Gia, The Diary of a Little Angel
Bismillah,
Resensi Buku Based on True Story, Gia, The Diary of a Little Angel
Hola sahabat lendyagasshi.
Selasa, 23 September 2014
Hai Kitty sayang, dear diaryku...
Dua hari yang lalu, kepalaku benjol karena kejedot di sekolah. Aduuuh sakit banget deh. Tapi aku nggak bilang Mamah. Lagian aku terlalu sibuk memikirkan nilai matematika yang nggak nambah-namba. Padahal ya, aku pengen banget sekali dapat nilai yang tinggi. Trus aku bisa tunjukin ke Mamah, kalau aku ada kemajuan di pelajaran matematika.
Tapi ternyata, dugaanku salah. Mamah nggak kecewa kok nilai matematikaku jelek.
Disadur dari buku Gia, hal. 41
Membaca tulisan di atas, apa yang sahabat lendyagasshi pikirkan?
Yang pertama, pasti ini adalah tulisan seorang anak-anak di buku diary.
Yak, betul.
Tulisan seorang gadis mungil bernama Gia, seorang gadis muslim yang dibesarkan di lingkungan pesantren Darussalam Ciamis dengan Apah dan Mamanya yang juga seorang pengajar di sebuah kampus negeri di Bandung.
Kehidupan anak gadis berusia 8 tahun awalnya biasa saja, seperti anak kelas 3 SD pada umumnya. Yang senang bermain dan menulis diary. Namun, mendadak berubah ketika Dek Gia terus merasakan sakit pada badannya.
Awalnya Dek Gia merasakan mudah lelah dan serba malas melakukan apapun. Inginnya istirahat dan tidur saja. Rasa kantuk yang tak bisa ditahannya menjelma sebagai sebuah keluhan dari teteh yang menjaga Dek Gia sehari-hari.
Namun, semakin lama.. Dek Gia menunjukkan gejala yang semakin berat. Seperti demam hingga mual berkepanjangan. Sebenarnya, Dek Gia sakit apa yaa..?
Gia, The Diary of a Little Angel
Judul : Gia, The Diary of a Little Angel
Penulis : Irma Irawati
Penyunting : Deesis Edith M.
Penerbit : Bhuana Ilmu Populer
Terbit : 2018
Tebal : 140 halaman
Kategori Buku : Non-Fiksi, Based on true story
ISBN : 978 602 455 309-8
Resensi Buku Gia, The Diary of a Little Angel
"Memangnya kenapa sampai harus ke rumah sakit di Bandung, Mah?
Apa sakit Dek Gia ini parah?"
Buku Gia, hal. 67 "Menginap di Rumah Sakit"
Pertanyaan lugu dari seorang gadis kecil yang beberapa kali jatuh sakit ketika menjalani aktivitas sehari-hari. Awalnya pihak keluarga tidak mengkhawatirkan kondisi Dek Gia karena sakit yang dialami Dek Gia terbilang lumrah. Seperti demam dan akibatnya lemas, tak bertenaga.
Namun karena frekuensinya semakin sering dan semakin sering pula Dek Gia izin dari sekolahnya, maka Apah dan Mama Dek Gia mulai khawatir sehingga membawa ke rumah sakit terdekat, Rumah Sakit Permata Bunda di Ciamis.
Serangkaian Pemeriksaan yang Panjang dan Menyakitkan
Ada yang lucu ketika membaca kisah dalam buku "Gia, The Diary of a Little Angel" yakni betapa polos dan lugunya seorang anak gadis yang baru pertama kali naik ambulans dari kota tempat asal Dek Gia, yakni Ciamis sampai ke Bandung.
Ya,
Dek Gia terpaksa berpindah-pindah dari satu rumah sakit ke rumah sakit lain untuk benar-benar mengetahui sakit apa sebenarnya yang Dek Gia alami. Dan dengan polosnya Dek Gia menuangkan kisahnya dalam buku diarynya mengenai kisahnya naik ambulans.
7 Januari 2015
Ya Allah, hari ini tenggorokanku sakit sekali kalau nelen makanan dan minuman.
Aku ngga mau sakit, Ya Allah.
Yang paling sakit tuh di leher deket pipiku.
