Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget Atas Posting

Suka Duka Orangtua Memondokkan Anak

Bismillah,


Pengalaman Anak Boarding School di Depok.
Hola sahabat lendyagasshi.


Sebagai orangtua, pastilah kita inginnya selalu memberikan yang terbaik untuk anak. Bukan sekedar materi, limpahan perhatian dan kasih sayang, tetapi juga sekolah demi menggapai cita-cita dan masa depan mereka, tentunya dipilihkan yang terbaik.

Ketika kakak telah menyelesaikan program SD selama 6 tahun di salah satu sekolah Islam bersanad salaf di Bandung dan kini memasuki jenjang berikutnya, yakni SMP, maka telah diputuskan bahwa kakak masuk boarding school atau pesantren.

Meski sedih dan berat, tapi karena discuss ini sudah terjadi sejak kakak kelas 3 SD dan memang inilah tekad kakak untuk menggapai cita-citanya, maka kami survey boarding school yang akan membimbing kakak sejak 8 bulan sebelum kelulusan.

Dan survey sekolah ini bukan pekerjaan yang mudah.

Karena setelah survey, kami kembali ngobrol dan membuka segala kemungkinan baru selain harus benar-benar sholat istikharah untuk menentukan hal ini.


Apakah kakak pernah mendadak berubah pikiran?

Pernah banget.

Bahkan berubah pikirannya setelah dinyatakan diterima dari salah satu boarding school yang kakak inginkan.

Tapi kami lagi-lagi gak memaksa. Kami terus coba memberi pengertian kepada kakak bahwa pendidikan ideal itu adalah pendidikan yang sesuai dengan Al-Qur'an dan Al-Hadits. Kami kuatkan lagi melalui kisah Imam Syafi'i yang harus menuntut ilmu jauh dari Ibunya, satu-satunya wali imam besar Islam.

Baca juga:
Kisi-kisi Soal Ujian Masuk Boarding School


Hadits Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,


‎ مَنْ سَلَكَ طَرِيْقًا يَلْتَمِسُ فِيْهِ عِلْمًا، سَهَّلَ اللهُ لَهُ بِهِ طَرِيْقًا إِلَى الْجَنَّةِ


Artinya :
Barang siapa menelusuri jalan untuk mencari ilmu padanya, Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga.”

(HR. Muslim). 


Karena hal yang tidak mudah inilah, mari kita sama-sama berjuang. Orangtua berjuang mendoakan anak-anaknya agar bisa mengambil ilmu dari asatidz asatidzah di boarding school, sedangkan sang anak juga fokus belajar dan menuntut ilmu setinggi dan sebanyak-banyaknya.

Suka Duka Orangtua Memondokkan Anak



Mengapa Memilih Pesantren?

In syaa Allah pesantren zaman sekarang atau tempat kami menitipkan ananda adalah pesantren modern yang biasanya disebut boarding school. Apakah berbeda dengan pesantren?

Secara istilah, keduanya sama-sama sekolah tempat menuntut ilmu dunia dan akhirat yang berasrama. Namun boarding school memiliki porsi belajar ilmu umum lebih banyak ketimbang ilmu diniyah (atau ilmu agama).

Sehingga tetap belajar menggunakan kurikulum merdeka sesuai dengan yang ditetapkan pemerintah RI, namun juga tetap belajar ilmu akhirat dari mulai Tauhid, Tafsir, Hadits, Fiqih, Ushul Fiqh, Bahasa Arab (Nahwu, Sharaf, Balagah, dan Tajwid) dan Bahasa Inggris. 


Kelebihan Belajar di Pesantren

Mendapat Lingkungan yang Baik

Saat MPLS Akbar kemarin, sejujur-jujurnya aku menangis ketika para santri/ santriwati maju untuk menunjukkan bakat yang diasah selama bersekolah di boarding school. Dari mulai pembacaan ayat suci Al-Qur'an, doa dan adab yang harus senantiasa dibiasakan hingga ada penampilan pembacaan puisi serta pidato 3 bahasa (English, Arab dan Indonesia).

MashaAllah~
Betapa lingkungan yang baik itu adalah di sekitar pendidik dan penghapal Qur'an.


