Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget Atas Posting

[Bunda Produktif] Rizqi Itu Pasti, Kemuliaan Harus Dicari

                 




Alhamdulillah,
setelah melewati dua tahapan Bunda Sayang dan Bunda Cekatan dalam proses pemantasan diri seorang ibu dalam memegang amanahNya, kini sampailah kita pada tahapan Bunda Produktif.


Bunda Produktif adalah bunda yang senantiasa menjalani proses untuk menemukan dirinya, Menemukan misi penciptaan dirinya di muka bumi ini, dengan cara menjalankan aktivitas yang membuat matanya berbinar-binar. Sehingga muncul ghirah yang luar biasa dalam menjalani  hidup ini bersama keluarga dan sang buah hati.
Para Ibu di kelas Bunda Produktif  memaknai semua aktivitas sebagai sebuah proses ikhtiar menjemput rizqi.

“Mungkin kita tidak tahu dimana rizqi kita, tapi rizqi akan tahu dimana kita berada. Sang Maha memberi  Rizqi sedang memerintahkannya untuk menuju diri kita”.


Allah berjanji menjamin rizqi kita, maka melalaikan ketaatan padaNya, mengorbankan amanahNya, demi mengkhawatirkan apa yang sudah dijaminnya adalah kekeliruan besar. Untuk itu, Bunda Produktif sesuai dengan value di Ibu Profesional adalah  bunda yang akan berikhtiar menjemput rizqi, tanpa harus meninggalkan amanah utamanya yaitu anak dan keluarga.


Semua pengalaman para Ibu Profesional di  Bunda Produktif ini, adalah bagian aktivitas amalan para bunda untuk meningkatkan sebuah KEMULIAAN hidup.

“Karena RIZQI itu PASTI, KEMULIAAN lah yang harus DICARI”


Apakah dengan aktifnya kita sebagai ibu di dunia produktif akan meningkatkan kemuliaan diri kita, anak-anak dan keluarga?
Kalau jawabannya iya, lanjutkan.
Kalau jawabannya tidak, kita perlu menguatkan pilar Bunda Sayang dan Bunda Cekatan, sebelum masuk ke pilar ketiga yaitu Bunda Produktif.

Tugas kita sebagai Bunda Produktif bukan untuk mengkhawatirkan rizqi keluarga, melainkan menyiapkan sebuah jawaban “Dari Mana” dan “Untuk Apa” atas setiap karunia yang diberikan untuk anak dan keluarga kita.

Maka Bunda produktif di Ibu Profesional tidak selalu dinilai dengan apa yang tertulis dalam angka dan rupiah, melainkan apa yang bisa dinikmati dan dirasakan sebagai sebuah kepuasan hidup, sebuah pengakuan bahwa dirinya bisa menjadi Ibu yang bermanfaat bagi banyak orang.

                                 



Menjadi Bunda Produktif, tidak bisa dimaknai sebagai mentawakkalkan rizqi pada pekerjaan kita. Sangat keliru kalau kita sebagai Ibu sampai berpikiran bahwa rizqi yang hadir di rumah ini karena pekerjaan kita.

Menjadi produktif itu adalah bagian dari ibadah, sedangkan rizqi itu urusanNya.
Seorang ibu yang produktif bekerja itu agar bisa menambah syukur, menegakkan taat dan berbagi manfaat. Rizqi tidak selalu terletak dalam pekerjaan kita, Allah berkuasa meletakkan sekendakNya.

Bukankah Siti Hajar berlari tujuh kali bolak balik dari Shafa ke Marwa, tetapi zam-zam justru keluar dari kaki mungil Ismail?

Maka segala yang bunda kerjakan di Bunda Produktif ini adalah sebuah ikhtiar, yang wajib dilakukan dengan sungguh-sungguh (Profesional).
Ikhtiar itu adalah sebuah laku perbuatan, sedangkan Rizqi adalah kejutan.
Rizqi adalah kejutan yang datangnya dari arah tak terduga, untuk seorang ibu yang menjalankan perannya dengan sungguh-sungguh dan selalu bertaqwa.

Rizqi hanya akan menempuh jalan yang halal, maka para Bunda Produktif perlu menjaga sikap saat menjemputnya, kemudian ketika sudah mendapatkannya, jawab pertanyaan berikutnya “Buat Apa?”. Karena apa yang kita berikan ke anak-anak dan keluarga, halalnya akan dihisab dan haramnya akan diazab.


Salam Ibu Profesional,

/Septi Peni Wulandani/
www.ibuprofesional.com








Sesi tanya - jawab dengan Bunda Septi mengenai tema yang dibahas hari ini.

1. Diah Depok
Jadi sebaiknya kita mempraktekkan bunda sayang/cekatan dalam kehidupan sehari-hari dulu baru masuk ke ranah produktif ya?

