Agar Luka Setelah Perawatan Gigi Lekas Sembuh
Bismillah,
Hola sahabat lendyagasshi.
Senang sekali kali ini lendyagasshi kembali menyapa untuk sedikit berbagi pengalaman mengenai perawatan gigi yang sedang aku alami beberapa minggu terakhir.
Sebelumnya, aku sudah pernah cerita kalau perawatan gigi di masa pandemi begini tetap boleh dilakukan, namun dengan protokol kesehatan yang sungguh-sungguh dijaga agar mengurangi resiko tertular. Dan kalau bisa, tidak membawa anak dibawah usia 12 tahun.
Kini, setahun sudah sejak aku terakhir perawatan gigi. Dan memang sudah menjadi kebutuhan ya... ke dokter gigi ini buatku, sehingga tidak menunda-nunda lagi, aku pun kembali membuat janji kepada dokter gigi kepercayaan kami, klinik Dokter Benedicta, Arcamanik, Bandung.
Tindakan Apa yang Dilakukan Selama ke Dokter Gigi?
Umumnya yang dilakukan saat ke Dokter gigi adalah
Scalling (pembersihan karang gigi)
Tambal gigi
Cabut gigi
Sakit atau Tidak?
Bohong kalau aku bilang tidak sakit. Karena setiap minggu ada gigi yang harus dicabut untuk meletakkan alat yang nantinya akan membuat gusiku rapih kembali. Dan gigi-gigi yang dicabut ini sungguh menantang sekali lokasinya.
Ada di susunan gigi yang sulit dengan akar yang bentuknya menurut dokter gigiku, unik. Biasanya akar gigi hanya 2, ada salah satu gigiku yang memiliki 3 cabang akar. Ada juga gigiku yang akarnya gendut sehingga saat dilakukan pencabutan, sakitnya bukan main.
Bagaimana Caranya Agar Tidak Trauma Saat Perawatan ke Dokter Gigi?
Karena sakitnya yang luar biasa saat melakukan perawatan gigi ini, aku bisa saja trauma dan tidak mau ke dokter gigi lagi. Pun ketika seperti yang kita ketahui, biaya ke dokter gigi ini gak murah, gengs. Hiks~
Jadi ada beberapa tips yang aku lakukan agar tidak trauma ke Dokter Gigi, yakni
Support System yang Baik
Sebelum ke dokter gigi, aku komunikasikan ke pasangan terlebih dahulu. Aku bener-bener tetapkan tanggal sampai jam berapa mau ke Dokter Gigi. Karena aku butuh bantuan untuk menjaga anak-anak di rumah. Plus setelah dari dokter gigi, rasa nyut-nyutan yang luar biasa pasti aku rasakan.
Kalau sudah nyut-nyutan, aku gak akan bisa memperhatikan anak-anak dengan maksimal. Sehingga butuh support system dari pasangan juga komunikasikan dengan anak-anak.
Makan Sebelum Berangkat
Ini penting banget. Karena setelah dri Dokter Gigi, biasanya aku sampai keesokan harinya gak akan bisa makan apapun selain minum jus atau susu. Sebagai orang Jawa yang terbiasa makan nasi atau karbo, tentu ini akan sangat menyiksa sekali kalau kelaparan dari mulai sebelum ke Dokter Gigi.
Jadi, jangan lupa yaa...
Makan menu makanan yang disukai dan kenyang terlebih dahulu sebelum ke Dokter Gigi.
Berkumur dan Sikat Gigi
Kebiasaan ke dokter gigi yang baik adalah dengan berkumur menggunakan mouthwash dan sikat gigi sebelum ke dokter gigi. Agar dokternya gak kaget kalo kita abis makan sambel dan cabenya masih nyelip-nyelip di gigi, hihii~
Sesegera Mungkin ke Dokter Gigi
Seringkali kita ke dokter gigi setelah merasakan sakit yang luar biasa. Itu benar, benar-benar kebiasaan buruk. Yang lebih baik adalah rutin ke dokter gigi ada atau tidak ada rasa sakit setiap minimal 6 bulan sekali.