Mendalami Ilmu Dunia dan Ilmu Agama

Alhamdulillah, dengan belajar di sekolah asrama, in syaa Allah harapan kami ananda bisa belajar dan melihat secara langsung adab para penuntut ilmu. Bisa memiliki teman dan lingkungan yang shaliha serta mendalami ilmu agama yang menjadi fondasi keimanan untuk membentuk akhlak yang mulia.

Dan tetap, setinggi apapun ananda belajar dan menggali ilmu, harapannya kelak mereka bisa menjadi ummahat yang membimbing keturunanNya kelak ke jalan Allah. Sehingga harapannya, rantai pendidikan ini tidak terputus dan menjadi sebuah keharusan bagi ummat Muslim untuk menuntut ilmu syari terlebih dahulu.


Tahfidz dan Bahasa

Meskipun saat full day school sekolah juga ada program tahfidznya, yakni program hafalan Al Qur’an, namun dengan bersekolah di pesantren akan mendapat pelajaran bahasa arab dan bahasa Inggris secara lebih intensif. Hal yang paling mendasar, seperti menggunakan kedua bahasa tersebut sebagai bahasa sehari-hari saat beraktivitas selama di boarding school


Ibadah Sesuai dengan Tuntunan Nabi 

Ibadah zaman sekarang, zaman dimana kita hidup jauh sekali dari zaman Rasulullah ﷺ, sehingga perlu ada bimbingan dan arahan yang benar dari asatidz asatidzah dari pesantren agar ibadah sesuai dengan tuntunan Al-Qur'an dan Hadits, tidak perlu ditambah atau dikurangi dalam beribadah. Cukup sesuai dengan yang dicontohkan beliau, ﷺ.


Dibimbing Oleh Asatidz dan Asatidzah yang Terpercaya

Saat survey pesantren, hal pertama yang harus diperhatikan adalah sanad apa yang menjadi dasar pendidikan sebuah sekolah. Hal berikutnya adalah Ustadz yang membimbing (pesantren tersebut milik siapa dibawah bimbingan Ustadz siapa dan bersanad apa).

Lalu saat survey, biasanya suka ada kesan pertama saat berinteraksi dengan pihak sekolah, ini bisa juga menjadi salah satu tolak ukur bahwa adab terhadap calon orangtua siswa, adab sesama muslim dan adab-adab lain dalam berinteraksi di kehidupan.


Keterbatasan Belajar di Pesantren

Kalaulah boleh menyebut ini sebuah keterbatasan belajar di sekolah boarding school daripada menyebutnya dengan istilah "kekurangan", maka aku akan menceritakan kesan pertama gak ada kakak di rumah saat awal-awal pesantren.


Anak Harus Taat Aturan

Ya, selama masih hidup di dunia, semua yang enak dan menyenangkan adalah larangan bagi para santri/ santriwati. Sehingga bagi yang terbiasa hidup nyaman di rumah, sekolah boarding membuat anak-anak terdetoks secara otomatis dengan kebiasaan baru.

Mungkin yang tadinya dekat dengan gadget, kini di pesantren hanya boleh mengakses laptop ketika belajar. 


Dari Abu Hurairah, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,


عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « الدُّنْيَا سِجْنُ الْمُؤْمِنِ وَجَنَّةُ الْكَافِرِ »


Artinya
Dunia adalah penjara bagi orang beriman dan surga bagi orang kafir.”
(HR. Muslim no. 2392)


Anak Harus Mandiri

Mandiri ini memang luas sekali cakupannya. Dari mulai menyadari apa yang menjadi kewajiban mereka hingga mandiri secara batin. Seperti kemampuan mengatur tingkah laku dan kebebasan, berinisiatif, memiliki rasa percaya diri, kontrol diri, ketegasan diri, serta tanggung jawab terhadap diri sendiri dan orang lain.

Ketika masuk pesantren, hal sesimple mencuci baju sendiri, menyiapkan pelajaran yang akan dipelajari hingga bergaul dan bisa menempatkan diri di lingkungan pesantren ini menjadi cara pertama mereka bertumbuh.

