Mengenalkan Makna Toleransi pada Anak
Bismillah,
Toleransi - Bagaimana sahabat lendyagasshi memaknai sebuah toleransi?
Kali ini, aku akan mengambil hikmah toleransi dari buku anak yang aku baca di Gramedia Digital. Buku ini bagus sekali dibacakan untuk ananda yang berusia 4 tahun ke atas, karena kisahnya ringan, namun sarat makna. Yuk, kita simak...
Aku tinggal di Jalan Melati. Aku adalah seorang gadis kecil yang tinggal bersama Mama, Papa, kak Mia dan kucingku, Miko. Di Jalan Melati hanya ada sepuluh rumah. Dan rumahku ini adalah rumah kelima yang memiliki taman besaaaarr di depan rumah.
Aku sering mengunjungi tetangganya sambil membawakan kue buatan Mama. Kata Mama, "Kita harus mengenal semua tetangga kita".
Rumah pertama pemiliknya adalah sepasang Opa dan Oma yang ramah dan sering menyapa. Rumah kedua, pemiliknya sering bepergian keluar negeri, sedangkan rumah ketiga, pemiliknya adalah seorang nenek, yang bernama Nenek Diana. Anak-anak Nenek Diana sudah besar dan tinggal di luar kota, sehingga Nenek Diana senang sekali ketika aku dan Mama berkunjung.
Rumah keempat, pemiliknya seorang pemain biola terkenal. Ia sering masuk koran, majalah bahkan televisi. Lalu rumah kelima, adalah rumahku bersama keluarga dan rumah ke enam adalah rumah teman akrabku, Ed namanya. Aku sering bertemu Ed ketika di taman atau saat sedang di depan rumah bersama pengasuhnya. Karena kedua Orangtua Ed sibuk bekerja.
Rumah ketujuh adalah milik keluarga yang senang olahraga, kedua orangtua dan anaknya, jago sekali main bulu tangkis dan gemar makan makanan sehat. Kemudian, rumah ke delapan adalah milik kak Adela yang cantik. Kak Adela ramah, namun berbicaranya pelaaaan sekali. Kak Adela tinggal bersama Ibu dan ia pandai sekali melukis. Lukisan kak Adela indah meski kak Adela berada di kursi roda sejak kecil.
Tahukah kamu siapa pemilik rumah ke sembilah di Jalan Melati?
Ia seorang Bapak yang tinggi besar dan suka berpakaian serba hitam. Jas hitam, topi hitam dan kacamata hitam. Aku takut sekali jika bertemu dengan Bapak di rumah kesembilan ini, Tapi, Mama tetap menyapa dan mengangguk ketika bertemu.
Sedangkan rumah ke sepuluh adalah rumah kesayangan kami semua. Karena pemiliknya, Ibu Ina, sering mengundang anak-anak setiap seminggu sekali untuk mendengarkan dongeng di rumah penuh cinta ini. Selain dongeng, anak-anak juga bisa bermain dengan kucing liar yang biasa dikasih makan oleh Ibu Ina setiap hari. Kucingnya besar-besar dan cantik-cantik. Aku suka sekali.
Dari kisah buku Aku Kenal Tetangga-Tetanggaku di atas, kita bisa mengenal makna :
Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam bersabda:
تَهَادُوْا تَحَابُّوْا
“Saling menghadiahilah kalian niscaya kalian akan saling mencintai.”
(HR. Al-Bukhari)
Rasūlullāh Shallallahu'alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَاليَوْمِ الآخِرِ فَل يُحْسِنْ ألى جَارِهِ
Sehabis membacakan anak-anak kisah dalam buku anak Aku Kenal Tetangga-Tetanggaku, kami semakin paham makna bertetangga. Aisy dan Hana tidak lagi malu-malu jika bermain bersama teman-teman kesayangan di gang Bola Basket, rumah kami.
Buku anak apa yang sudah dibaca minggu ini, sahabat lendyagasshi?
With love,
penting untuk menerapkan makna toleransi pada anak ya mba, dalam Islam pun ada, supaya anak lebih bisa menghargai dan menghormati keberagaman yang ada
ReplyDeleteHabis bacain cerita seperti it, bisa ya dimasukin nilai2 Islam ke anak-anak, Mbak Len, seperti yang dituliskan di atas. Penting memang soal tolernsi ini dan sebagai muslim, kita punya dalil yang harus diikuti.
ReplyDeleteIya betul, tetangga kita terdekat adalah saudara kita yaa Lendy
ReplyDeleteaku langsung searching buku mbak Renny ini pengen beli
Mengajarkan kepada anak bahwa dengan mengenal tetangga dan saling memberi, maka akan saling mencintai.
ReplyDeleteDengan mengenal tetangga pun kita jadi tahu ya dengan tetangga yang mana kita bisa meminta bantuan yang paling memungkinkan.
DeleteTak kenal maka tak sayang. Alhamdulillah di sini kami punya tetangga orang baik semua. Berkah tersendiri lho. Hidup lebih tenang krn saling menjaga.
