Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget Atas Posting

Bongkar - Pasang (Kembali) IUD. Bolehkah?

Bismillah,



Membahas masalah KB ini susah-susah gampang kalau di keluarga kami. Susahnya, karena suami sebenarnya banyak pertimbangan (yang tidak diceritakan dengan saya sekalipun. Tebakan saya, ini kaitannya dengan akidah - yang menjadi pertanggung jawaban di akhirat kelak). Mudahnya, alhamdulillah....saya cocok dengan KB IUD 5 tahunan.

Sebenarnya maksud hati ingin mencari IUD yang masanya lebih lama lagi. Mengingat saya hanya menginginkan 2 anak saja. Namun qodarulloh, bidan tempat kami konsultasi hanya menyediakan KB IUD 5 tahun.

Cerita sedikit yaa...masalah memansang KB IUD ini.
Awalnya saya mantap tidak memasang KB karena percaya bahwa banyaknya anak, tidak akan membuat kami kewalahan. Kami akan selalu riang - gembira menemani kebersamaan bersama ananda.

Qodarulloh,
Allah menguji kami dengan kelahiran berjarak dekat.

Saat saya masih menikmati memberi ASI untuk si kaka yang saat itu berusia 16 bulan, saya dinyatakan positif hamil lagi oleh 2 tanda garis merah pada test-pack.



Di saat itu yang saya pikirkan hanyalah berbagai kekahawatiran. Dari mulai...

"Bagaimana nanti mengurus rumah tanpa art dengan 2 batita di rumah?"
"Kapan masaknya? Kapan beberesnya?"
Pasti cape banget deeh....

Gitu aja yang berputar-putar di kepala saya. Saya lupa bahwa


1. Percaya Allah




“Jika Allah menginginkan kebaikan pada hamba, Dia akan segerakan hukumannya di dunia. Jika Allah menghendaki kejelekan padanya, Dia akan mengakhirkan balasan atas dosa yang ia perbuat hingga akan ditunaikan pada hari kiamat kelak.” _HR. Tirmidzi no. 2396, hasan shahih kata Syaikh Al Albani_ . Nah, bagi temen2 yg sedang merasakan pahit dan beratnya ujian hidup, coba baca 2 hadits di atas, pasti langsung ge-er dan bahagia lagiiiiii 😆❤ Ge-er boleh lah ya, kita dikasih ujian sama Allaah ya karena Allaah sayang banget sama kita ❤❤ . Bagi mereka yg beriman, apapun yg dikasih Allaah ke kita itulah yg terbaik bagi kita, dan insyaaAllaah kita kuat menjalani seberapa beratnya ujian yg kita rasakan 💪😆 . Makanya udah sedih2nya lah, nggak usah dramaaaaa, kita happy2 aja saaay 😂✌ . . SILAKAN SIMPAN GAMBAR kalo mau 😊, tapi TOLONG JANGAN HAPUS WATERMARK dan atau JANGAN DICETAK DAN DIPERJUALBELIKAN TANPA IZIN ya gaes, terimakasih banyaaak 😊😁🙏 (maapkeun capslock jebol 😅) . . . . . #artwork #visualart #kidsbooks #design #handpainting #handdrawing #childrenillustration #graphicdesign #dailydaawah #kidsfashion #pastelscolors #like4like #illustration #illustrator #likeforlike #illustagram #scriptlettering #kidspose #design #love #typography #cute #children #thegoodtype #moderncalligraphy #brushscript #styling #handletteringpractice #brushlettering #handlettering
A post shared by Hindi C. Soedarno (@hindipendent) on



2. Percaya Suami
Bahwa ada doa suami di setiap kehamilan. 
Dan tidak perlu mengkhawatirkan rejeki sama sekali, karena rejeki masing-masing makhluk Allah sudah ditentukan bahkan 50.000 tahun sebelum diciptakan.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

كَتَبَ اللَّهُ مَقَادِيرَ الْخَلاَئِقِ قَبْلَ أَنْ يَخْلُقَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ بِخَمْسِينَ أَلْفَ سَنَةٍ

Allah telah mencatat takdir setiap makhluk sebelum 50.000 tahun sebelum penciptaan langit dan bumi.” 
(HR. Muslim)

Karena kalkulasi manusia tentu berbeda dengan kalkulasi Allah. Yang perlu ditekankan di sini adalah akidah terhadap prasangka kepada Allah. Sudah sesuaikah?