Jawab :

Mbak Diah, 
namanya pijakan memang harus setahap demi setahap. 
Pijakan pertama yang kuat akan memudahkan langkah kita untuk naik ke pijakan berikutnya. Jadi Kuatkan dulu bunda sayang dan bunda cekatan (kalau bunda sudah memiliki anak-anak), tapi kalau masih gadis atau belum punya anak pijakannya, bunda cekatan baru bunda sayang. Kejar ilmunya dan segera praktekkan, agar lebih memudahlan langkah kita ketika masuk ke bunda produktif.


Bagaimana kalau kondisi memaksa kita untuk masuk ke ranah produktif terlebih dahulu. Bisa kita kerjakan secara paralel, namun perlu sebuah management waktu yang sangat bagus dan mengejar ilmu bunda sayang dan bunda cekatan dengan cepat, mengikatnya dengan amalan/praktek.



2. NiaNio-Depok

Bu Septi,
Saya mau curcol skaligus tanya konkrit. Saya masih kerja di ranah publik karena masih biayai adek-adek saya kuliah dan yang kedua masi kepikiran pembiayaan rumah (KPR).
Ingin betul mantap meyakini bahwa rizki itu pasti...tapi logika manusia saya masih menggoda...takut gak kebayar KPRnya..masih panjang belasan tahun lagi. Hihihi.... Bagaimana tips nya ya?

Jawab :

Mbak Nia, 
khawatir akan kondisi sendiri saat ini boleh, tapi yang tidak boleh adalah mengkhawatirkan rizqi dari Allah. Karena itu janji Dia yang akan menjamin rizqi makhluk Nya, selama kita TAAT kepadaNya. Prinsip saya dan keluarga ketika menghadapi sebuah kekhawatiran/ketakutan adalah memakai prinsip di bawah ini :

How to conquer the fear?
FACE the fear


Bagaimana cara mengatasi ketakutan? 
Hadapi ketakutan tersebut.


Hadapi, susun strategi, apabila gagal, ubah strategi berikutnya.
Karena There is NO FAILURE, only wrong result, so we have to change our strategy.


3. Laila di Aceh
Jika melaksanakan masing-masing pilar bertahap, dulu Bu Septi di tahun keberapa terjun ke pilar Bunda produktif,
Butuh berapa lama "selesai dengan diri sendiri".
Apakah ibu ritme mempercepat/memperlambat dlm menjalani hari-hari menemukan misi diri?

Jawab :

Mbak Laila,
saya menikah tahun 1995, dari tahun 1995 - 2003 saya fokus di Bunda Sayang dan Bunda Cekatan. Sambil momong anak-anak. 2003-2008 saya masuk ranah Bunda Produktif, masih dalam proses menemukan kesejatian diri, belum tuntas selesai dengan diri saya, masih terus mencari, tapi sudah ketemu jalannya. Tinggal kemauan saya sendiri mau lebih cepat atau lebih lambat mencapainya.

Sehingga yang penting adalah ketemu peran hidup, atur ritme kita sendiri, mau berapa lama sampai ke tujuan. Karena proses hidup yang saya pakai adalah :

Menemukan peran hidup - Menemani anak menemukan peran hidup mereka - Membantu teman-teman lain untuk menemukan peran hidupnya.

Tahap saya sekarang masuk di jalur yang ke 3, membantu teman-teman menemukan peran hidupnya.
Setelah itu ?
Tidak tahu, menunggu surat cintaNya, apakah akan mendapatkan tugas baru lagi, atau justru dapat surat cinta untuk pulang berkumpul bersama dengan para kekasihNya , insya Allah.


4. Shanty - Bandung
Kalau lihat materi yang Bu Septi sampaikan tentang kelebihan menjadi ibu produktif seperti membuat hidup penuh makna, meningkatkan rasa percaya diri dan gairah hidup, bermanfaat buat orang banyak, sampai ke meningkatkan imunitas tubuh segala. Ini keren banget.
Semua orang memerlukan hal ini untuk menjadi ibu yang bahagia.
Tapi di bagian awal, Bu septi mengatakan jangan dulu ke Bunda Produktif kalau Bunda Sayang dan Bunda Cekatannya belum beres.
Apa tidak kontradiktif ya Bu? Karena pengalaman saya dulu yang sempat ‘hanya’ mengurus anak dan rumah tangga, tanpa memikirkan kebermanfaatan untuk orang lain rasanya memang kurang optimal dan stress sendiri. Rasanya lebih nyaman dengan saat ini yang bisa menyediakan waktu untuk yang lain juga selain urus anak dan rumah tangga. Walau memang waktu produktifnya hanya sekitar 1-2 jam sehari.