Teorinya begitu yaa... Tapi aku pun suka diingatkan dengan sang dokter kalau sudah waktunya check up kesehatan gigi kami sekeluarga.
Memiliki Dokter Gigi Terpercaya
Kecemasan dan trauma akan segera sirna saat kita benar-benar percaya dengan kemampuan dan treatment serta keputusan yang diambil sang dokter. Karena pengalaman pribadi nih.. saat ke dokter gigi ini adalah saat yang krusial.
Ketika belum mengenal sang dokter, kecemasan akan sakitnya setelah treatment akan lebih-lebih. Tapi ketika sudah kenal baik dengan dokter gigi yang biasa menangani, maka kecemasan pun berkurang.
Dan aku percaya dengan dokter gigi kami, Drg. Benedicta yang merawat gigi dengan baik dengan peralatan dan bahan terkini. Aku yakin kalau dokter yang baik itu selain praktek di klinik atau rumah sakit, beliau juga tidak pernah berhenti belajar dan membaca. Seperti saat menonton drama hometown Cha Cha Cha, Drg. Hye Jin selalu tampak membaca jurnal setelah kliniknya tutup.
It's true.
Memejamkan Mata
Saat perawatan sudah dimulai, jangan pernah buka mata kalau takut. Lakukan sesuai dengan perintah dokter saja, ketika harus miring ke kiri atau ke kanan serta nyamankan posisi tidur di kursi gigi. Seperti yang kita ketahui, peralatan dokter gigi itu kebanyakan bentuknya menyeramkan. Kalau membuka mata dan melihat berbagai jenis peralatan yang menyeramkan itu, bisa-bisa belum ditangani sang dokter, kitanya sudah jiper duluan.
Tips dariku, tutup mata selama perawatan gigi dan bayangkan hal-hal menyenangkan setelahnya.
Pikirkan Hal-Hal yang Menyenangkan
"Setelah perawatan ini, aku akan..."
Nah...pikirkan mantra yang paling ampuh untuk mengatasi stres ke dokter gigi. Mantra yang aku ucapkan adalah "Setelah perawatan ini, aku bisa gak makan karbo, sehingga berat badanku akan kembali ideal."
Atau "Setelah perawatan ini, aku bisa ketemu Jeno dan puas-puasin nonton konten NCT di youtube channel NCT."
Dan biasanya hal-hal sederhana seperti itu sukses bikin aku gak gemetaran.
Doa
Merapal doa di awal dan di akhir perawatan ini penting sekali. Agar Allah selalu menjaga dan memberikan yang terbaik untuk kesehatan kita. Doa yang paling aku sering rapalkan adalah
Dari Anas bin Malik, beliau berkata bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
اللَّÙ‡ُÙ…َّ لاَ سَÙ‡ْÙ„َ Ø¥ِلاَّ Ù…َا جَعَÙ„ْتَÙ‡ُ سَÙ‡ْلاً ÙˆَØ£َÙ†ْتَ تَجْعَÙ„ُ الØَزْÙ†َ Ø¥ِØ°َا Ø´ِئْتَ سَÙ‡ْلاً
“Allahumma laa sahla illa maa ja’altahu sahlaa, wa anta taj’alul hazna idza syi’ta sahlaa”
Artinya: Ya Allah, tidak ada kemudahan kecuali yang Engkau buat mudah. Dan engkau menjadikan kesedihan (kesulitan), jika Engkau kehendaki pasti akan menjadi mudah.
Agar Luka Setelah Perawatan Gigi Lekas Sembuh
Setelah dari dokter gigi dan perlahan sakit mulai terasa karena biusnya mulai hilang, maka lakukanlah hal-hal berikut.
Minum Obat
Biasanya dokter gigi akan meresepkan obat antibiotik, yang fungsinya agar tidak mudah terinfeksi untuk luka yang baru di dalam mulut, juga agar tidak bengkak. Lalu minum obat pereda nyeri. Ketika nyerinya sudah terpampang nyata, minumlah obat pereda nyeri.
Karena di dalam kandungan obat pereda nyeri itu ada kandungan bahan yang membuat kita mengantuk, jadi sebaiknya diminum saat keadaan sudah santai, di rumah. Tidak sedang menyetir atau beraktivitas.
