Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget Atas Posting

Tips Menghilangkan Kebiasaan Ghibah

Bismillaah,


Memahami ghibah dan cara menghilangkan kebiasaan ghibah.
Hola sahabat lendyagasshi.


Tertarik banget sama kehidupan orang lain?
Oh tentu sajaa.. Apalagi kehidupan orang yang terpampang nyata di sosmed.

Ketika mereka hanya menampilkan sisi "bahagia"-nya aja.. pasti kadang di hati terbersit "Hidup orang kok sempurna amat yaah.. uang banyak, anak lucu, suami/ istri rupawan, rumah mewah, pekerjaan mapan.."

MashaAllaah~

Lalu ujung-ujungnya ngebandingin ama diri sendiri deeh..
"Kok aku cuma gini-gini ajaa? Gak kemana-mana.. jalanin hidup juga gak punya impian."

Rasanya kek garink banget.
Makanya aku juga termasuk yang jarang banget bikin status.

Kek buat apa juga yaakk??
kehidupan aku mah... gini gini aja kok!

bahasa inggris ngomongin orang di belakang

Laluuu.. 

Pada suatu hari, kek akutu dikasih jalan sama Allah buat kumpul sama keluarga shalih lainnya. Dari mulai kakak yang dulu masuk SD Islam Sunnah di Bandung, lalu SMP-nya juga alhamdulillah.. pesantren sunnah di Cibubur, lalu adeknya tinggal follow the path..

Trus yang tadinya di rumah aja gak ngapa-ngapain.. mainnya sama ummahat shalihaa — yang kerjaannya ngurusin kajian. Mulai membangun kalcer muslimah — yang Ummunya kudu belajar dulu agar bisa mengajarkan anak-anak tauhid yang lurus dan benar di rumah.


Memang panjang yaah.. kalo ngomongin soal perjalanan menjadi orangtua.
Karena selain ada value, juga gak lupa bahwa Islam telah mengajarkannya secara detil dan sempurna. Tinggal kitanya sebagai manusia nih.. take it or leave it?

Dan kinii.. kalau diamati, memang sedang bertumbuh sekali sekolah sunnah yang bisa menjadi pilihan untuk ladang bisnis. Biasanya, sekolah-sekolah ini memberikan program yang bagus juga untuk anak didik dengan memberikan ide bisnis bagi anak pesantren

Untuk lebih lengkapnyaa.. sahabat lendyagasshi bisa berkunjung ke Blog Bisnis-nya ka Hani yaa..


Sejujurnya yaah..

Aku barruu akhir-akhir ini aja nih.. menyadari kalau pelajaran ilmu parenting Barat itu ((mohon maaf)) berseberangan dengan parenting Sunnah.

Ini pendapatku pribadi yaa..
Semoga kalau ada yang mau berdiskusi, silakan tinggalkan komen di kolom komentar.


Dari mulai bab kajian memberi pilihan.

Kalau ala parenting Barat maah.. anak diajari mandiri dan bisa memberikan pendapat sebagai pilihan itu di usia sedini mungkin. Bahkan dalam memilih lingkungan sekolah.

Kalau di parenting Sunnah, anak tidak boleh memilih!
Agak berat yaah....

Ini bukan tanpa alasan looh.. tapi alasannya karena anak-anak cenderung memilih apa yang bayangkan. Padahal belum tentu orangtua bisa memberikan apa yang mereka bayangkan tersebut.


Misal :
Hari ini mau pakai baju apa?
Merah atau kuning?

Nah, kalau parenting Barat pasti cenderung menyerahkan pilihan pada anak. Sedangkan parenting Sunnah, orangtua harus memilihkan baju yang syari dan menutup aurat sejak dini. Gak ada alasan apapun. Apalagi kalau anak perempuan.

Memberi pilihan ini bagi parenting Sunnah membuat anak-anak merasa "Down" ketika apa yang ia pilih tidak ada atau ternyata tidak sesuai keinginan.

Dan memilihkan juga merupakan sebuah ajaran kepatuhan anak terhadap orangtua — yang kini rasanya mulai asing yaa..

Oke, apapun pilihannya.. aku lagi curhat pan, ceritanya..
Hehehhe... jadi boleh boleh aja kalau semisal kita berseberangan yaa...


Teruuss..
Kalau uda terlanjur dan kini anak-anak uda besar, gimana?

In syaa Allah gak ada yang namanya terlambat yaa.. karena ilmu baru kita peroleh dan itu pasti atas ijin Allah juga, sehingga yang perlu kita lakukan perbaiki yang sekiranya salah, karena tidak sesuai dengan syariat dan terus mencari ilmu dengan semakin giat datang ke kajian.

Kalau pun gak bisa menghampiri ilmu karena mungkin ada udzur syar'i ini dan itu, bisa juga dengan mendengarkan kajian di channel-channel sunnah seperti channel Ustadz Khalid Basalamah, Ustadz Syafiq Riza Basalamah, Tarbiyah Sunnah Channel, Ustadz Nuzul Dzikri, Yuvid TV, dan masih banyak lagiii...