3. Supporting System
Alhamdulillah, saya kalau melahirkan suka pulang kampung, alias ke rumah orangtua di Surabaya. Jadi, semua keluarga membantu saya recovery lebih cepat daripada jika saya sendiri. Masih teringat jelas pengalaman lahiran anak pertama, dimana saya tidak punya pengalaman sama sekali dalam mengurus bayi.

Saya terlahir sebagai anak bungsu dari 4 bersaudara. Jadi rasanya momong anak kecil ya...baru setelah benar-benar mempunyai anak seperti saat ini.

Terharuuu sekali rasanya ketika Ibu, Babe, Mama, Papa, kakak hingga adik-adik (dari suami) bahu membahu membuat saya gembira lagi. Dari mulai mengirimi saya berbagai masakan homemade, kado untuk beibi Ai dan segala perintilan-perintilan njelimet new parent.


Ketiga alasan di atas yang membuat saya kuat dan membulatkan tekad untuk memasang alat kontrasepsi agar kelahiran berikutnya terencana dengan baik.


Macam - macam alat kontrasepsi :

Alami :
Menyusui aktif (hingga 2 tahun)
KB Kalender

Hormonal :

Pil KB - diminum setiap hari, menyesuaikan siklus menstruasi
Suntik - ada yang dilakukan tiap 3 bulan sekali ataupun sebulan sekali (tergantung kecocokan)
KB Susuk / patch / Implan - dipasang per-3 tahun sekali

Non-Hormonal :
IUD (Intra-Uterine Device) - ada masa pemakaiannya, yaitu selama 5 tahun

Penghalang Fisik :
Kondom - tersedia kondom pria dan kondom wanita
Spermisida 
Diafragma
Cincin vagina
Koyo Ortho-Evra
Cervical cap
Dikeluarkan di luar


Ternyata banyak jalan menuju Roma kan yaa, sahabat.
Jadi,

Kenapa saya mantap ber-KB IUD?

1. Karena masa pasangnya yang lama
Jaman dulu, KB IUD ada pilihan masa pasangnya, yaitu : 5 tahunan, 8 tahunan, bahkan ada yang seumur hidup. Tapi sekarang, KB IUD hanya diperbolehkan 5 tahun oleh para tenaga medis. Tentu dengan alasan yang baik, agar leher rahim kembali seperti semula.

2. Karena tidak perlu mengingat-ingat
Kalau KB pil kan, saya harus ingat setiap hari minum pil di jam yang sama.
Jika lupa, resikonya minum 2 sekaligus di keesokan harinya. Jika lupa lagi, minum sejumlah hutang yang terlupa. Bayangkan kalau saya lupa berhari-hari?

Hiiks~
Saya bukan tipe wanita yang punctual.

3. Karena non-hormonal
Saya adalah tipe perempuan yang mudah banget gemuk. Kalau orang-orang gemuknya karena makan, saya karena napas aja, langsung gemuk. Wkkwk~ lebbaii yaaa, cyiin...?

Maka dari itu, saya menghindari KB Hormonal, yang mana kata kebanyakan orang, salah satu efeknya adalah gemuk. Efek lainnya, kulit jadi mudah jerawatan atau menjadi lebih gelap.

Ada yang pernah mengalami jugakah?

4. Kalau tidak cocok, bisa segera dilepas
Bayangkan kalau KB suntik... Jika tidak cocok dengan tubuh, maka perlu menunggu sampai dosis obatnya habis dulu, selama 1 atau 3 bulan, tergantung pemilihan suntiknya. 

5. Karena ridlo suami
Ini penting yaa, sahabat. Dimana saya sekarang tidak menentukan apapun on my own. Saya punya suami tempat saya bersandar. Jadi, apapu keputusan yang saya ambil, saya pastikan untuk memberi tahu beliau dahulu.



Mulailah kami mencari-cari referensi memasang IUD yang nyaman. Bagi saya, dokter kandungan wajib perempuan. Karena saya berada di kota besar, yang in syaa Allah tidak sulit mencari dokter spesialis kandungan.

Pilihan saya jatuh pada
RS Sariningsih
Jalan R.E. Martadinata No.9, Citarum, Bandung

Bersama Dr. Surjati Gartini SPOG.