Kelebihan dan Keterbatasan Pesantren

Meski berat, karena harus beradaptasi dengan lingkungan baru, semoga anak-anak santri ini jadi memiliki kebiasaan baru yang dicintai Allah dan karakter yang baik saat berhubungan dengan sesama manusia.


Anak Harus Jauh dari Orangtua

Setiap orangtua tentu memiliki jalan dan doanya masing-masing untuk ananda. Bagi kami yang sebelum memasuki usia sekolah pernah menempuh pendidikan homeschooling dan senantiasa mencari tahu melalui Blog Homeschooling, saat ini hal tersebut bisa menjadi pegangan anak saat harus jauh dari orangtua.

Bagaimana mereka mengatasi rasa rindu, rasa terbiasa bersama orangtua dan adik atau saudaranya. Kini, ketika bersekolah jauh dan dibatasi dalam hal komunikasi, maka mereka harus bersabar. Bersabar dalam kebaikan.



Kisah Kakak Pertama Kali Bertemu Kembali dengan Keluarga

Ini jadi dramatis yaa.. kalau aku kasih judul kaya gini?

Tapi memang, inilah kejadian saat penjemputan pertama kali setelah gak ketemu sama kakak selama seminggu.

Lho, kok cuma seminggu?

Alhamdulillah, ada acara MPLS Akbar yang mengundang seluruh orangtua santri/ santriwati baru dari TK sampai SMA Ma'had Aly Ibnu Hajar Al-Islamy di Puri Begawan, Bogor.

Karena acara inilah, kakak boleh menginap bersama orangtuanya selama 3 hari 2 malam.

Banyak kisah suka-duka yang kakak ceritakan. Dan bagi kami orangtua, tentu terselip kerinduan dan doa untuk ananda agar bisa menyayangi semua bentuk aturan yang Allah terapkan di dunia.

 

Kebiasaan baik yang terbentuk selama pesantren

Cerita kakak yang paling bikin hati orangtua adem adalah pembiasaan di pesantren yang itu juga telah menjadi kebiasaan kakak sejak SD yakni shaum sunnah Senin-Kamis. Ketika di pesantren, sahur adalah hal yang ditunggu-tunggu, karena kalau puasa, ada waktu istirahat lebih banyak ketimbang hari gak puasa.

Yang biasanya waktunya makan siang, misalnya.. karena sedang shaum, waktu-waktu tersebut bisa digunakan untuk bersantai sejenak di kamar.

Alhamdulillah~


Kebiasaan lainnya, alhamdulillah kakak jadi bisa memanage waktu dengan baik. Kapan waktu untuk mandi, karena harus antri. Kapan waktu untuk mencuci barang-barang pribadinya, karena untuk seragam dan baju gamis sudah ada laundry dari sekolah (inc. biaya SPP per-bulan). Dan kakak juga harus mencuci semua peralatan makannya.

Selain itu, di kehidupan asrama juga harus saling tolong-menolong. Gak ada istilahnya "Ana-Anti". It's all about US.

Kalau mau minum dan air galonnya habis, ya kudu mau bantu ganti galon. Gak saling tunjuk-tunjukan. Kalau punya botol kotor, ya dicuci. Karena kalau engga, selain gak bisa menggunakan botol itu lagi juga kebiasaan menunda atau menyimpan sesuatu yang kotor akan menimbulkan penyakit.


Hal tersedih ketika kakak dikembalikan ke ma'had di tanggal dan jam yang sudah ditentukan. Abi, Hana dan aku sengaja berlama-lama di ma'had dengan alasan sholat, ketiduran dan lain sebagainya. Hihihi.. Yah, memang seberat itu pisah sama anak. Kakak pun gak kalah serunya, ia juga menangis tersedu-sedu.

Siapa orangtua yang tega?

Semoga pilihan kakak atas petunjuk Allah ini senantiasa dimudahkan. Dijauhkan dari bisikan syeitan yang senantiasa mengajak pada kemudahan dan kelalaian. Semoga kakak keluar dari pesantren seperti yang diharapkan.

Barakallahu fiikum.


Sekian curhatan seorang Ibu yang random banget karena masih berat banget pisah sama anak. Sebisa mungkin gak nangis lagi, karena kita semua punya senjata terkuat seorang mukmin, yakni DOA.