Belum istiqomah?
Sedang futur?


Semua jawabannya adalah bersabar dan berdoa memohon kepada Allah.
Memang mencari ilmu dan mengamalkannya untuk kebaikan keluarga ini juga bagian dari hijrah yaa.. 

Allaahu 'ala musta'an.
"Hanya Allah tempat meminta pertolongan."


Tapi yaa.. suka ada aja godaannya kalo ketemu sahabat atau temen kajian kan yaa.. yakni kebiasaan ghibah. Pada tau doonk.. ghibah itu apa..??

Hu uum.. definisi ghibah adalah membicarakan seseorang di belakang dan kalau mereka tau apa yang kita bicarakan, ia menjadi tidak suka atau tidak ridlo.

Ya.. istilahnyaa.. kita nih lagi ngomongin aib loo.. Meski dengan dalih "Kita ambil baiknya dan buang buruknya".


Huhuhu.. ini suliiitt sekaliih, pemirsaah..

Karena memang uda fitrah perempuan juga kan yaa... mengeluarkan 20 ribu kata.


Jadiii.. Aku dapet tips tentang meminimalisir ghibah niih.. semoga bisa rutin kita amalkan yaa..

Karena aku paham banget kok, kalo ini gak mudah dan pasti butuh latihan panjang juga pembiasaan rutin ketika seseorang denger ada temen atau sahabat yang memulai dengan "Eh, tau gaak.."


Gini tipsnya niih..




Keluar Rumah Jika ada Kepentingan Aja

Iyaa, aku kalau gak ada udzur syari, uda pasti gak keluar rumah siih... kecuali sama pasangan yaa..
Atau ada kaitannya dengan menjenguk anak-anak ke pesantren.

Selebihnya, aku beneran di rumah aja.

Dan beberapa kali, yang paling terasa ketika gairah mengahi sedang baik ((atas ijin Allah)) — lalu Allah uji juga dengan bertemu kawan lama. Dan akhirnya, dari yang saling menanyakan kabar, lalu berlanjut ke cerita yang lebih HOT yakni ghibah kawan kita lainnya.

Ini kadang aku juga baruuu sadarnya kalo uda sampai rumah dan muhasabah ((mengingat-ingat kejadian apa hari ini yang uda aku lalui)) dan tersadar bahwa terselip banyak ghibah ketika bertemu dengan sahabat.


Memang ghibah ini salah satu dosa yang melalaikan, terasa ringan karena ada di lisan.

المُسْلِمُ مَنْ سَلِمَ الْمُسْلِمُوْنَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ

"Seorang muslim sejati adalah bila kaum muslimin merasa selamat dari gangguan lisan dan tangannya."

(HR. Muslim)

cara menghilangkan kebiasaan ghibah

مَنْ رَدَّ عِرْضَ أَخِيْهِ رَدَّ اللهُ عَنْ وَجْهِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

"Barang siapa yang mencegah terbukanya aib saudaranya niscaya Allah akan mencegah wajahnya dari api neraka pada hari kiamat nanti."

(HR. At Tirmidzi No. 1931)


Jadii.. untuk mengurangi dosa ghibah, kalau aku pribadi, sebisa mungkin gak keluar rumah, kalau gak dalam rangka menuntut ilmu syar'i, bepergian bersama mahram atau untuk keperluan anak-anak.


Lagian yaa.. perempuan itu sumber fitnah loo..

Seluruh tubuh wanita adalah aurat kecuali wajah dan telapak tangan. Sedangkan wajah juga bisa jadi sumber fitnah kalau keluarnya dengan berhias, menggunakan parfum, dan lain-lain.


يٰۤـاَيُّهَا النَّبِىُّ اتَّقِ اللّٰهَ وَلَا تُطِعِ الۡكٰفِرِيۡنَ وَالۡمُنٰفِقِيۡنَ‌ ؕ اِنَّ اللّٰهَ كَانَ عَلِيۡمًا حَكِيۡمًا


Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang jahiliyah yang dahulu.”

(QS Al Ahzab: 33)



Ketemu Temen, Ngobrol tentang Diri Sendiri Aja

Aga sulit mungkin ya.. kalau ngomong tentang diri sendiri teruus.. entar lama-lamaaa dikira NPD doonk.. 

No.. noo..

Bukan ituu... kalau ngobrol, bisa seputaran diri sendiri aja. Jangan merembet ke pasangan, anak-anak yang ujung-ujungnya ghibahin orang terdekat kita, malahaan..

Abis ituu lanjuutt ke curcol.

Inget yaa.. curhat itu gak dituang ke semua orang. Cukup sahabat deket kita aja yang beneran tau baik buruknya kita.. yang beneran tau karakter kita dan yang pasti, kita gak ngasih mereka bahan ghibahan dengan apa yang kita curhatin.

Bahaya banget!


Lakukan Latihan Bersama Sahabat Seperjuangan

Memang gak mudah yaa.. bertemu dengan sahabat yang yakin banget amanah, gakkan ngomongin kita di belakang atau sahabat yang "berani" menegur kita di saat kita sedang khilaf dengan cara terbaik.