Alasannya simple siih....karena itu Rumah Sakit yang paling dekat dengan rumah kami saat itu. Dengan waktu tunggu yang tidak begitu lama, dan tempat yang nyaman, memungkinkan saya tetap bermain bersama anak-anak. Dokternya juga tidak banyak berbicara dan tenang, sehingga membuat pasien merasa tenang juga.

Alasan lain adalah masalah biaya.
Pemasangan IUD di RS. Sariningsih tergolong murah. Waktu itu, tahun 2013, hanya dikenakan biaya sekitar Rp 300.000,- an, sudah termasuk resep.

Obatnya untuk apa?
Hanya diminum jika merasa sakit atau nyeri.

Yang dirasakan pertama kali ketika memasang IUD adalah nyeri di bagian perut. Tapi bagi perempuan yang pernah melewati masa-masa nyeri haid atau melahirkan, saya rasa, nyeri saat habis dipasang IUD tidak begitu mengganggu. Hanya mungkin ada perasaan takut yaa...saat ke toilet.

Tenang saja, Bunda...

Bunda tidak akan merasakan apa-apa, apalagi bila dokter kandungannya memotong habis benang yang ada di IUD. Seperti ini niih...penampakan si KB IUD Nova-T.



Waktu pemasangan KB IUD ini pun tidak begitu lama kok..Bunda.
Kurang dari 5 menit.
Yang bikin lama biasanya adalah pengkondisian Bunda saat mau memasang dan observasi.

Lalu setelah pasang KB IUD disarankan untuk rajin kontrol.
Seminggu setelah pemasangan, lalu sebulan kemudian, lalu 3 bulan kemudian dan terakhir, tiap 6 bulan sekali diperiksa. Apakah si KB IUD masih berada di tempat yang tepat?

Efek dari pemakaian KB IUD :
Menstruasi melimpah pada awal-awal

Setelah pemakaian 5 tahun, maka saya berniat untuk melepas, kemudian memasangnya kembali. Hehehe~ Alasannya, karena saya merasa cocok menggunakan KB IUD ini.


5 tahun kemudian sejak tahun 2013....
Ya, tahun ini, 2018.


Waktunya saya kembali melepas KB IUD yang sudah dipasang. Karena saya baru saja pindahan, jadi suami menyarankan untuk mencari klinik atau Rumah Sakit dekat rumah saja agar waktunya bisa desuaikan dengan aktivitas saya.

Alhamdulillah,
Dekat rumah ada klinik yang bidannya ramah, sehingga saya merasa nyaman dan dengan mantap, saya akan melepas KB IUD.



Bagaimana perasaan saya saat KB IUD dilepas . . . ?


Sejujurnya, rada sedikit nyeri.
Tapi tidak se-sakit seperti yang dibayangkan. Padahal kasus saya, benang KB IUD sebelumnya, dipotong habis oleh Dokter tempat saya memasang KB. Alasannya, tentu agar membuat pasangan lebih nyaman saat berhubungan. Namun efek negatifnya adalah menambah waktu pelepasan KB IUD.

Teteh bidannya (karena masih muda banget, tapi alhamdulillah sudah sangat berpengalaman) dengan tenang meminta saya menarik napas panjang ketika tangannya menekan perut bagian bawah. Dan...gak lebih 2 menit, KB IUD yang lama terangkat. Saya ditunjukkan sama teteh bidan, tapi sudah terlanjur pusing duluan. Hahhah~

Lalu,
Dilihat keadaan rahim saya, dan sepertinya memungkinkan untuk dipasang KB IUD kembali.


Harus menunggu berapa lama . . . ?


Bisa langsung dipasang saat itu juga. 
Jadi begitu dilepas, teteh Bidan mengambil KB IUD yang baru dengan masa pemakaian selama 5 tahun, seperti sebelumnya.

Berikut beberapa keuntungan dan kekurangan menggunakan KB IUD.
Source : sekata.id


Waktu pemasangan tidak sampai 5 menit, alhamdulillah lancar.
Total pelepasan dan pemasangan kembali KB IUD plus konsultasinya, kira-kira 20 menit.

Cepet yaa...

Begitu saya selesai, anak-anak yang tengah menunggu saya masih asyik bermain bersama kucing. Tak terasa kalau sedang ditinggal mamaknya periksa. Hihii~


Biaya nya berapa ?

