Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget Atas Posting

Membangun Komunikasi Dengan Generasi Z

Bismillah,

Hola sahabat lendyagasshi.
Bagaimana kabarnya? Shaum Ramadan masih lancar yaah.. Alhamdulillah. Meski berada di masa pandemi yang semuanya harus serba online dan terbatas jarak, tapi tetap optimis bahwa kita akan bisa melewati masa-masa ini dengan baik.

Tentu awal bertemu dengan yang namanya pandemi virus Covid19 ini membuat kita semua yang belum terbiasa dan belum beradaptasi dalam menyikapinya. Sehingga semuanya yang serba mendadak banyak sekali yang mengeluhkan kesulitan demi kesulitan. Tidak hanya para Ayah yang kesulitan dalam bekerja, pun para Ibu dan anak-anak yang kini tidak bisa melakukan aktivitas sehari-hari seperti biasa.

Pembelajaran Jarak Jauh anak-anak tak sedikit yang menimbulkan keresahan para Ibu di rumah. Dari mulai betapa beratnya mndampingi anak-anak PJJ hingga keluah kesah seperti banyaknya beban tugas di rumah (PR) yang harus dikerjakan.
**mamah tjurhat, hahaha...

Tapi, ada satu hal yang luput dari perhatian kita sebagai orangtua, yakni masalah komunikasi. Komunikasi yang baik terjalin bukan hanya quality time tapi juga quantity time. Aku percaya banget hal itu karena ketika anak-anak dekat dengan orangtuanya, apa yang kita katakan akan mudah dipahami dan masuk sehingga anak pun patuh.

Namun,
Masih layakkah cara berkomunikasi kita, orangtua kelahiran 90-an dengan anak-anak kita yang kelahiran 2010 ke atas?


Membangun Komunikasi Dengan Generasi Z

Mengenal Berbagai Jenis Generasi dan Keunikannya

Tak bisa dipungkiri, setiap tahun kelahiran akan membawa pada masanya masing-masing. Maka, tidaklah salah ketika Ali bin Abi Thalib mengatakan bahwa “Janganlah kalian mendidik anak-anak kalian sebagaimana bapak-bapak kalian mendidik kalian, karena mereka (anak kalian) diciptakan bukan di zaman kalian”.

Intinya, ketika kita mendidik anak, orangtua harus kembali belajar dan memahami perkembangan zaman dan fasilitas yang sudah berbeda. Tidak menuntut anak-anak agar tumbuh menjadi anak generasi orangtua sudah ketinggalan zaman.

Lalu bagaimana mengenali karakter mereka?
Bisa dilihat dari tahun kelahiran dan ini akan membawa kita memahami masing-masing karakter dan sudut pandang setiap generasi.


Karakter Setiap Generasi

Generasi Baby Boomers

Tahun kelahiran 1946 - 1960. Memiliki karakter kompetitif, sangat berdedikasi di dunia kerja dan masih sangat mementingkan status sosial juga kekayaan. Pada generasi ini, mereka akan mudah sekali mengeluarkan kritikan, namun tidak suka di kritisi. Sehingga menjadi pribadi yang kolot namun sangat visioner dan sangat jeli dalam mengatur masa depan.

Sehingga benar adanya, pada generasi Baby Boomers, banyak orangtua yang bisa mengandalkan hidup dari uang pensiun.


Generasi X 

Tahun kelahiran 1961 - 1980. Di generasi ini, anak-anak tumbuh karena didikan generasi sebelumnya, yakni generasi Baby Boomers, yang mana [ada generasi sebelumnya, mereka sangat matang dalam merencanakan masa depan. Di generasi X ini, anak-anak memperoleh tingkat pendidikan yang jauh lebih tinggi dari kedua orangtua mereka.

Setelah pendidikan dan penghidupan yang layak, pada generasi ini juga diketemukan perkembangan pola pikir, karena sudah mulai mengenal teknologi yang bernama komputer. Setelah itu, banyak anak-anak generasi ini yang bekerja dengan berani mengambil resiko. Sehingga banyak juga tercipta lapangan kerja/wiraswasta.

Pada generasi ini, mereka sudah sangat mapan dan stabil. Karena masa-masa penjajahan dan peperangan telah usai. Orang cenderung bekerja untuk mendapatkan uang dan kebahagiaan bersama keluarga. Life balance sekali yaa..