Berdoa yang terbaik untuk kebaikan semuanya.
Doa agar Allah lembutkan hati para santri/ santriwati dalam menuntut ilmu.

Sampai jumpa di waktu penjengukan berikutnya ya, kak..


Selamat Menuntut Ilmu.



Salam hangat,



25 comments for "Suka Duka Orangtua Memondokkan Anak"

  1. Amin, semoga pilihan kk nya serta segala hal yang dipelajari selama mondok bisa membawa berkah untuk keluarga dirumah. Walaupun terbatas komunikasi, pasti selalu ada momen untuk bisa bertemu kembali. Wahh jadi keinget moment untuk memutuskan merantau sendiri di negeri orang dan pisah sama orang tua, rasanya tuh berat banget, tapi harus bisa. Smngt!

    ReplyDelete
  2. Masya Allaah... suka dukanya pasti ada ya Len,
    keponakan perempuan yang masuk pesantren malah berbeda, sehappy ituh diaaa bersekolah di pesantren! Katanya, bisa main tiap saat sama temen-temennya, bisa murajaah bareng, bisa ini itu dan itu tak ternilai bahagianya!

    Wah, semoga si kakak bisa merasakan aura happy-nya juga yaaa

    ReplyDelete
  3. Anakku juga mondok. Tahun pertama benar-benar tantangan untuk menguatkan anak dan ortu apakah akan dilanjut atau tidak. Alhamdulillah sekarang sama-sama sepakat untuk tetap melanjutkan belajar di pondok sampai selesai.

    ReplyDelete
  4. Kebayang harunya Teh waktu akhirnya diijinkan menginap 3 hari 2 malam bersama orangtua, lalu akhirnya setelah momennya selesai jadi harus berpisah lagi. Rasanya ada sesak di dada tapi namanya demi menuntut ilmu memang nggak akan ada jalan yang benar-benar mudah.

    ReplyDelete
  5. Alhamdulilah kakak paham dan dengan sadar sekolah di pesantren
    Saya pingin banget anak-anak saya sekolah di pesantren karena sadar ilmu agama saya kurang banget
    Sayang gak sependapat dengan ayahnya anak-anak

    ReplyDelete
  6. Beberapa temanku juga mengambil keputusan untuk memasukkan anaknya ke pesantren, "biar lebih Mandiri Dan bisa belajar ilmu agama dengan lebih baik" kata mereka.

    Perencanaan Dan survey pesantren Tau boarding school memang penting banget karena menyangkut pendidikan Dan masa depan anak juga. Semoga si Kakak bisa tumbuh menjadi individu yang cerdas, beradab dan memiliki ilmu kehidupan yang lebih lengkap.

    ReplyDelete
  7. Aku sebenernya pengen anak mondok. Anakku juga pengen. Tapinya, huhu, aku tuh cengeng banget. Gak bisa kayaknya aku jauhan sama anak. Sehari aja jauhan, aku bawaannya mewek terus. Salut deh sama orang tua yang anak-anaknya mondok. Kuatan banget. :D

    ReplyDelete
  8. Semangat terus belajar di pesantren biar bisa bawa ayah ibu ke surga dan contoh baik buat adik adiknya

    ReplyDelete
  9. Senangnya jika ada anak kita bisa mondok ya, gak khawatir soal ilmu agama ut mereka

    ReplyDelete
  10. saat akan memasukkan anak ke pesantren, memang bagusnya sesuai keinginan anak. karena beberapa kejadian, seperti tetangga saya, karena awalnya orang tua yang memaksa, maka anak tidak betah.
    Nah, kalau kemauan anak, pasti hasilnya akan maksimal. Misalnya, anak akan lebih mandiri dan bertanggungjawab.

    ReplyDelete
  11. Aku pernah merasakan tinggal di pesantren. Sebagai anak memang berat sekali rasanya harus tinggal jauh dengan orang tua. Tapi, rasa berat itu akan sedikit terobati dengan pergaulan bersama teman-teman santri yang lain.