Aku harus sembuh. Aaamiin.
10 Januari 2015
Obat China yang langsung ditelen sudah habis, alhamdulillah.
Tinggal yang jamunya.
Semoga aku segera sembuh.
Aku senang bisa bertemu teman-teman.
Disadur dari buku Gia, hal. 63
Dek Gia Mengidap Acute Myeloid Leukimia
Nama Indonesianya adalah leukemia mieloblastik akut (LMA). Sebuah penyaki kanker darah yang mengakibatkan sumsum tulang tidak dapat menghasilkan sel darah putih jenis mieloid yang matang. Jenis kanker darah ini biasanya terjadi pada lansia yang berusia di atas 65 tahun.
Gejala Leukemia Mieloblastik Akut
Leukemia mieloblastik akut (LMA) memiliki tahap awal dengan gejala yang menyerupai flu, seperti:
Demam
Hilang nafsu makan
Keringat berlebihan, terutama di malam hari
Mudah lelah
Sakit kepala
Jika sel leukemia telah menyebar ke seluruh tubuh, maka gejala lain yang kemudian muncul adalah:
Nyeri sendi dan tulang
Penglihatan kabur
Gangguan keseimbangan
Mudah memar atau muncul ruam di kulit
Sesak napas
Kulit pucat
Kejang
Mimisan
Gusi bengkak atau berdarah
Pembengkakan kelenjar getah bening di leher, pangkal paha atau, ketiak
Dek Gia yang kala itu diperiksa oleh Dokter Harry Raspati Ahmad dari Rumah Sakit Advent, Bandung dengan penyakit langkanya ini terpaksa harus melewati hari-hari yang panjang dan membosankan di rumah sakit. Perlahan, kemampuan dek Gia dalam memegang benda pun menurun. Dek Gia menjadi tidak bisa memegang remote dengan benar, dek Gia juga sulit sekali menulis di buku diary kesayangannya.
Penyakit Leukemia mieloblastik akut (LMA) yang dialami dek Gia ini merupakan kasus langka dan baru dek Gia yang merupakan pasien anak-anak ketiga yang mengidap penyakit langka LMA ini diantara ribuan pasien Dokter Harry Raspati Ahmad.
Perjalanan Hidup Dek Gia Akan Menjadi Pelajaran Terbaik Bagi Kita Semua..
Dek Gia yang gak pernah protes sama Allah kalau diberi kesulitan dan kesakitan setiap penyakitnya ada di fase berat mengajarkan kita semua untuk terus berpegang teguh dan positive thinking atas ketentuan Allah yang Maha Baik.
ØَسْبِÙŠَ الله لاَ Ø¥ِلهَ Ø¥ِلاَّ Ù‡ُÙˆَ عَÙ„َÙŠْÙ‡ِ تَÙˆَÙƒَّلتُ ÙˆَÙ‡ُÙˆَ رَبُّ الْعَرشِ الْعَظِيمِ
Hasbiyallahu la ilaha illa huwa, 'alaihi tawakkaltu, wa huwa rabbul 'arsyil 'adhim
Artinya:
"Cukuplah Allah bagiku, tidak ada Tuhan selain
Dia, hanya kepada-Nya aku bertawakkal dan Dia adalah Tuhan pemilik 'Arsy
yang Agung."
Ketika sakit, Dek Gia gak pernah tertinggal waktu sholat, bahkan masih ikut shaum Ramadan dan bersedekah untuk anak-anak pesantren dan teman-teman Dek Gia yang kurang mampu. Juga Dek Gia rela memberikan uang tabungannya untuk memberikan hadiah demi membahagiakan orang-orang di sekitarnya.
Ketika teteh (baca: kakak perempuan dalam bahsa Sunda) Dek Gia mau wisuda Dokter Gigi, Dek Gia tanpa ragu memberikan uang sebagai tambahan untuk teteh agar tetap bisa menjalani perjalanan menuju Jogja dengan nyaman, tanpa kekurangan.
Dek Gia dengan segudang kebaikannya dan ketabahannya terus mengevaluasi dirinya.
"Kenapa Allaah beri Dek Gia sakit ya, Mah?