Masalah biaya ini sepertinya tergantung pihak rumah sakit atau kliniknya yaa...
Karena pas ada temen blogger yang curhat, habis lahiran anak ketiga, ia memutuskan untuk pasang KB, mengingat jarak usia anak pertama hingga ketiganya sangat dekat.

Dengan bantuan dokter spesialis kandungan ditambah lagi dilakukan di Rumah Sakit yang memiliki "nama besar" sehingga harga pemasangan KB IUD mencapai Rp 800.000 - 900.000,-

Sedangkan saya, yang hanya dilakukan oleh Bidan dan di klinik, maka biaya pelepasan sekaligus pemasangan kembali plus obat (hanya diminum jika saya merasa mual atau pusing, dan ini terjadi karena adaptasi yang kira-kira membutuhkan waktu kurang lebih 4-5 hari paling lama) sebesar 
Rp 300.000,-


Cukup murah bukan?
inexpencive dan semoga menjadi salah satu cara untuk mengatur jarak kelahiran.

Agar Ibu dan anak-anak juga merasa tercukupi segala kebutuhan lahir batinnya. Tidak melulu mengurus bayi.
Maaf bagi yang tidak sependapat. Karena ini khilafiyah...

Kalau saya pribadi, mengambil keputusan atas dasar ketaatan kepada suami. Semoga Allah mudahkan, lancarkan dan lindungi selalu keluarga kecil kami.



Ada yang punya pengalaman yang samakah mengenai pemasangan kembali KB IUD yang tidak berjarak?
Boleh berbagi di kolom komentar yaa...


Oia,
1 lagi tips dari saya... Selama pemasangan KB IUD, tidak ada pantangan, seperti tidak boleh mengangkat berat, karena sejatinya, perempuan itu sudah dibri fitrah. Fitrah ini yang harus dijaga. 
Boleh mengangkat berat asalkan bukan yang di luar kemampuan. Kalau galon bagaimana? 

Angkat galon juga saya lakukan, tapi setinggi apa yang harus diangkat. Kalau terlalu tinggi, saran saya lebih baik minta bantuan. Dan...jangan terlalu kelelahan.
Karena ini urusannya sama perut, sesuatu yang tidak terlihat (ghaib).

Selain itu,
Rutin periksa posisi KB IUD paling tidak, seminggu setelah pemasangan dan setelah dipakai berhubungan dengan suami. Karena ini menentukan, apakah KB IUD terpasang sempurna atau bergeser.

Setelah seminggu pemeriksaan, sebulan kemudian. Lalu setelah itu 6 bulan kemudian...

Kalau saya pribadi,
Hihii...beres sebulan pemeriksaan, 6 bulan kemudian saya absen, tidak periksa. Emm, jangan ditiru yaa...sahabats.


Sekian dulu tips dari pengalaman saya selama ini memakai KB IUD.
Sejatinya :

وَعِندَهُ مَفَاتِحُ الْغَيْبِ لَا يَعْلَمُهَا إِلَّا هُوَ وَيَعْلَمُ مَا فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ وَمَا تَسْقُطُ مِن وَرَقَةٍ إِلَّا يَعْلَمُهَا وَلَا حَبَّةٍ فِي ظُلُمَاتِ الْأَرْضِ وَلَا رَطْبٍ وَلَا يَابِسٍ إِلَّا فِي كِتَابٍ مُّبِينٍ



Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji-pun dalam kegelapan bumi, dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfudz)
(QS. Al-An'am : 59)



Semoga bermanfaat.

Salam hangat,



71 comments for "Bongkar - Pasang (Kembali) IUD. Bolehkah?"

  1. Mbaaa..
    Makasih banyak sharingnya.
    Rasanya, kayak es yang nempel di wajah gersang hehehe.
    Kadang kita lupa ya, bahwa berapapun anak kita, Allah sudah tau kemampuan kita.
    Hanya saja kadang kebanyakan teori mematikan akal sehat kita untuk oercaya Allah dan suami.

    Saya juga punya anak 2 rasanya sering uring2an, capeeekkk..
    Sering banget marah2 lalu nangis saat sholat, menyesal.
    Baca ini semacam ingat lagi, betapa durhakanya saya sama Allah.
    Udah dikasih anak dua, dan ga ada yang bisa ngasih saya berkah sebesar itu selain Allah.