Selain itu, ambil sahabat yang "iman"nya lebih tinggi dari kita.

((ini pesan Ustadz Khalid)) karena kalau sahabat yang kada imannya jauuhh dibawah kitaa.. either dia yang kebawa kita atau ((buruk-buruknya niih)) kita yang down grade jadi ngikut ke dia.


"Seseorang akan mengikuti agama sahabatnya, maka hendaklah setiap dari kalian memperhatikan siapa yang menjadi sahabatnya."


Kan bahaya bangeett kaan...??

Maka kudu seletif dan kalo bisa niih.. pas uda mulai ada naga-naganya mau ghibah, sebagai sahabat yang baik, kita langsung ingetin.

Paiitt pasti siiih...
Tapii demi kebaikan diri sendiri juga, cyiin...


Alihkan ke Pembicaraan atau Topik Lain

Kadang yaah...

Karena artis A ajaa.. kita langsung keluar semua tuh gosipan yang sedang heiittss.. atau keluar semua masa lalu yang pernah ia lewati.

Rasanya gak dosa yaa.. kita ghibahin orang yang gak kita kenal.

Padahal maah.. sama looh.. sama-sama dosa besar dan ibarat kata niih.. kita uda makan daging saudara kita yang telah meninggal.

Huhuhu.. jijik kaan??


يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَنْ يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَحِيمٌ


Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan prasangka, karena sebagian dari prasangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang. Jangan pula menggunjing satu sama lain. Adakah seorang di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.”

(QS. Al Hujurat: 12)



Kalau Uda Terlanjur, Gimana Doonk??

Kalau uda terlanjur keceplosan atau mungkin terasanya saat uda beberapa lama setelahnyaa.. langsung istighfar — Astaghfirullahaladzim alladzi laa ilaha illa huwal hayyul qayyum wa atubu ilaih.

"Aku memohon ampun kepada Allah Yang Maha Agung, yang tiada Tuhan selain Dia, Yang Maha Hidup lagi Maha Berdiri Sendiri, dan aku bertaubat kepada-Nya."


Dan perbanyak berdzikir.


وَاللَّهِ إِنِّى لأَسْتَغْفِرُ اللَّهَ وَأَتُوبُ إِلَيْهِ فِى الْيَوْمِ أَكْثَرَ مِنْ سَبْعِينَ مَرَّةً


Demi Allah. Sungguh aku selalu beristighfar dan bertaubat kepada Allah dalam sehari lebih dari 70 kali.”

(HR. Bukhari)



Gak sulit kok istighfar sekali duduk 70 kali kalau kita melakukannya dengan mindful.

Karena manfaat dari membaca istighfar ini diantaranya menghapus dosa dan kesalahan, mendatangkan rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka, menenangkan hati, serta mempermudah segala urusan. Selain itu juga memperbanyak istighfar membuat seseorang meraih rahmat dan keberkahan dari Allah, termasuk hujan dan kesuburan bumi.


Masih belum bisa menghindari ghibah?
Yakin, ini proses yang gak mudah.

Selalu minta pertolongan Allah, cari teman shalih/ shaliha yang selalu mengajak kepada kebaikan dan sibukkan diri dengan ibadah.

Kalau sibuk, biasanya jadi lupa tuuh sama urusan orang lain gak ada kaitannya sama kita.

Sebenernya, kita punya kontrol penuh atas diri kita yaa..

Mau melakukan agar dapat pahala dan inget dosa ghibah yang begitu berat dipertanggung jawabkan di akhirat, nanti..


Ghibah bukan tentang benar atau salahnya ucapan kita, tapi tentang layakkah ia diucapkan?
Justru akan membakar pahala kita seperti api membakar kayu kering, merusak ukhuwah, dan menodai kehormatan diri.

cara menghentikan ghibah


"Kalau yang diomongin itu bener, maka itu disebut ghibah.
Namun bila yang diomongin itu gak bener, maka itu jadi fitnah."


Dan ketika di hari akhir, maka pahala kita akan diberikan kepada orang yang kita ghibahi.
Kalau pahala kita sampai minus niih.. maka dosa orang yang kita ghibahin malah jatuh ke diri kita.


Mari hentikan kebiasaan membicarakan orang, dan mulai memperbaiki diri. Karena, Allah ﷻ tidak akan memperbaiki umat yang saling menjatuhkan. Jaga lisan, jaga hati, jaga ukhuwah.


Allāhu Ta‘ālā a‘lam bishawāb.


source: Kajian Ustadz Khalid
IG @khalidbasalamahofficial


Salam hangat,



5 comments for "Tips Menghilangkan Kebiasaan Ghibah"


  1. Now not one thing I’d typically learn, but I favored your emotions none the less.

    ReplyDelete

  2. Thank you for making something worth reading.

    ReplyDelete

  3. I ponder why the other specialists of this sector don’t notice this. thank you!

    ReplyDelete

  4. Im lucky I did because now Ive received a whole new view of this

    ReplyDelete

  5. This website was… how do you say it? Relevant!!

    ReplyDelete