Jawab :

Teh Shanty, 
kata "hanya" mengurus anak dan rumah tangga itulah yang mengurangi keihklasan kita untuk mencapai kebahagiaan sebuah proses. Tapi itu wajar dialami semua ibu, saya saja di tahun-tahun awal juga mengalaminya. Merasa tidak berguna kalau hanya ngurus anak dan rumah tangga saja. ternyata saya ketemu kuncinya :


a. Saya belum menerima fitrah saya sebagai ibu, masih memikirkan ambisi pribadi, karena saat itu melihat teman-teman seangkatan sudah pada "keren-keren" bekerja di sebuah kantor/perusahaan. 

Ternyata definisi "keren" saya saat itu belum berubah, masih rata-rata pemahaman kebanyakan orang.


b. Saya tidak memaknai hari-hari saya sebagai sebuah proses produktifitas.

akhirnya saya switch mindset saya dengan kalimat Pak Dodik sebagai penguat :

"Bersungguh-sungguhlah kamu di dalam, maka kamu akan keluar dengan kesungguhan"

Akhirnya saya buat jam kerja saya bersama anak-anak menjadi jam produktif. 
Tempat saya punya laboratorium untuk melangkah ke ranah produktif. Saya maknai kebersamaan bersama anak-anak saya menjadi kegiatan dinamis dan sangat menyenangkan. Akhirnya Allah memberikan jalan rizki yang tak terkira.


Kebersamaan saya bersama anak 1, diberi bonus usaha oleh Allah sebuah Jarimatika

Kebersamaan saya bersama anak ke 2, menghasilkan abaca-baca
Kebersamaan saya dengan anak ke 3, menghasilkan Jari Qur'an


Setelah anak besar-besar, saya diberikan amanah School of Life Lebah Putih dan Ibu Profesional.

Janji Allah pasti adanya.....tinggal bagaimana cara kita memaknainya.


5. Farda.
Bu septi setiap orang punya masa krisisnya masing-masing.
Nah...pada titik bagaimana ya kita bisa merasa merdeka, bebas dari ego, selesai dengan diri sendiri, dan yang terpenting, terinspirasi dari orang lain tanpa merasa terintimidasi?

Jawab :

Mbak farda,
kalau pengalaman saya, saya merasa merdeka bebas dari ego, selesai dengan diri sendiri, justru setelah berhasil melewati masa krisis. Silakan diamati, biasanya masa krisis itu akan datang secara periodik dalam rumah tangga kita. Kalau dalam kehidupan pernikahan ada yang 3 tahunan, 5 tahunan, atau 7 tahunan, masing-masing berbeda, dan akan selalu ada.

Kalau di anak-anak saya menamai dengan masa badai, hasil pengamatan saya ternyata anak-anak akan muncul masa badai di usia ganjil selama mereka berusia 0-15 th, setelah itu tenang, karena sudah aqil baligh.

Ketika melihat kehebatan orang lain, di masa-masa krisis, maka kata ajaib saya adalah menarik tapi tidak tertarik agar kita tidak terintimidasi. 
Saya hanya akan mengatakan, sudah di KM berapa keluarga sukses tersebut? 
Keluarga saya sedang di KM berapa? 
Apakah perjalanan saya ON Track atau OFF Track
Semakin mendekat ke surga atau menjauh? 
Apa yang sudah baik yang sudah dilakukan keluarga tersebut? 
Terinspirasi apa satu hal yang bisa saya lakukan esok hari agar hidup saya berubah? 


Tulis - Kerjakan satu-satu.


Pinjam istilah Renald Kasali, di change management mau lompat ke kurva s selanjutnya. 
Istilah di keluarga kami High Energy Ending, berhenti saat mencapai puncak. Untuk mencari tantangan gunung berikutnya.









Bagaimana dengan materi kali ini...?
Untuk lebih memahaminya, mari kita kerjakan Nice Homework #6 berikut :


[Bunda Produktif] Ikhtiar Menjemput Rejeki

Menemukan kekuatan diri dengan tools yang sudah dibuat oleh Abah Rama di Talents Mapping
Segera cocokkan hasil temu bakat tersebut dengan pengalaman yang sudah pernah Bunda tulis di NHW#1 – NHW #5.
Semua ini ditujukan  agar kita bisa masuk di ranah produktif dengan BAHAGIA. 