    Btw..
    Tapii..
    Tetep saya gak mau IUD
    Takut, dan malu hahahaha

    ReplyDelete
  2. Banyak cerita ya tentang IUD ini. Aku punya kerabat dia bidan, satu saat harus operasi, karena katanya IUD naik ke dada.
    Ada lagi temenku, sampai anak ke 4 dia enggak KB, pas pasang IUD, vocor, katanya. Lahir anak ke 5

    ReplyDelete
  3. Huhuhu ngebayangin rasanya takut banget. Soalnya ngebayangin ya hahaha. Aku juga takut kalo kb minum obat, takut gemuk banget :(

    ReplyDelete
  4. Wah mbak saya gak mupeng soalnya belum nikah jadi masih gak tahu apa-apa soal IUD tapi ini ilmu juga sih buat bekal nanti makash mbk ilmunya

    ReplyDelete
  5. Aku baru setahun pakai IUD, Mbak. Belum kontrol lagi. Iya di sini yang di RSIA juga sekitar 800an memang. Ternyata sama bidan bisa lebih murah ya? Tapi kenapa atuh harganya bisa njomplang gitu?

    ReplyDelete
  6. Suamiku juga gak mau klo saya KB Mbak, makanya ini jebol. Kemarin udah bujuk2, tp Beliaunya msh setengah hati, eehh malah jadi dikasih amanah lagi. Alhamdulillah. Dinikmati sajalah.
    Tapi saya udah wanti2, begitu habis lahiran mau langsung pake IUD. Kasihan juga anak2 klo jaraknya rapat banget, fiuuyhh..

    ReplyDelete
  7. Saya juga dulu pake IUD, sampe akhirnya sempat ada flek karena kecapean harus keliling mall ngecek tenant setiap hari (karena waktu itu saya kerjanya di Manajemen Mal) dan IUDku pun dibuka lalu suami yg pake KD, hehe.. Eh pas gak dipake, hamil lagi deh saya, haha..

    ReplyDelete
  8. Saya nggak KB. Soalnya dulu sy PCOs dan buat hamil ckup susah. Jadi pas lahiran anak pertama sm dokter juga ga disaranin, takutnya rahimnya kering dan makin susah kalau nambah momongan. Sekarang udah pny anak 2 jg blm ada niatan pasang KB. Bismillah aja deh kalaupun dikasih amanah lagi.

    ReplyDelete
  9. Aku belum pernah nih mba ber KB. Salut dengan perempuan perempuan yang luar biasa/ Memang IUS kelihatan agak bikin aku dg2an ini kayaknya tapi alhamdulillah semuanya dimudahkan ya mba

    ReplyDelete
  10. Soal KB ini memang bikin galau buibuk termasuk saya. Sampai sekarang sih masih pakai cara yang main aman. Makasih banyak ya mbak sharingnya saya jadi punya referensi untuk bahan pertimbangan memilih KB 😆

    ReplyDelete
  11. Mbakku pakai UID dan itu gratis karena ada penyuluhan dari Puskesmas gitu kan. Ada juga tetanggaku pake eh, kaya mlorot gitu. Akhirnya dicopot. Pakai KB emang kudu konsul dan juga nyesuaiin badan. Ada kan yg emang gak cocok sama KB tertentu

    ReplyDelete
  12. Emakku nggak boleh KB dulu dan anaknya lima. Tapi emakku masih bisa ngurus semua anaknya dan suaminya. Semua itu bisa terlaksana dengan baik kalau sudah terbiasa deh kayaknya. Tapi saat aku berusia 5 tahun tiba-tiba emakku minum pil KB biar nggak hamil lagi dan alhamdulilah bapakku setuju waktu itu.

    ReplyDelete
  13. Aku juga selalu pakai iUD mba.. menurutku paling enak dan ringkes, saya dan suami Menikmati. Saya so far sudah 4 kali pakai, pasang dan cabut sebelum hamil dan sudah melahirkan, setelah selesai kemo karena pakai yang non hormonal

    ReplyDelete
    Replies
    1. Alhamdulillah...mba Inda~
      Dimudahkan selalu yaa, mba...

      Delete
  14. Saya gak punya pengalaman tentang IUD atau KB apapun, Mbak. Sampai sekarang gak KB apapun :D

    ReplyDelete
  15. aku juga pasang IUD, pasang IUD-nya di Puskesmas Yogyakarta. Alhamdulillah nyaman-nyaman aja. Rutin kontrol setahun sekali.