Perbanyak Istirahat
((inget-inget dosa apa yang sudah aku lakukan, huhuu, muhasabah itu manjur bikin aku tertidur sesudahnya))
Menjaga Asupan Makanan dan Minuman
Kalau kata dokterku, setelah perawatan gigi, sebaiknya menjaga pola makan. Yang biasanya makan nasi agak keras ((pulen)), cobalah untuk makan perlahan menggunakan nasi lembut. Yang biasanya makan suka serba renyah, maka biasakan makan makanan yang berkuah dan lembut.
Untuk minum juga sama. Yang biasanya minum kopi panas, sebaiknya hindari dulu. Minumlah segala sesuatu yang dingin dahulu. Karena minuman dingin akan mempersempit pembuluh darah dan mencegah darah keluar lagi.
Konsumsi Vitamin D3
Selain dibantu dengan makanan-makanan yang kaya akan vitamin D3 seperti ikan laut (salmon, tuna, dan tongkol), minyak ikan dan minyak hati ikan kod, telur, susu dan olahannya (keju dan yoghurt), hati sapi, sereal atau jus buah yang kaya akan vitamin D3.
Suplemen vitamin D3 1000 yang bermanfaat untuk memenuhi
kebutuhan vitamin D dengan cepat pada kondisi tertentu, seperti lansia,
ibu hamil dan menyusui, risiko tinggi, dalam masa penyembuhan atau penderita penyakit infeksi dan autoimun.
Dosis dewasa
- Mencegah kekurangan vitamin D: 400 – 800 IU ergokalsiferol per hari.
- Hipokalsemia karena hipoparatiroidisme: 100.000 IU per hari.
- Mencegah osteoporosis: 400-1000 IU kolekalsiferol per hari.
- Hiperparatiroid: 800 IU kolekalsiferol per hari.
Dosis anak-anak
- Defisiensi vitamin D akibat gangguan penyerapan atau penyakit hati kronis: 40.000 IU per hari
- Mencegah infeksi saluran pernapasan: 1200 IU kolekalsiferol per hari.
Karena masih masa pandemi, maka kebutuhan akan vitamin bisa diperoleh dengan membelinya di toko online Kesehatan terpercaya.
Bagaimana sahabat lendyagasshi?
Masih takut perawatan ke dokter gigi?
With love,
Kalau sudah dewasa, mungkin tidak lagi kesulitan menjalankan semua tipsnya. Tapi kalau buat anak kecil, agak susah juga.
ReplyDeleteJadi sebaiknya kebiasaan memeriksa gigi itu rutin dilakukan sejak dini. Meskipun tidak sakit gigi, perawatan tetap dilakukan. Jangan nunggu sakit gigi dulu baru ke dokter periksa, ya ...
Sekarang di dokter gigi protokolnya per hari hanya boleh 7 pasien. Ini aku mau cabut gigi bungsu tapi masih mikir2 ada efeknya atau enggak. Palagi kata si dokter gigi termasuknya operasi kecil. Duh bingung aku mba hehe
ReplyDeleteKalau bahas dokter gigi aku suka Inget drg. vita, dokter anakku dari kecil. Awalnya takut ke dokter gigi semenjak sama dia jadi berani. Karena diajak ngobrol, main balon dulu dll. Jadi anak gak takut ke dokter gigi dan gak berasa sakit.
ReplyDeleteaku jadi inget udah 2 tahun ini belum ke dokter gigi :( masih khawatir banget ehh gara2 pandemi padahal gigiku udah perlu perawatan lanjutan. memang kalau urusan gigi tuh kudu hati2 yaa mbaa.. kalo perawatan ya kudu ikutin saran dokter terkait asupan2nya
ReplyDeleteBaru aja minggu yl beres perawatan gigi, karena gigiku pecah, abis makan kerupuk. Duh...engga banget ya. Segitu tuh hrs 3X kali bolak-balik, krn perawatan syaraf juga. Hiih...gara-gara kerupuk...
ReplyDeleteSetuju banget dengan makan sebelum berangkat, solanya kalau sudah perawatan biasanya kita disuruh "puasa" beberapa jam. Jadi daripada kelaparan mending isi bensin dulu ya mbak.