    ReplyDelete
  12. Mungkin kalau memondokkan anak jadi jarang bertemu dan sering dilingkupi rasa kangen tapi untuk masalah pendidikan agama pasti akan lebih baik dan terarah kedepannya

    ReplyDelete
  13. Pastinya ada perjuangan dan pengorbanan berat ya Teh, tapi demi masa depan anak kelak apapun rintangannya harus dihadapi dengan sabar. Insyaa Allah akan berbuah manis nantinya

    ReplyDelete
  14. Jadi dulu waktu ikut kegiatan Pramuka, pernah dapet saingan dari anak-anak boarding school. Asli, mereka jago-jago banget bahasa inggris sama bahasa arabnya, sampe-sampe saya sendiri jadi iri dan kepikiran kenapa dulu gak masuk boarding school aja.

    Tapi ya dibalik itu memang sistem yang ada di boarding school memang lebih ketat yaa, belajarnya lebih giat dan kegiatannya lebih teratur kalau dibandingkan sekolah sekolah pada umumnya. Wajar kalau Boarding School ini kualitasnya juga lebih baik, apalagi dari sisi agamanya.

    ReplyDelete
  15. ya ampuun jadi keinget ibukku pas mondokin adekku yang paling bontot, nangissss seharian, 2 minggu ga enak makan ga enak tidur sampe sama ayahku digodain, "udah yaa?ngga usah mondok ya? yuk diambil aja anaknya" hahaha

    ReplyDelete
  16. Bersyukur bgt kalo di kecil mau masuk boarding school. Tp emg boarding school ini beda bgt ama pesantren sih ya. Porsi bljr umumnya jg lbh bnyk. Jd emg ga seseram kyk pesantren yg rata2 pengajaran dan pendidikannha msh tradisional.

    Smg si kecil betah ya kak dan bs sekolah dgn baik sampai lulus.

    ReplyDelete
  17. Wah masyaAllah, berarti udah keinginan anaknya sendiri ya Mba. Kalau aku pasti bakal sedih banget ditinggal anak sekolah jauh. Pengennya sih kayak hamil dulu yak, digendong kemana-mana di perut.

    ReplyDelete
  18. MasyaaAllah, semangat belajarnya ya, kak. Aku juga lagi pelan² nih ngasih tau tentang pesantren ke anak, biar nggak kaget ntar kalo masuk pondok. Hehe.. Ternyata persiapannya juga nggak sedikit ya teh. Aku simpen dulu.

    ReplyDelete
  19. masyaallah teh Len, rasanya nano-nano ya, hebat kakak berani mandiri berpisah jauh dari ortu

    ReplyDelete
  20. Makasih ya Kak Lendy sudah berbagi cerita, ada bayangan nih ketika ingin mondokin anak. Dan jujurly, setelah lulus SD aku juga pengen anakku mondok, semoga ada rejeki, aamiin

    ReplyDelete
  21. Aku masih dalam tahap memahamkan anak untuk mondok
    Entah dia sanggup apa enggak karena saat ini jawabannya masih NO karena enggak mau jauh sama orang tua

    ReplyDelete
  22. ponakan2 ku sekarang lanjut sekolah SMP dan SMP di pesantren. lalu aku galau, mau ikutan jejak mereka atau nggak, padahal anakku masih kelas 3 SD wkwkwkw.. tapi ya plus minus sih ya memang.. mesti diskusi suami istri dan libatkan pandangan anak juga.. kalo ortunya siap dan ikhlas, InsyaAllah anaknya juga siap dan ikhlas ^^

    ReplyDelete
  23. aku sempet kepikiran juga untuk mondokin anak kalau sudah smp nanti tapi kok ada perasaan gak tega gitu yaa rasanya.. haha pasti butuh banyak persiapan juga

    ReplyDelete
  24. Orang tua harus selektif juga milihkan pondok pesantren buat anak. Mengingat saat ini banyak pondok yang agak menyimpang. Harus diteliti bagus tidaknya kualitas pendidikannya agar anak pintar dan sukses di pondok

    ReplyDelete
  25. Aku juga bercita-cita kalau abak udah SMP nanti mau aku sekolahkan ke Pesantran biar ia bisa mendalami agama dengan baik. Menyeimbangkan ilmu dunia dan akhirat

    ReplyDelete