    ReplyDelete
  16. Aku juga dulu pasang IUD tapi sekarang udah di lepas,, kalau pasang IUD itu saat menstruasi banyak bangettt dan banjir pula tapi nyaman sih dipakainya.

    ReplyDelete
  17. Sampai saat ini aku masih KB kalender. Sebab aku ngeri duluan liat bermacam-macam alat KB yang harus dimasukkan atau dikonsumsi oleh tubuh. Lagipula aku juga sedang program anak kedua sih hihihi mungkin nanti setelah yang kedua lahir baru pasang IUD

    ReplyDelete
  18. Allah Maha Pengatur segalanya ya Mba Lend. Aku jadi tenang nih baca postinganmu, tapi mendadak ngeri pas pemasangan dan cabut IUD yang kamu lakukan wkwkwk pas yang sampe pusing gitu hahaha
    aku nggak berani deh masang ini kayaknya wakakak.

    ReplyDelete
  19. Aku nggak punya pengalaman pasang KB baik IUD maupun lainnya, tapi sempet baca artikel lain tentang IUD dan cukup dibuat ngilu hehehe

    ReplyDelete
  20. Aku pernah pasang IUD dan copot cuma 4 bulan. Habis itu kapok ga mau pasang lagi. Kalau sekarang kb nya pake kondom aja.

    ReplyDelete
  21. Aku ngga berani pakai IUD, Len, entahlah takut sendiri karena jamanku dulu beberapa pengguna mengalami masalah. Tapi aku nggak KB aja punya anak selisih bisa sampe 5 th lebih. Waktu pengen anak ketiga juga nggak KB, tapi nggak hamil juga. Kayaknya Allah tahu batas kemampuan kami, hingga hanya dipercaya momong 2 anak aja

    ReplyDelete
    Replies
    1. Tabarakallahu, mba...
      MashaAllah~

      Suka nangis sendiri kalau inget, dosa gak yaa...?

      Delete
  22. Bener bngt mba akupun pakai iud sudah mau ke3 kalinya ganti lebih cocok dn nyaman ke akunya

    ReplyDelete
  23. Ceritanya mirip aku nih mba, kesundulan anak kedua disaat keuangan lagi kacau & drop, hamil sambil galau. Tapi Allah selalu baik, kasih kami rejeki banyak melalui si bayi. Setelah dia lahir malah keuangan membaik & naik terus. MasyaAllah :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. MashaAllah~
      Bener beneerr mba...

      Allahu akbar!
      Betapa manusia sering mendustakan nikmat Allah.

      Delete
  24. Makasih Mba Lendy infonya soal per kb-an. Saya belum nikah tapi lumayan jd nambah ilmu soal kb iud hehe

    ReplyDelete
  25. Anak pertama ama kedua saya juga berjarak dekat mba sekitar 20 bulan, tapi sampai seksrang saya belom pakai KB apa2 wkwk takuut

    ReplyDelete
  26. aku pake kb kalender sampe sekarang teh

    ReplyDelete
  27. Saya sempat iud 5 tahun. Setelah lepas, baru coba suntik 1 bulan. Kok perasaan lebih enak suntik yaa.. emang cocok2an ya KB ini juga

    ReplyDelete
  28. Aduh, aku masih takut2 deh pake IUD. Geli2 gimana bayanginnya. Hehehehe, aku pakenya inplan. :D

    ReplyDelete
  29. Aku IUD yg 8 tahun. Sekarang udah ga ada ya. Tahun depan waktunya lepas nih. Deg degan juga.

    ReplyDelete
  30. Sampai saat ini aku masih maju mundur lho untuk pasang IUD, kok ngeriiii gitu bawaannya. Tapi kalau diceritain teman2 kok ya pada kayak biasa aja gitu. Termasuk ini artikel yang ditulis Lendy hehehe... Akunya aja yang parnoan berarti ya :))

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, kak Uniek..
      Alhamdulillah, masang mah...biasa.

      Kalo nglepas, aga ngilu dikit.

      Tapi kalau inget melahirkan, in syaa Allah bongkar pasang IUD ini gak sakit, hanya tegang yaa...