Generasi Y atau Generasi Millennial

Tahun kelahiran 1981 - 1994. Pada generasi ini, mereka sudah semakin akrab dengan kemajuan teknologi yang semakin cepat. Generasi yang sangat suka bertanya dan suka menerima kritikan. Juga generasi yang inovatif dan ambisius dalam bekerja.

Bisa dibilang, pada generasi inilah banyak yang sudah tidak malu-malu lagi menyebut diri mereka adalah seorang entrepreneur. Mereka bangga dengan ketergantungannya pada teknologi, khususnya sosial media yang membuat mereka mendapatkan hasil instan. Karakter generasi Y atau millenial  cenderung keras kepala dan selalu terburu-buru. 

Meski begitu, generasi ini suka sekali akan sebuah tantangan baru namun haus akan pujian. Aktivitas sosial dan bergaul menjadi favorit mereka sehingga mereka rela mengeluarkan banyak uang untuk bersenang-senang. 


Generasi Z

Tahun kelahiran 1995 - 2010. Anak-anak yang sudah kenal, terbiasa dan dekat dengan teknologi. Pada generasi ini jugalah banyak anak yang bisa dengan instan memperoleh berbagai macam informasi atau yang bisa disebut juga tsunami informasi, karena saking mudahnya mereka mendapatkan apa yang mereka ingin tahu melalui genggaman mereka.

Positifnya, anak-anak pada generasi Z ini adalah anak-anak yang kreatif dan sangat menyukai hal-hal baru. Apalagi yang ada hubungannya dengan popularitas. Kehidupan mereka yang tersebar di media sosial, memang jatuhnya menjadi tidak punya privacy, tapi pada generasi Z ini, banyak sekali anak muda yang sudah sukses mendulang pendapatan sendiri di usia muda.

Karakter Setiap Generasi

Generasi Alpha (iGeneration)

Tahun 2011 - sekarang. Anak-anak yang dari lahir sudah tidak asing lagi dengan yang namanya gadget. Sehingga tidak heran bahwa mereka adalah anak yang cenderung semua serba instan dan menghabiskan uang.

Dan karena anak-anak generasi Alpha ini terlahir dari orangtua generasi Y, maka komunikasi yang terbangun cenderung masih kolot dan menyamakan dengan zaman mereka dahulu. Juga, tuntutan ekonomi yang kian meningkat, sehingga orangtua lebih banyak menghabiskan waktu di luar rumah untuk memenuhi finansial yang dibutuhkan alih-alih merawat sendiri anak-anak mereka.

Dari sini, tampaklah ada kesenjangan komunikasi yang terbentuk. Dan anak-anak generasi Alpha memiliki kecenderungan haus akan kasih sayang orangtua.


Apa yang Membuat Setiap Generasi Berbeda?

Ada banyak hal, terutama kemajuan teknologi dan culture yang terbentuk. Setiap generasi menemukan caranya untuk beradaptasi dengan lingkungan. Untuk itu, sebagai orangtua juga harus mengikuti kemajuan teknologi dan mengikuti cara berkomunikasi anak-anak muda zaman sekarang.


Bagaimana Cara berkomunikasi dengan Anak Generasi Z?

Yang perlu dipahami adalah dibandingkan dengan generasi sebelumnya, anak Gen Z ini memiliki konsumsi internet paling tinggi dalam satu hari. Kalau dihitung berdasarkan survey, anak Gen Z menggunakan internet rata-rata 10 jam/ hari.

Mereka menggunakan internet untuk berselancar, berkomunikasi dengan teman-temannya, entertainmen (hiburan) bahkan untuk edukasi. Karena gaya Gen Z inilah lapangan pekerjaan mulai bergeser. Banyak profesi yang kini bisa di kontrol melalui daring saja, tidak perlu presence kehadiran seseorang.

Contoh profesi masa depan yang memungkinkan anak-anak Gen Z adalah data analisis, digital marketer, application developer, praktisi medis (ini masih butuh kehadiran di tempat kerja), akuntan, spesialis, ahli lingkungan, software engineer developer, konstruksi dan teknik, dan terakhir enterpreneur.