ReplyDeleteaku sebelum pandemi mau memeriksakan gigi anakku teh, tapi belum sempat2, sampai sekarang donk hahaaa ga tau dah semoga giginya baik2 saja walau belum sempat di kontrol setahun lebih
ReplyDeleteOMG mbakkk, aku mau cabut gigi minggu depan. Nah udah deg -deg an lho dari sekarang, abisnya gigi seri atas aku udah lubang nih, Hiks. Doain lancar ya, makasih tipsnya juga
ReplyDeleteMemiliki dokter gigi yang terpecaya itu setuju banget. Karena saya pernah coba-coba ganti dokter gigi anak. Malah bikin anaknya jadi trauma menahun. Gara-gara dokternya galak dan gak sabaran ma anak. Padahal yang sebelumnya anak saya udah cocok.
ReplyDeleteTapi, gara-gara trauma malah jadinya gak mau ke dokter gigi manapun, termasuk ke yang lama. Butuh sekian tahun supaya mau ke dokter gigi lagi
sakit gigi memang sangaaat mengganggu, itu sebabnya sebaiknya sejak dini dibiasakan menjaga gigi tetap sehat ya Teh.. Trmksh utk tips2nya ya..
ReplyDeleteKita yang dewasa aja pasti lebih nyaman ke dokter gigi yang tampaknya bersahabat dengan pasien ya mba. Soale yaitu, ngelihat perkakasnya dokter gigi di sekitar mulut udah bikin jiper, apalagi kalau dokternya kurang ramah. Rasanya sakit perawatan gigi jadi nambah, hahaha.
ReplyDeleteKonsumsi vitamin D3 sesuai anjuran dokter gigi harus dituruti agar cepat sembuh.
Tentu kita akan merasa nyaman klu kedokter gigi yg dapat dipercaya ya kak. Belum lagi pelayanannya bagus.
ReplyDeleteSakit paling gak enak nih, ya sakit giginya, ya sakit dompetnya wkwkwk :P
ReplyDeleteHaha yang makan bener banget tu apalagi kalau pas ada tambalan, eh abis diperiksa kan tahan dulu upaya gak makan. Kalau org dewasa msh bisa nahan, lha anak kecil nih agak susah. Makanya kalau bawa anak ke dokgi biasanya taksuruh makan dulu. Biasanya lepas sejam kasi es krim. Baru pas kondisi udah memungkinkan makan hehe
Wah berdasarkan pengalaman saya sakit gigi itu emang gak enak banget! Bikin mood turun dan pekerjaan jadi berantakan. Makanya kalau sakit gigi segera ke rumah sakit ya mbak.
ReplyDeleteMba Lendy semoga semuanya baik baik saja ya. Mba Lendy juga kuat ya mba. Tak mudah melalui ini. Aku cabut gigi satu aja degdegan apa lagi mba Lendy
ReplyDeleteaku yang sebenarnya kurang suka dari perawatan gigi adalah, nganga berjam-jam hehehe. Masih jadi PR untuk sabar
ReplyDeleteYa ampun aku dah 4tahun gak ke dokter gigi Uni hahahah. Kangen scaling gigi tapi kudu sehat dulu gusi. Aku mau cabut gigi tapi kok belum berani. Makasih tipsnya Uni.
ReplyDeleteSudah beberapa tahun tidak berkunjung ke dokter gigi. Banyak yang harus segera diperbaiki nih terutama plak yang sudah mulai menggerogoti di sana-sini. Anak gadis juga ada masalah dengan gigi geraham dan gusi harus segera dibawa ke dokter gigi tapi sayang lagi di pesantren nggak bisa langsung berobat.
ReplyDeleteDuh kebayang sakir giginya kaya gimana. Kalau lukanya masih belum kering, bawaannya ga mau makan.