      Delete
  31. Aku gak berani pasang IUS jd KBnya mengendalikan hawa nafsu wkwkwk #apaansih.
    Gk tau mungkin krn org2 trdekatku agak kurang sukses dengan IUD termasuk ibuku, jdnya aku emang bener2 blm dapat hidaya soal IUD ini :D

    ReplyDelete
  32. Di foto kayak besar ya IUD nya. Hehe. Aku kemarin udah membesarkan hati untuk pasang, eh lupa lagi hehe

    ReplyDelete
  33. makasih sharingnya mba Lendy, tapi tetep sy takut pasang IUD..takut ketika dipasang dan takut kebobolan..adik ipar saya kebobolan padahal pasang IUD..i'm not ready to have 4 th kid :D

    ReplyDelete
  34. KB itu emang harus disesuaikan dengan kondisi dan kemampuan perempuannya, juga tentu dibicarakan sama suami. Kl dulu saya ngga berani IUD, ngga mau yg hormonal juga, setelah diskusi sama suami, sepakat alhamdulillah suami mau pake kondom :)

    ReplyDelete
  35. Anakku tiga, jaraknya kelahirannya jauh tanpa KB, waktu itu sih percaya sama Allah SWT.
    Malah sekarang kepikiran untuk pakai IUD, karena mikir usia sudah lanjut dan takut kebobolan :)

    ReplyDelete
  36. Drama aku terkait iud, bisa berlembar2 nih klo diceritain.. tapi ya mau gak mau haris dipasang supaya gak bobol.

    ReplyDelete
  37. Udah lama nggak KB mba. Lagi cari KB non hormonal tapi mau padang IUD maju mundur cantik, takuut aku.
    Makasih banget sharingnya

    ReplyDelete
  38. Dari dulu gak pernah berani pakai IUD, ngabayangin proses masang/ngelepasnya jg udh bikin linu. Baca artikelnya mbak jg bikin linu nih mbak. Hihi

    ReplyDelete
  39. Aduh, membayangkannya saja saya ngilu. Untung dikasi tips2nya nih. Bagus bgt buat referensi ��

    ReplyDelete
  40. Pengalaman anak pertamanya sama persis..aku anak bungsu yang dr kecil nggak punya pemgalaman sama sekali ngurusin bayi. Jadi waktu itu, sampe seminggu semua dibantu sama ibu.

    Klo kontrasepsi. .suamiku yang Kb mba. Pernah dulu pke pil, cuma aku takut lupa..

    ReplyDelete
  41. Aku juga pakai IUD, enak sih periksanya cuma setiap tahun sekali dibarengi dg papsmear, cuma pas periksanya itu huhuhuuu.. 2 hari sebelumnya udah pernuh drama karena mbayangin bakal diobok2, padahal ya sama bu bidan, tapi tetep aja malu :)))

    ReplyDelete
  42. Saya juga pakai iud mba
    Ini sdh tahun ke 7
    4 tahun pertama dah dicooot dan ganti yg ke dua ini.
    So far sih ga ada keluhan alhamdulillah
    Tp setiap kali pasang (yg kedua sekaligus copot) rasanya dah kayak apaaan
    Sumpah tegang takut smp yg pertama malah bleeding krn super tegang yg kedua kram.
    Klo bs pinginnya iud yg lamaaa gt...
    Eh blom lama kontrol spognya ngingetin gak usah nungggu smp 5 tahun bu...
    Lebih cepat ganti lwbih baik
    Hadeeeeh
    Ngilu dengernya

    ReplyDelete
  43. Saya juga mantap pakai KB IUD. Sayangnya masih di awang2 karena kondisi jalan lahir saya masih belum bisa dipakai. Masih ada luka bekas persalinan dan harus diobati dulu. Huhu

    ReplyDelete
  44. Saya awam soal beginian karena memang ga pake apa apa. Alami saja. Baca ini jadi makin paham soal IUD. Kapan kapan aku tanya ya Mbak

    ReplyDelete
  45. Aku gak berani pasang IUD. Selama ini sistem kalender aja, dihitung kapan masa suburnya. Kadang suami juga mau pakai kondom kok. Jadi aman hehe..

    ReplyDelete
  46. Ooow baru tahu kalau IUD itu bisa bersambung, hehehe. Harganya juga kalau di bidan gitu lepas-pasang murah, ya, ketimbang RS besar. Tapi aku gak berani KB IUD, ternyata banyak juga ya yang komen gak berani pasang.