Apa karena Dek Gia kemarin terlambat sholat?"
Penutup
Ku berbisik untuk menguatkan keyakinan kepada Allah "Allah sayang Dek Gia. Pasti akan Allah jaga dan sembuhkan Dek Gia. Tetap sabar karena sabar itu tak terbatas."
Ya Rabbi,
ternyata Ramadan itu adalah Ramadan terakhir bersamanya.
Kuikhlaskan dirimu pergi
Menjemput energi surgawi
Cinta dan doa kami bagimu, Dek Gia
Selamat jalan mutiaraku..
Selamat jalan malaikat kecilku
Menjemput takdir-Nya yang Maha Indah.
Apah-Mamah
Ranah Damai, Nyiur Melambai
26 November 2017
Disadur dari buku Gia, hal. 127
Dek Gia yang memiliki nama lengkap Nazila Apregia Reigane yang sampai detik-detik terakhir hidupnya tetap memberikan kekuatan dan senyuman terbaiknya untuk keluarga, untuk orang-orang di sekitarnya yang menyayanginya dan untuk kita semua.
Mengasuh anak memang melelahkan, apalagi dengan diagnosis khusus seperti ADHD, hiperaktif ringan, speech delay atau Anak Berkebutuhan Khusus atau sebutan akrabnya ABK. Namun, tetap yakin bahwa keikhlasan akan membawa hati menjadi lebih tenang.
Ketika tenang dan bisa menuangkannya dalam sebuah karya novel remaja, maka karyanya akan indah dinikmati oleh para pembaca, bukan hanya menambah wawasan tapi juga membantu remaja untuk bisa lebih percaya diri dan membangun mimpi mereka dengan indah.
Semoga resensi buku "Gia, The Diary of a Little Angel" ini bisa menjadikan kita semua semangat untuk senantiasa bersyukur dan kembali menata diri juga hati sebagai orangtua yang mendampingi ananda dalam bertumbuh.
Selamat Membaca~
With love,
Diangkat dari kisah nyata ya, buku ini? Menarik sekali. Setauku leukimia bisa sembuh dengan donor sumsum tulang belakang yang itu pun kesempatan berhasilnya cuma 25%. Hiks..
ReplyDeleteIya kak Farida. Buku yang diangkat dari kisah nyata.
DeleteKenapa gak donor?
Gk diceritakan dengan detil sih.. tapi menurut pandanganku sebagai pembaca, penyakitnya sudah parah dan gak ada waktu yang cukup untuk mendapatkan donor sum-sum tulang belakang yang cocok.
Wallahu 'alam bishowab.
Hiks, jadi mewek meski baca resensinya aja.
ReplyDeleteKebayang sih ya perjuangan anak shalihah cantik ini melawan penyakitnya.
Dan bagaimana kebesaran hati ortunya dalam mengasuhnya :(
Surga untuk Gia...Masya Allah, sebuah buku yang jadi pengingat akan kekuatan seorang bocah yang memberi banyak pelajaran dan hikmah pada kita. Juga, mengingatkan kita untuk menjadi ortu yang kuat!
ReplyDeleteNgenes nih saat bilang mengapa gia sakit apa karena sholat terlambat. Yang namanya penyakit bikin kita jadi sedih apalagi penyakit yang di derita sangat berat. Novel ini kaya patut buat di jadikan film
ReplyDeleteAduhh aku jadi mewek baca kisah gadis kecil Gia the Diary of a Litle Angel. Teh Irma pintar menuangkan cerita dalam buku diari Gia dengan kalimat yang menggugah emosi. Aku baca review Lendy aja sedih, apalagi orang terdekatnya yang mendampingi hingga hari terakhirnya :(
ReplyDeleteHiks Gia anak baik dan sholeha.. Bahagia di surgaNya ya.. Aamin YRa
ReplyDeleteSemoga buku ini bisa jadi secuil penghiburan bagi keluarga yang ditinggalkan dan inspirasi bagi pembacanya
keren banget, usia 8 tahun udah punya buku harisn
ReplyDeletesehingga terbitlah buku ini
semula saya pikir buku fiksi, ternyata non fiksi
buku yang sangat ,menginspirasi
iyaa nih, keren banget Dek Gia.