ReplyDeleteMengajarkan toleransi terhadap anak-anak itu harus dari sejak dini menurutku, karena anak-anak sekarang itu lebih kritis. Aku pun jadi belajar juga selagi mengajarkan dia makna toleransi ini.
ReplyDeleteBuku yang dengan konsep dan tema yang bagus karena mengenalkan toleransi ini penting banget. Kayaknya sempat lihat di Gramedia Digital juga deh...Nanti saya download juga ah
ReplyDeleteKatanya, tetangga itu bisa jadi sodara terdekat. Jadi, memang bagus untuk mengenal tetangga. Ini buku anak dengan tema yang menarik
ReplyDeleteAku langsung tertarik mbak lend sama bukunya. Pengin ngenalin bocil sama toleransi. Makasih ya rekomendasinya.
ReplyDeleteLuar biasa, Kak... Betapa pentingnya arti tetangga, bahkan sampai Nabi SAW bersabda, tidak akan masuk surga orang yang tetangganya tidak merasa aman dari kejahatannya.
ReplyDeleteSepakat bahwa anak anak harus diperkenalkan sejak dini tentang makna toleransi ya mba. Mereka biar makin mengenal dan insyaAllah akan memperbaiki hubungan dengan orang lain
ReplyDeleteDan masyaAllah betapa Islam sangat memperhatikan dan megatur hal yang baik untuk sesama. Seperti urusan bertetangga tentunya
DeleteKayaknya bagus nih referensi buku ini, buat bacaan anak2 selama pandemi gini. Kan mereka minim bgt bersosialisasi. Jd bisa diajarkan melalui ebook kayak gini nih. Ceritanya bagus.
ReplyDeleteTetangga itu layaknya keluarga yang tinggal terdekat dengan kita, ya. Karena yang pertama kali akan menolong saat kita butuh bantuan yaitu tetangga. Dengan mengenal tetangga, anak juga bisa mengetahui keluarga mana yang mesti mendapatkan pertolongan
ReplyDeleteDengan membacakan buku cerita, kita selaku orang tua lebih mudah menanamkan nilai kehidupan pada anak, ya, Teh
DeleteSetuju Mom, buku ini sarat nilai moral tentang toleransi dan mengasihi ya.. Wah kayaknya aku kudu ikutan bacain buku buat anakku nih... udah lama enggak soalnya hehe
ReplyDeletebukunya bagus banget. Aku unduh nih buat Sid soalnya aku juga langganan Gramedia Digital.
ReplyDeleteDi sini sid juga suka main dengan para tetangga yang punya anak seumuran tapi sekarang makin jarang soalnya taman masih tutup.
Betul banget. Tetangga garda pertama minta bantuan atau apa apa. kerasa banget pas tetangga mau lahiran tapi ga ada yang jaga anak yang pertama, akhirnya dijagain sm tetangga.
ReplyDeleteIndahnya dunia pertetanggan ya. Apalagi kalau saling kunjungi dan memberi seperti ini, hal yang bisa membuat kita betah tinggal di sana
ReplyDeleteNtaabb nih bukunya.
ReplyDeleteAnak² dan para ortu kudu terus menerus belajar dan aplikasikan ttg toleransi ya
Yang kurasa saat ini, setelah benar-benar hidup sendiri bersama suami dan anak, tetangga itu adalah saudara yang tak sekandung, ya, Mbak. Hihihihi.
ReplyDeleteAku pengen banget bacain ini juga untuk Kakak. Cocok juga untuk usianya.
Bacaannya ringan ya bakalan ngena kalau dibacakan kepada anak-anak yang bahkan belum bisa baca sekalipun. Jadi mau tanya anakku tahu nggak nama tetangga-tetangga kanan kiri rumah ya haha karena nggak sampai sepuluh rumah ke kanan ke kiri yang kami kenal.
ReplyDeleteAku dan suami sengaja tidak menyekolahkan anak-anak di SD khusus berbasis agama. Ya salah satunya dengan alasan mengenalkan toleransi sejak dini. Saat mereka sudah terbiasa dengan teman-temannya yang berbeda keyakinan, maka nanti setelah sekolah menengah masuk pondok, mereka tetap bisa baik dengan semua orang.
ReplyDeleteBagus ya bukunya mba dan di jaman seperti sekarang memahami dan menghirmati toleransi memang sangat dibutuhkan yaa
ReplyDeletebukunya ringan tapi nyampe pesannya untuk anak2 ya mbak, love it
ReplyDeletecovernya bagus, eh pas baca ulasannya kok makin tertarik ya mba. pesannya dapet banget nih mba. apalagi anakku terbilang pemalu untuk bergaul dengan tetangga. thanks for sharing ya mba
ReplyDeleteSaya juga selalu menanamkan toleransi untuk anak-anak mbak, karena berbeda itu indah dan selalu mengasihi sesama manusia. Apalagi tetangga yg berbeda dengan kita. Salam sehat buat keluarga ya mbak.