10 Profesi Masa Depan Anak Generasi Gen Z

Perilaku anak Gen Z yang selalu bergantung pada jaringan internet inilah yang membuat mereka selalu bertanya dan menimbang apapun yang diberikan. Belum lagi, kebiasaan mereka yang kerap mendengarkan musik di setiap suasana. Atau menonton streaming. Terlebih di masa pandemi begini, tidak hanya menonton, anak Gen Z juga lebih memilih membaca buku e-book atau menonton video animasi daripada buku fisik. Lebih memilih belanja online daripada offline. Alokasi uang jajan diperuntukkan untuk kuota dan fashion.


Betul banget yaah..

Sejak perbedaan perilaku saja sudah memungkinkan terjadi perdebatan antara orangtua dan anak. Lalu solusinya bagaimana?


Solusi Berkomunikasi Dengan Generasi Z

Orangtua ikut berubah dan terus belajar mengenai karakter anak-anak generasi gen Z. Alhamdulillah, pada tanggal 10 April 2021, kami berkesempatan mengikuti acara parenting dari SMA Pintar Lazuardi dan melalui webinar kali ini, aku banyak sekali mendapat insight positif mengenai cara memahami dan berkomunikasi anak-anak generasi Z.

Solusi Berkomunikasi Dengan Generasi Z

Anak generasi Z membutuhkan orangtua yang update dan dapat menjadi teman menjelajahi dunia digital,bukan orangtua yang kolot dan kurang update yang malah menyalahkan ketika anak pegang smart phone. 


Untuk mendukung kerjasama yang baik antara pendidikan anak di sekolah dan di rumah, maka pemilihan sekolah untuk ananda harus diperhatikan dengan baik. Alhamdulillah, kini ada sekolah SMA Pintar Lazuardi yang hadir di Depok, Tangerang, Purwakarta, Makassar, Lampung, Klaten, dan Surakarta.


Berkenalan dengan SMA Pintar Lazuardi

SMA PINTAR LAZUARDI menggunakan Blended Learning High School yang mulai beroperasi sejak tahun 2021 - 2022 sebagai pengembangan dari sekolah Lazuardi Group. Sekolah online, khususnya untuk universitas dan SMA, tampaknya akan menjadi trend sekolah alternatif yang tak terhindarkan. 

Lazuardi konsisten akan ikut serta memberikan kontribusi pada sistem pendidikan di negeri kita, dengan menyelenggarakan SMA Blended Learning tanpa meninggalkan kreativitas dan passion anak di bidang yang disukai.

Caranya adalah dengan menambahkan aktivitas hands on mandiri siswa melalui project based learning. Juga akan diberikan dukungan Learning Management System (LMS) yang diberi nama Pintar.

Sistem Learning Management System (LMS) dari SMA Pintar Lazuardi

SMA PINTAR LAZUARDI - BLENDED LEARNING HIGH SCHOOL 

Menggabungkan antara kegiatan tatap muka dan pembelajaran online dengan prosentase pembelajaran online lebih besar. Kegiatan tatap muka akan dilakukan seminggu sekali disekolah home based. Kegiatan tatap muka ini akan difokuskan untuk:

📚 Pembentukan karakter

📚 Pengembangan keterampilan sosial

📚 Coaching mengenai karir

📚 Kegiatan praktikum yang tidak dapat dilaksanakan melalui kegiatan pembelajaran online

Untuk peserta didik yang berasal dari wilayah yang belum tersedia sekolah home based, kegiatan tatap muka akan digantikan dengan program pengayaan dan coaching yang dilakukan secara online.


Kurikulum SMA PINTAR LAZUARDI

Kurikulum di SMA Lazuardi mengacu pada kurikulum Nasional yang sedang berlaku dan diperkaya dengan konten kurikulum dari berbagai negara dan kurikulum keahlian.


Learning Management System (LMS)

adalah sistem pengajaran secara pedagogical Intelligence Architecture (PINTAR) yaitu sebuah strategi pedagogi (pembelajaran) yang diterapkan melalui sebuah Learning Management System (LMS) online yang memperhatikan keterikatan antara peserta didik dengan proses pembelajaran melalui feedback process.


PINTAR (Pedagogical Intelligence Architecture)

adalah LMS pendukung pembelajaran online di SMA Pintar Lazuardi yang didukung oleh aplikasi canggih yang dapat diakses dimana saja dan kapan saja.


Keunggulan LMS PINTAR

Keunggulan LMS PINTAR SMA Pintar Lazuardi


Multi Part

Materi yang disampaikan dalam bagian-bagian kecil dan dipilih hanya materi fundamental dari sebuah mata pelajaran. Upaya ini dimaksudkan agar mudah dipahami secara mandiri oleh siswa.