Deletesatu hal yang juga saya acungi jempol adalah ketabahannya menghadapi penyakitnya. Semoga Dek Gia bahagia dia alam sana yaa, amiiin
jadi ikut membayangi si Adek gimana kisahnya. Mengharu biru mbak..
ReplyDeletehiks sedihnya membaca kisah Dek Gia ini. Patah hati terbesar orang tua adalah saat ia kehilangan anaknya. Ya Allah, saya jadi merinding menulis ini
ReplyDeleteSepertinya pernah baca deh buku ini.... karya Teh Irma Irawati bukan Teh....? Sudah lupa lupa ingat soalnya sudah lama juga ya.
ReplyDeleteTerharu mbaca tulisan Gia knp dikasih sakit, apa karena telat solat? Masya Allah dedek pinter shalih. Jadi pelajaran bagi orang tua untuk bisa tegar seperti Gia
ReplyDeleteBakal banjir air mata klo baca buku ini
ReplyDeleteBeneran sediihhh maksimal ya
Klo.pingin mellow, cuss baca
Ya Allah ... Bisa jadi ibrah ya teh... Semoga nih bukunya banget untuk saling mnguatkan untuk penyakit apapun.. pasrah dan sabar jalan terakhir apbila sudah berobat kemanapun ya
ReplyDeleteAku ingat kisah tentang Gia ini dan semangatnya yang tak pernah padam. Oh sama satu lagi, cara anak ini berpikir yang selalu positif. Sekarang Gia sudah tak sakit lagi dan semoga tempat terindah untuk malaikat kecil bernama Gia.
ReplyDeleteSaat baca tulisan ini aku berpikir happy ending, Gia mengalami keajaiban. Walaupun mustahil secara dunia medis. Seperti putrinya Denada sehat kembali setelah mengalami leukumia. Tetapi Tuhan berkehendak lain untuk Gia. Sedih membacanya
ReplyDeleteBaru baca resensinya aja udah sedih banget, apalagi baca keseluruhan bukunya.
ReplyDeleteDari Gia kecil, kita bisa banyak belajar ya, belajar bagaimana harus sabar dan ikhlas menghadapi ketentuan Allah.
Kisah Dek Gia ini mengingatkanku pada film jaman dulu yang dibintangi Santi Sardi. Tentang anak yang menderita leukimia juga. Selamat jalan, Dek Gia. Luar biasa sekali ketangguhan dan kebaikan hatimu.
ReplyDeleteWaktu peluncuran bukunya ini daku ikut di Gramedia Matraman. Salah satu narsumnya orangtuanya mendiang Dede.
ReplyDeleteSedih, terlebih saat ditayangkan videonya dede.
Alfatihah untuk Dek Gia
Duh, baca resensinya yang sepintas gini aja udah sedih. Hiks.. di awal tulisan, saya jadi ingat di masa kecil dulu entah punya berapa banyak diary. Seneng banget nulis apa aja di diary, sampai sekarang..ada aja tuh diary saya yang ditemukan kakak-kakak di rumah. Kalau dibaca lagi, ya ampun lucu amat. Malu ah dibaca orang lain, saya aja yang baca rasanya nano-nano. Tapi lihat potongan-potongan cerita Dek Gia di atas, sampai akhirnya pesan dari orangtuanya.. duh..sedih..
ReplyDeleteNgena banget sih pas bagian la haula wala quwwata illahbillah, bahwa ketika kita bisa ridho akan ketentuan Nya, maka Allah akan ridho dengan kita
ReplyDeleteBuka Gia mengingatkanku akan kenangan masa kecil yang suka nulis diary. Tapi kisah diary inspiratif sekali ya kak. Rekomended di baca oleh para remaja agar selalu positif pada Tuhn serta positif dalam memandang hidup.
ReplyDeletemembaca review bukunya langsung berkaca-kaca, ya ampun Gia kuat banget ya, penasaran dengan bukunya. Pasti berat menjalaninya, tetapi diceritakan dengan gaya bahasa anak-anak, serasa dapat teguran keras diriku Teh
ReplyDeleteBelajar dari anak-anak itu mak jleb banget