Belum pernah coba itu aku asem-asem daging, sepertinya gurih dan segar sekali.

    ReplyDelete
  2. tiga-tiganya masakan kesuksan nenek pas mudik lebaran. beda kita mbak, kalo molly malah jadi keingetan masakan nenek hikz. jadi rindu momen makan bareng almarhum almarhumah nenek dan kakek. beliau suka masak rendang dan gepuk.

    ReplyDelete
  3. Kalau di Palembang, umumnya keluarga bakalan siapin pempek hahaha. Walau ini statistik abal-abal, tapi lingkungan keluarga (ring 1 sd 3 deh), kalau cerita soal apa yang dimakan di sahur, akan nyebut pempek atau makanan tradisional Palembang lainnya.

    Tetep makan nasi, lauk pauk, cuma pempek hadir sebagai pelengkap :))

    ReplyDelete
  4. jadi kangen sahur bareng ortu, tp sekarang sudah tidak ada :(

    ReplyDelete
  5. Enak semua menunyah tapi kalau masakan ibu favku sayur asem pake iga, kalau aku sdr paling banter ditumis aja pake paprikan n wijen simple pake banget gasii akutu. Ah jd kangen ibu....

    ReplyDelete
  6. Kalau daging lebih kusukai sebagai menu berbuka puasa sih, Kak. Biasanya kalau menu sahur, ibuku paling buat tumis tempe-tahu pake kecap, telor dadar dan mie goreng gitu.

    Anyways, resep dagingnya terlihat nggak mudah bagiku. Tapi kayaknya enak banget.

    ReplyDelete
  7. Jadi ngeces mbayangin gepuk daging. Tapi, kalo di Lombok, partner sayurnya ya sayur bening atau sop bumbu minimalis.
    Yang bikin ngeces, karena gepuk daging wajib pakai sambal colek. Sedddaapp

    ReplyDelete
  8. Liat ada menu rendang jadi pengen bikin rendang ayam. Di rumahku jarang ada makanan daging-daging begini, kalau sahur biasanya pakai tempe atau telur.

    ReplyDelete
  9. Masya Allah ... rajinnya ibu Mbak Lendy masak masakan daging ya ... jadi makanan yang dikangenin setelah jauh dari ibu ya.

    ReplyDelete
  10. Saya setiap ramadan selalu kangen sayur bening masakan papa saat sahur. Rasanya tuh lezaaat banget dimakan dengan nasi hangat plus ikan goreng

    ReplyDelete
  11. Wahh saya belum menikah tapi saat ini jauh dari orang tua, apalagi kk sekarang sendiri pisah sama orang tua. Udah hampir setahun rindu banget masakan orang tua, makanan terlezat emang ibu seorang..

    ReplyDelete
  12. Resep asem dagingnya nanti mau aku coba mbaaaa 😍😍😍. Issh udah kebayang itu mah segernyaaaa. Akupun penyuka daging, mau diolah apa aja pasti suka 👍.

    Mba lendy lama juga tinggal di Medan yaaa. Aku yg orang Medan malah cuma 6 bulan di sana 🤣. LBH lama di Aceh nya. Tapi biar gitu, Medan selalu ngangenin sih. Udh 4 THN aku blm balik. Insya Allah Juni besok mudik. Kangen juga Ama masakan2 mama.

    ReplyDelete