Ternyata, Tidak Selalu Menguntungkan Menggunakan Cashless
Bismillah,
Buat yang uda ngerasain banget enak dan nyamannya cashless, aku yakin siih.. kalian akan ngerasa lebih panik ketika ketinggalan handphone ketimbang dompet, di jaman now.
Karena.. dari mulai kang belanja depan rumah, kang siomay langganan yang selalu ngider tiap sore sampaiii infak ke masjid pun kini uda menggunakan QRIS.
Ya, semudah itu yaa, beib...
Mungkin buat generasi milenial yang ngalamin transisi kehidupan dari mulai gak ada kemudahan sama sekali masalah pembayaran ini, sampai ke titik semua bisa terselesaikan dalam genggaman, pasti ngerasa so blessed hidup di jaman yang serba mudah ini yaa..
Tapi yaah, kerasa banget gasii.. semakin ke sini, mengendalikan keinginan dan kebutuhan tuh semakin beraattt.. apa mungkin karena cashless yaah??
Berasa gampil, bisa tf ((transfer)) iniih..
Bahkan yaa.. banyaknya e-wallet, kita jadi membagi banyak telur di banyak keranjang.
Akibatnya apaa??
Solusinya gimana doonk??
Apa kudu balik ke jaman baheulaa??
Dimana semua transaksi menggunakan uang kertas atau uang koin??
![]() |
tips menggunakan uang tunai di zaman digital |
Alat Pembayaran Tunai/ Cash
Yaa, inilah beberapa alasan mengapa seseorang atau sebuah tempat usaha masih bertahan menggunakan uang cash sebagai alat tukar yang aman, diantaranya :
Terjadi Transaksi Langsung
Yaa.. kalau ada uang, ada barang gini rasanya jadi lebih secure yaa, best...Saat itu, aku melihat inisiatif anak-anak untuk mewujudkan ide market day yang mereka miliki, karena dari tahun ke tahun biasanya sama Ustadzah uda diberi tema niih..
Dan pas tahun kaka, kelasnya kebagian kuliner khas Surabaya.
Tentu excited dooonk yaa...
Secara emak bapaknye berasal dari negeri tersebut ((caelaah.. "negeri" gatuuh?!?))
Jadi, saat kakak penelponan, aku selalu aktif tanya.. "Rencananya menunya apa, kak?"
Pesenku yang lain tentunya adalah strategi pemasaran agar tenant kelas kaka ramai dikunjungi dan larriiss maniiss tanjung kimpul. Aku liat strategi kaka kelasnya dan aku sampein ke kaka, biar jadi bahan diskusi ama temen-temen sekelasnya juga, kaan....??
Hal-hal kecil aja niih.. seperti :
** Jemput bola
Karena target marketnya 100% orangtua siswa santriwati IHBS, jadi biasanyaa.. mereka pasti support anak-anak yang berani mendatangi orangtua dan in syaa Allaah beli... barang 1 atau 2 item kan yaa.. mayan banget yaaa...
Kalau belum bisa bikin QR Code menu, anak-anak bisa nge-print dan ditaruh di map plastik untuk list menu dan harga disertai gambar yang menarik.
** Menggunakan pembayaran QRIS
Karena akad jual-beli harus keduanya merasa ridlo dengan cara berjualan dan barang yang dibeli.
Menggunakan QRIS ini menjadi salah satu solusi agar baik penjual maupun pembeli sama-sama nyaman dalam bertransaksi.
Si penjual gak perlu uang cash untuk kembalian dan sebagai pembeli pun nyaman dan gercep dalam membayar.
Tapi teteeppp..
Mayoritas market day IHBS akhwat masih menggunakan uang cash kok!
Hanya tenant kakak ((kelas 8A)) yang menggunakan QRIS.
Im proud of yo, gals!
Kakak dan temen-temennya mendengarkan aspirasi keseharian ibu modern yang alat pembayarannya uda mostly menggunakan cashless.
![]() |
Suasana market day kaka saat kelas 8 |
Dan alhamdulillah,
Ternyataa..
Anak-anak ini selain jualan on the spot juga jualan by order alias PO.
((mashaAllaa.. ada aja idenya yaa.. kalau PO gini, uda pastii abis aja siih.. effortless juga jualan on the spot-nya))
Jadi, saat kami sampai sekolah kakak dan beli di tenant kelas 8A, semua uda sold-out dengan manisnyaa..
Dan kaka mengarahkan kami untuk beli di tenant adik dan kaka kelasnya yang masih berjuang menghabiskan barang dagangannya.
Karena kami uda siap-siap uang cash, jadi ngerasain banget juga kalau kelebihan menggunakan uang tunai lainnya.
Tidak Ada Potongan atau Biaya Transaksi
Bagi penjual, tentu perlu banget menghitung secara mendetail mengenai biaya modal dan pengeluaran tak terduga lainnya. Jangan sampai mau jualan dengan niat mencari untung, namun malah buntung karena adanya potongan administrasi dari bank tertentu. Pembayaran tunai gak dikenakan biaya transaksi apapun, sehingga dapat menghemat dan harga jual barang pun jadi bisa ditekan.