    ReplyDelete
  47. Aku pakai IUD yg 5 tahun Teh, eh baru 3 tahun udah jebol ha-ha-ha lahirlah anak yg ketiga. Padahal aku rajin kontrol loh wkwk. Wes takdire

    ReplyDelete
  48. aku juga salah satu pasien yang udah 3 kali bongkar pasang IUD mbak, yang kedua karena IUD nya miring, pas dilepas...hmmmm...keringat dingin keluar semua karena menahan nyeri yang luar biasa. Kata dokter, akibat mens yang deras bisa mengakibatkan IUD miring

    ReplyDelete
  49. thanks for sharing ya mbak, nambah ilmu, walopun g begitu paham ttg kb iud ya karna blum nikah hehe, mngkn bisa nanti jd pertimbangn klo sudah nikah ������

    ReplyDelete
  50. wah menarik nih artikelnya. terima kasih ya kak, menambah wawasan buatku.

    ReplyDelete
  51. waaah, makasih sharingnya teeeh, aku belum boleh pasang KB nih soalnya emang belum punya anak, hehhe, semoga tahun ini atau tahun depan di kasih kepercayaan nih buat punya anak hehehe

    ReplyDelete
  52. Thank you mbak, aku masih agak was was pakai IUD nih. Tapi masih pakai KB metode lain hehe, jadi so far sesuai dengan family planning :)

    ReplyDelete
  53. makasih banyak mbak sharingnya ini meskipun aye masih belum nikah tapi bisa dijadiin wawasan baru nih untuk pilihan kb next klo udah nikah hihi

    ReplyDelete
  54. Aku ngga KB mba dari anak pertama sampe anak ke-3. Karena semuanya ngga cocok. Anak pertama sama anak kedua aku juga sama kaya kamu mba jaraknya dekat. Yg ke dua ke anak ku nomor tiga, jaraknya 6th. KB Iud aman ya mba? Aku trauma semua KB nggs cocok soalnya

    ReplyDelete
  55. Tulisannya sangat informatif Ka aku suka dan noted banget ilmunya bakalan aku catet untuk bekal berkeluarga nanti

    ReplyDelete
  56. Wah sangat bermanfaat nih informasinya. Linknya akan ak bantu sebar. Tp ak ga bsa comment banyak karna belom menikah. Tp ini informasi yang sangat baik dan berguna lagi ya

    ReplyDelete
  57. Akuu belom nikah jadi kurang begituuu tau hihiiii btw aku bantu share linknya aja ya sist , makasii infonya bermanfaat sangat

    ReplyDelete
  58. Sesungguhnya aku kurang mengerti haha karena belum menikah. cuma bisa jadi pertimbangan nih. thankyou kak infonyaa

    ReplyDelete
  59. makasi mbaa blogpost ini bener-bener menenangkan. Hehe. Aku tapi ga pasang KB apa-apa,karena takut mba..haha cupu akutu

    ReplyDelete
  60. Aku pakai IUD sejak anak pertama lahir. Langsung setelah melahirkan, rahim sudah cukup fit, pasaaang deh hehehe. Buat aku dan suami ini asli yang terbaik. Aku pun buka pasang IUD berkali-kai.. so far sudah 4 kali mba.. abis melahirkan anak 1 & 2, sebelum kemo dan 4 tahun sesudahnya utk pastikan saya pakai yg non-hormonal supaya tidak pengaruh ke obat kanker saya. Sakit? Not really.. pernah sakit yang lebih parah dari ini

    ReplyDelete
  61. aku belum nikah dan ga ngerti soal ginian, yang aku baca2 pake kb banyak bgt efek ke hormon sama kulit. aku jadi males wkwk tapi nice post mba aku jd nambah info

    ReplyDelete
  62. Aku loh sampai sekarang ga berani pake IUD hehehee...cemen deh ah. Suka kebayang yg ngeri2 dulu lho. Padahal kan ya enggak apa2 ya.

    ReplyDelete
  63. Jadi Ibu dulu juga menggunakan IUD dan saat dilepas Ibu hamil adikku yang keempat dan akhirnya dipasang lagi ya, Alhamdulillah aman saja

    ReplyDelete
  64. Walau aku belum nikah, tapi bermanfaat banget ilmunya mba tentang KB, semua memang kehendak Allah, jadi belajar biar pandai bersyukur ya

    ReplyDelete
  65. Banyak yg milih IUD sekarang karena jangka waktunya itu yg lama selain itu jadi ga perlu mikir-mikir minum obat dll juga.

    ReplyDelete