ReplyDeletePenting yaa mbak mengenalkan arti toleransi kepada anak sejak dini, agar mereka bisa tumbuh dengan bahagia di tengah keberagaman indonesia
ReplyDeleteWah bagus nih bukunya ya. Bisa membuat anak2 memahami kalau di luar sana, minimal tetangganya ada yang pakaian, aktivitas, dll-nya beda. Sehingga anak2 bisa paham kalau mereka hidup di suatu tempat yang penuh beragam org dan pemikirannya masing2
ReplyDeleteDuh jadi ingat rumah masa kecil saya di Makassar dulu. Mama saya sering banget bikin kue, dan saya selalu ditugaskan mengantarkan kue-kue yang beliau buat, ke tetangga. Jadi satu jalan rumah tuh rasanya saya kenal semua.
ReplyDeletebagus bukunyaa. memang disaat zaman sekarang, harus mengenalkan toleransi dari dalam keluarga sendiri. agar memahami makna toleransi seutuhnya, bukan toleransi menurut kita sendiri. hihihihi..
ReplyDeleteIni buku bagus nih yang bisa dibacakan ke anak. Apalagi sekarang isu toleransi kan sensitif banget
ReplyDeleteBener mak, isu toleransi tuh sensitif banget. Jadi pengen juga nih bacakan cerita ini ke si kecil~
DeleteWah, terima kasih rekomendasi bukunya, Mbak Lendy. Udah lama juga nggak beli buku baru buat anak-anak. Biasanya buku yang udah ada aja dibaca berulang-ulang. Bagus nih temanya buat ngajarin anak-anak supaya nggak segan kenal sama tetangga.
ReplyDeleteBukunya menghangatkan hati, Mbak Renny memang selalu yahud bukunya..aku sedang baca buku anak remaja The Invisible..seru...
ReplyDeletePenting banget ya mba mengenalkan toleransi sejak kecil. Suka sedih deh kalau mendengar ada ortu yang menjejalkan anak2 mereka dgn doktrin agama ttg ini itu terkait toleransi ini...
ReplyDeleteLewat bacaan ringan anak2 mudah2an bisa terpapar makna toleransi ya . Dan yang terpenting tentulah pembiasaan di rumah
Ah benar ya teh, toleransi itu sangat penting diajarkan semenjak dini.
ReplyDeleteDan buku jadi media yg tepat untuk mengenalkan anak pada toleransi
athifah reading book and also character lessons. books are an effective tool for children to learn many things
ReplyDeleteWah bagus banget nih bukunya, mengajarkan toleransi sejak dini, karena zaman sekarang banyak orang yang cuek sama tetangga...
ReplyDeleteAku dari kecil udah terbiasa tinggal di lingkungan heterogen. Jadi anak-anakku sejak mereka kecil pun aku ajarkan sikap bertoleransi pada tetangga. Meski beda agama tapi urusan silaturahmi tetep dijaga dengan baik. Paling toleransi dalam bentuk saling antar makanan saat hari raya masing-masing
ReplyDeleteBagus ceritanya. Sederhana tapi mengena. Mengajak anak kenal dengan lingkungan sekitar. Jadi pengen ngenalin gramedia digital juga untuk si bocil.
ReplyDeleteBerempati merupakan nilai kehidupan yang mesti diajarkan pada anak sedini mungkin ya, Teeh
ReplyDeleteAnakku pada sekolah fullday, sejak pandemi juga jadi dekat sama tetangga2, karena banyak dirumah. Jadi bisa belajar berempati juga sama orang lain ya
ReplyDeletePenting sekali untuk mengajarkan makna toleransi pada anak.Mulai dari terdekat yaitu antar saudara, lalu ke sebelah rumah, teman dan seterusnya. Termasuk para tetangga. Yang penting tetap konsisten meski usia anak sudah remaja.
ReplyDeleteSweet bangeet ceritanya, cerita yang mengajarkan kita agar selalu bersilaturahmi dengan lingkungan.
ReplyDeleteDi daerah tempat tinggal aku masih daerah pedesaan yang kental bgt kekeluargaan nya, apalagi yang suka berjamaah bareng di mesjid atau pengajian bareng, jdi tau pas ada yang gk datang krna sakit atau hal lain bisa langsung ditengok
Wah, jadi inget ponakan saat masih kecil suka takut saat liat tetangga di rumah sini. Begitu dah besar udah nggak lagi ehhehee
ReplyDeleteBtw aku lagi bawa bukunya Ippho Santosa yg judulnya enteng jodoh, enteng rezeki, mbak
Emang sih, kalau sejak kecil dikenalkan dengan tetangga, diajak bersilaturahmi, anak tuh lebih mudah bersosialisasi juga dan gak takut kalau ketemu orang baru. Mereka juga jadi lebih bisa melihat perbedaan dengan cara yang lebih indah.
ReplyDeleteBaca nama penulisnya, bs nebak kalau isi ceritanya pasti bagus. Sebab saya pernah baca sendiri beberapa karya beliau. Pemilihan kosa katanya juga mudah dimengerti anak. Bagus deh
ReplyDelete