Adanya Kontrol Saat Bertransaksi
Pembayaran tunai memungkinkan kita memiliki kontrol langsung atas transaksi, sehingga dapat mengurangi risiko penipuan atau pembatalan pembayaran.
Seperti para generasi baby boomers ((orangtua kita)) yang masih setia menggunakan cashless karena lebih merasa memiliki kontrol ketika melakukan transaksi.
Ibarat kata, "Punya uang, beli.. gak punya uang, tunggu dulu sampai punya (uang)."
Jadi gak ada tuh.. istilah gesek kartu kredit apalagiii make paylater.
BIG NO kalo buat orang dulu maah..
Aksesibilitas
Meski kini sudah hampir semua orang menyimpan uang di bank yaa..
Privasi
Pembayaran tunai dapat menjaga privasi atau keamanan, karena tidak ada catatan digital tentang transaksi.
Tidak Bergantungan dengan Teknologi
Pembayaran tunai tidak memerlukan teknologi atau sinyal 5G, sehingga dapat digunakan dalam situasi darurat atau ketika teknologi tidak tersedia.
Barruu.. kemarin banget nih... aku ngalamin sebuah kejadian yang membuatku sedikit ngang ngong karena jaringan inet sebuah provider eror.
Jadi ceritanya nih.. aku kudu berangkat pagi karena ada jadwal kajian di sekolah anak-anak SD dulu kan yaa.. Pas berangkat, aku uda inget buat isi paket data dulu nih... karena emang uda waktunya top-up.
Uda feeling gak enak, karena dari rumah, si provider cuma muter-muter doank.. ga response apa-apa.
Bener ajaa..
Pulsa aku berkurang, tapi si paket data gak nyambung-nyambung.
Bener-bener uda kaya orang bloon deeh..
Karena ada salah seorang sahabat yang ngliat kelinglunganku, dia berbaik hati mau bantu tetheering selama aku di tempat kajian. Hwehehhee~
Solved the problem?
Tentu tydacckk... kan aku gak bisa nempel terus ama si temenku yang punya data ini yaa..
Huuff~
Sungguh ketergantungan dengan teknologi ituuu buruuk sekalii, gaiiss~
Setelah aku mengalami banyak hal, terutama ketika kini rutinitasku jalan atau bersepeda setiap pagi, aku jadi semakin prepare bahwa masih butuh uang cash loo.. dalam hidup ini. Terutama pengguna angkot di Bandung.
Dan tau gasii.. kalo naik angkot tuh biayanya separo-nya banget dari naik ojol.
So, it can be save more money, right??
Conclusion . . .
Menggunakan pembayaran tunai di era digital saat ini masih bisa digunakan sebagai alat pembayaran sehari-hari. Selain memiliki kontrol lebih besar terhadap transaksi, pembayaran dengan uang tunai juga bisa membuat keuangan sahabat lendyagasshi lebih aman dari jejak digital yang menjadi privasi. Namun, perlu diingat bahwa pembayaran tunai juga memiliki beberapa kelemahan, seperti risiko kehilangan atau pencurian uang.
Jadi, gimana nih...
Sahabat masih tim bawa uang cash saat bepergian atau uda mengandalkan e-money aja?
Cuuss..
Tulis pengalaman terbaik sahabat lendyagasshi di kolom komen yaa..
Salam hangat,
Aku tim cashless sie teh namun tetep meyediakan uang cash di dompet..jadi kalo di merchant yg menyediakan qris pasti aku pilih banyar pake qris tapi jika gak ada baru deh tu stok uang tunai nya keluar hehe,,tapi bener sie kalo gak dikontrol banget dan gak dipisahin dari uang tabungan bisa bablas sie kalo pake cashless ini hehe...
ReplyDeleteKemudahan teknologi juga tetap ada sisi "tidak menguntungkan"-nya ya mbak. Untuk transaksi yang memerlukan dana lumayan, saya sendiri lebih memilih cashless. Tentu saja dengan tetap menyiapkan sebagian uang cash di dompet untuk transaksi lainnya
ReplyDeletePlus minus sih ini, karena belum semuanya juga menggunakan cashless
ReplyDeleteUntuk belanja bulanan saya memilih cashless tapi kalau ke pasar atau di toko kecil ya pakai cash la. Tetap sedia uang di dompet tapi ga banyak sih
Kalau saya masih sering transaksi dengan cash. Di sini ada jajanan gerobakan yang sudah sedia qris, tetapi lebih banyak yang belum. Jadi, ke mana-mana masih bawa cash, sekali-kali saja pakai e-wallet.
ReplyDeleteaku tim dua2nya, memilih belanja di agen dan pasar, tapi sesekali kalau ke klinik atau jalan mending cashless aja, praktis yang penting ada sinyal baterai handphone aman, jadi sesuai sikon aja
ReplyDeleteYup benar sekali penting banget kita menyiapkan uang cash disaat maraknya penggunaan cashless
ReplyDelete