Feedback System

adalah memastikan peserta didik terlibat aktif dan berinteraksi untuk saling memberi dan menerima umpan balik (feedback) untuk efektivitas belajar, mengetahui capaian hasil belajar, terbentuknya komunitas belajar, mendokumentasikan portofolio yang dapat diakses kapan saja dan dimana saja.


Differentiated Learning

Dimulai dengan diagnostic assessment, sehingga dapat memandu learning path yang akan dilalui siswa dari urutan materi dan memungkinkan siswa memiliki tahapan belajar yang berbeda.


Learning Path

Peserta didik akan memililki ‘jalur/peta’ untuk mencapai hasil belajar yang sesuai dengan kemampuan dan tujuan pembelajaran.


Multi-Friendly Content

Materi dan media pembelajaran dikemas dalam beragam bentuk sesuai kebutuhan dan tujuan pembelajaran. Disajikan sedemikian rupa sehingga mudah dipahami oleh peserta didik.


Gamification

Pembelajaran online juga mempertimbangkan kesenangan dan keseruan. Ini dilakukan dengan menambahkan unsur games dalam pembelajaran. Pembelajaran tentu akan menjadi lebih menyenangkan dan ilmu yang diberikan akan semakin mudah dipahami.


Semoga dengan memberikan fasilitas belajar dan transfer ilmu yang menyenangkan, maka berkomunikasi dan belajar dengan para anak generasi Z akan menjadi semakin mudah. Komunikasi yang penting sekali dibangun antara guru, orangtua dan siswa di masa pembelajaran jarak jauh.


Tetap semangat untuk belajar yaa, parents.


With love,



25 comments for "Membangun Komunikasi Dengan Generasi Z"

  1. Lho? Masak Lenchin anaknya berada pada generasi Z? hehe. Wah tapi untungnya sekarang banyak seminar buat ngajarin berkomunikasi dengan anak-anak kita ya.

    ReplyDelete
  2. Tiap generasi memang unik dan berbeda-bedda yaa, tinggal kita orang tua bisa fllexible menyesuaikan dengan jamannya anak2 kitaa.

    Yang jelas harus terus belajar, berkomuikasi dan melek digital dijaman now tuh. Aku aja yg bersahabat di dunia digital berasa ada gapteknya menghadapi anak2 jaman sekarang hahhaaa.
    Dan cucok banget nih SMA Pintar Lazuardi buat anak2 sekarang, cuma buat anak SMA dan Universitas aja yaa.

    ReplyDelete
  3. memang agak beda ya anak generasi Z, cara komunikasinya dan pendekatan juga berbeda, cara belajarnya pun. harus banyak belajar aku nih teh

    ReplyDelete
  4. saya termasuk di generasi jaman milenial

    ReplyDelete
  5. Anak2 zaman now yang termasuk generasi Z memang serba hightech deh. Mau ga mau wajib bisa, karena kalau ga bakalan ketinggalan kereta :) Cara berkomunikasi juga beda, lebih penasarannya, lebih terbuka dan haus dengan ilmu pengetahuan. SMA Pintar Lazuardi sepertinya memahami benar karakter anak2 gen Z dengan pembelajaran online lebih banyak begini ya. TFS :)

    ReplyDelete
  6. bener banget teh, aku fokus di gener Alpha, generasi anak ku, jadinya aku yang mengalah untuk kerja di rumah yang penting anak terpantau dengan baik. ngga diserahkan ke orang lain semua.

    ReplyDelete
  7. Aku memiliki anak dengan generasi yang berbeda. Dan benar bahwa cara kita berkomunikasi juga harus berbeda karena masing-masing memiliki keunikan yang berbeda :)

    ReplyDelete
  8. Pastinya sebagai orang tua memang harus memahami karakter anak ketika berkomunikasi. Jangan sampai memaksakan dengan kebiasaan kita juga. Nanti memang gak akan nyambung

    ReplyDelete
  9. Aku punya 2 anak generasi Z juga nih. Untungnya gawai hanya dibatasi 7 jam per hari karena kebutuhan sekolah.

    Sisanya bebas. Namun tetap saja yaa, bahasa anak sekarang dan masuk masa pra remaja ini yang paling menantang buatku, apalagi 2 cowok semua. Hahaha..