1. Ketahuilah tipe kekuatan diri (strenght typology) teman-teman, dengan cara sbb :
🔹 Masuk ke www.temubakat.com
🔹 Isi nama lengkap anda, dan isi nama organisasi : Ibu Profesional
🔹 Jawab Questioner yang ada disana, setelah itu download hasilnya
🔹 Belajarlah membaca hasil dan Lampirkan hasil ST30 (Strenght Typology) di Nice Homework #6.


b. Buatlah kuadran aktivitas anda, boleh lebih dari 1 aktivitas di setiap kuadran
Kuadran 1 : Aktivitas yang anda SUKA dan anda BISA
Kuadran 2 : Aktivitas yang anda SUKA tetapi  anda TIDAK BISA
Kuadran 3 : Aktivitas yang anda TIDAK SUKA tetapi anda  BISA
Kuadran 4 : Aktivitas yang anda TIDAK SUKA dan anda TIDAK BISA


  • Lingkaran merah adalah lingkaran yang menunjukkan kekuatan yang saya miliki berdasarkan hasil tes di web temubakat Abah Rama.

    Hasilnya adalah :
    * Educator : Saya adalah orang yang sangat bersemangat saat melihat orang lain maju dengan cara melatih keterampilan seseorang sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.
    Peran yang sesuai : Guru, dosen, tenaga pendidik, pelatih, dan lain-lain.

    * Journalist : Saya adalah orang yang mudah menyesuaikan diri dalam lingkungan baru sehingga memudahkan saya untuk mengutarakan ide dan berpikir strategis, baik secara lisan maupun non - lisan, atau tertulis maupun tidak tertulis. Mampu mengutarakan ide yang biasa menjadi luar biasa.

    * Distributor : Saya menjadi bersemangat dalam hal mengatur sumber daya, pekerja keras, dan pribadi yang bertanggung jawab.

    * Care Taker : Adalah pribadi yang dapat merasakan perasaan orang lain.
    Peran yang cocok dengan kepribadian Care Taker ini adalah Dokter dan perawat.

    * Server : Yaitu pribadi yang senang melayani dan mendahulukan orang lain.
    Dan yang cocok dengan kepribadian seperti ini adalah profesi dokter, perawat, technical support, customer service, dan bidang lain yang mengutamakan pelayanan.

    * Designer : Saya adalah orang yang memiliki banyak ide dan berpikir analitis.
    Profesi yang sesuai dengan bakat ini adalah arsitek, design grafis, web designer, perancang busana, dan lain-lain.

    * Creator : Adalah pribadi yang memiliki banyak ide, berpikir jauh ke depan dan strategis.
  • Lingkaran kuning (juga) adalah kekuatan saya, namun tidak dominan dalam diri saya.

    * Ambassador : Orang yang bisa dipercaya dengan kekuatan mudah menjalin persahabatan dan senang berkomunikasi dengan orang lain.

    * Communicator : Adalah karakter orang yang senang menjelaskan sesuatu hal yang biasa menjadi luar biasa dan senang tampil di hadapan publik.
    Profesi dengan karakter seperti ini yang cocok adalah presenter, guru, dan penceramah.

    * Seller : Seseorang yang senang mempengaruhi orang lain dengan cara memelihara hubungan baik, menonjolkan suatu produk yang bertujuan agar orang lain mau membeli barang tersebut.

    * Visionary : Adalah seseorang yang elihat jauh ke depan melampaui cakrawala dengan kemampuan analitis ataupun menggunakan intuisi atau perasaan.

    * Interpreter : Yaitu seseorang yang senang menyampaikan sesuatu yang biasa menjadi luar biasa dengan lisan ataupun tertulis dengan analisis yang tinggi.
  • Lingkaran yang hitam dan abu - abu adalah kelemahan saya. Seperti :

    Lingkaran hitam : Treasury, Commander, Administrator, Marketer, Producer, dan Stategist.
    Lingkaran abu-abu : Arranger, Evaluator, Explorer, Mediator, Operator, Selector.





Setelah saya memahami apa kekuatan dan minat saya dalam hidup ini, diharapkan saya bisa makin mendalami potensi tersebut.


Terimakasih, Bunda Septi . . .
Terimakasih, Ibu Profesional.


Salam semangat dari,

- Tim Fasilitator IIP Bandung.

3 comments for "[Bunda Produktif] Rizqi Itu Pasti, Kemuliaan Harus Dicari"

  1. Len, kau cocok sekali jadi reporter. Lengkap, komplit, dan pastinya kalau ke blog Lendy ini bookmark dulu, penjang dan PENTING BANGET. Nih, saya lagi masuk ke temubakat, mau nyoba2 dulu disana. Thankyou ya :)

    ReplyDelete
  2. Makasih banyak mba... informasinya sangat lengkap. "Dari Mana” dan “Untuk Apa” atas setiap karunia yang diberikan untuk anak dan keluarga kita merupakan sebuah pengingat yang dalam

    ReplyDelete
  3. Teh, makin capek aja tampilan blognya, dan aku terpaku dengan tulisan ini, jleb banget euy , nuhun udah ditulis luenkap, barokah teteh ^^

    ReplyDelete