    Btw aku jadi tahu nih pekerjaan masa mendatang yg berpotensial.

    ReplyDelete
  10. Anak aku gen Alpha nih, tantangannya beda lagi ya nanti. Punya adik gen Z aja tantangannya warbiasyaaak 🤣
    Selalu teringat pesan Ali Bin Abi Thalib. . Masya Allah 😍

    ReplyDelete
  11. Iya orang tua, guru dan pengurus lembaga pendidikan kayak sekolah harus beradaptasi dengan cepat agar bisa bergaul dan berkomunikasi dengan anak dan remaja ya, bisa mengimbangi obrolan mereka

    ReplyDelete
  12. Aku gak hapal nama-nama generasinta tapi harue belajar memahami ya apalagi cara berkomunikasinya juga beda-beda. Generasi Baby boomers nih irang2 tua berarti ya kadang gak menerima kalau dikritik hihihi

    ReplyDelete
  13. Nama nama generasi ini saya juga baru tahu belum lama lho. Semoga kita dimudahkan ya untuk menghadapi semua generasi ke depannya.

    ReplyDelete
  14. Seru banget ya ikut webinar ini, banyak ilmu soal digital dan generasi Z

    ReplyDelete
  15. Anak generasi Z ini udah lahir saat teknologi ada jd ya itu ya dunianya
    SMA Pintar Lazuardi udah memulai nih sistem blended learning, ku rasa ini sistem yg akan banyak dikembangkan banyak sekolah di masa mendatang krn teknologi memang terbukti bisa mendeliver materi pembelajaran, apalagi pandemi2 gini ya

    ReplyDelete
  16. Bener banget, Mbak. Anak saya yang generasi Z itu lebih suka spend uang jajannya untuk kuota internet dan aksesoris. Trus aktif juga di media sosial khususnya IG dan TikTok. Seandainya di kota saya juga ada SMA Lazuardi bisa jadi pilihan untuk dia yang akan masuk SMA tahun depan.

    ReplyDelete
  17. Aku setuju dengan quality dan quantity time. Karena model anak zaman now alias gen Z waktunya kerap dihabiskan dengan gawai sehingga quantity untuk mengobrol dan lainnya dengan keluiarga sangat terbatas.

    ReplyDelete
  18. Anakku semua terlahir dari generasi Z. Justru aku belajar tentang teknologi informasi dari mereka. Belajar dan gak mau ketinggalan info agar bisa berdampingan menjadi teman saat ngobrol dengan anak-anak

    ReplyDelete
  19. generasi Z sekarang pinter dan kritis plus ga ketulungan kreatifnya ya
    kalau sekolahnya terarah yang dirumah juga lebih enak mendukung ya mak apalagi sekarang semua tik penting dalam setiap kehidupan

    ReplyDelete
  20. Bersyukuuur banget deh, aku ada di dunia anak, dan remaja.
    SEbagai mantan guru les, aku belajar berkomunikasi dengan gen Z ini. Keliatannya mereka cuek dan "kurang ajar" tapi ternyata otak mereka... ck ck ck...

    SMA Lazuardi ini pasti salah satu pencetak gen Z yang mumpuni!

    ReplyDelete
  21. generasi Z ini emang cukup challenging ya teh
    kita harus beneran tahu caranya, untuk bisa memfasilitasi mereka
    salah satunya dgn menyekolahkan ke SMA Lazuardi ini

    ReplyDelete
  22. Duh jadi kepo sama sekolah ini... Banyak banget hal penting jadi bahan mendidik anak sesuai dengan jamannya...

    ReplyDelete
  23. Jadi orang tua memang harus selalu bisa beradaptasi ya. Apalagi buat generasi Z sekarang ini. Setidaknya deh tahu teknologi. Gak kudet-kudet amat. Aku malah sering dikasih informasi mutakhir sama anakku yang usianya 8 tahun. Wkwkwk... tantangan banget deh buat emak2 macam aku.

    ReplyDelete
  24. Generasi Z butuh orang tua yang super sabar, super tangguh
    Karena kalau tidak, mustahil bisa mengimbangi mereka
    Chayooo mamak generasi Z

    ReplyDelete
  25. memang pendidikan itu harus mengikuti karakter setiap generasi ya. Keren ini Lazuardi sudah melihat kesana.

    ReplyDelete