ReplyDeleteSakit gigi emang paling ga nyaman ya mba Lendy. Saya sekarang aja sebenernya perlu ke dokter gigi tapi ada aja kendala waktu. Mungkin juga bisa sambil minum vitamin D3 ya mba
ReplyDeletevitamin D memang bisa membantu kita untuk memperkuat gigi dan juga tulang ya. Aku pernah pakai obat kumur yang bantu juga mbaa
ReplyDeleteya ya, kalau mau ke dokter gigi tuh sikat gigi dan berkumur dulu pakai mouthwash, jangan sampai bau mulut menganggu konsentrasi dokternya.
ReplyDeleteAnakku yang kedua ini pernah trauma ke dokter gigi waktu kecil, kayaknya efek dapar dokter gigi yang gak nyaman ya. Setuju ih, kalau ke dokter gigi harus bersih total kumur-kumur ya biar gak malu sama dokternya hehehhe
ReplyDeleteSampai hari ini aku belum berani ke dokter gigi. Padahal satu gigiku sudah menjerit-jerit. Terkadang terasa sakit. Semoga ada sedikit keberanian ke dokter gigi setelah ini. Jangan menunggu sampai parah
ReplyDeleteiya teh, aku mau scalling gigi
ReplyDeleteterakhir scalling sebelum pandemi, hoho
biasanya aku wajib minum air putih sebelum scalling
terus pas selesai juga wajib air putih
entah sih
aku kalau berobat wajib air putih dulu
memberi semangat kayaknya
Karena aku penyuka gigi bersih kinclong,
ReplyDeleterasa "ngeri" dan "sakit" itu kuubah mindsetnya, walau saat di dokter gigi kalo kesenggol dikit aja aku ngomel panjang lebar ama si bu dokter (untuuuung dokter gigiku masih muda belia hihihi maaf ya dokter Clarissa)
PR banget nih selama pandemi belum ke dokter gigi lagi, padahal pengen pasang kawat gigi biar rapihan dikit.
ReplyDeleteOoh sebelum perawatan kudu makan dulu ya? Noted. Makasih banyak sarannya Kak.
Semoga giginya sehat selalu.
Aku pernah operasi gigi geraham. Masih trauma sampai sekarang. Disuruh dokter operasi yang satu lagi, aku gak mau. Nyerah... Stres banget ngebayangin bor gigi. Tapi, tetap kok periksa gigi ke dokter.
ReplyDeleteSaya sering banget ke dokter gigi.. udah berapa dokter gigi belum ad yg cocok. Alhamdulillah ps pandemi malah nggak pernah sakit givi
ReplyDeleteBaca ini jadi inget, "kapan ya bisa ke drg. lagi. Sejak pandemi sekalipun belum pernah. Yaitu, bikin janji yang angel. Huft
ReplyDeletePerawatan Gigi memang baik dilakukan sesering mungkin ya ka'
ReplyDeleteDan rutin. Soalnya klo dah sakit. Duh ampun2an nyerinya
Tapi memang kadang ke dokter gigi bikin trauma tersendiri
Ngeliat alat2nya nyali kadang dah ciut dan pinginnya putar haluan aja
Selama pandemi aku belum ke dokter gigi sama sekali.Padahal biasa rutin 6 bulan sekali sekalian bawa anak-anak.Duh. Makasih Teh Lendy, sudah diingatkan tips ke dokter gigi...apalagi saat pandemi begini. Ada rencana sih segera, karena anakku juga sudah di atas 12 tahun semua.
ReplyDeleteBisa juga ya ada akar gigi yang antimaintream sampai punya 3 cabang.
ReplyDeleteMasalah giginya semoga gak ada lagi ya Mbak Lendy. Semoga sehat terus.
Teh, kalau kata Magie Z lebih baik sakit hati daripada sakit gigi, eh apa kebalik? hehehehee... Tapi emang gak enak banget kalau kondisi gigi tuh lagi gak sehat, aku soalnya pas pandemi awal sempat ragu ke dokter gigi, padahal udah butuh banget pertolongan.
ReplyDeleteAlhamdulillah saat itu memberanikan diri untuk periksa dan tindakan, akhirnya datang 2x karena jam praktek dibatasi untuk 1 pasiennya.
Banyak orangke dokter gigi saat sudah sakit ya padahal seharusnya rutin memeriksakan gigi minimal 6 bulan sekali.
ReplyDeleteAku selalu pilih dokter gigi yang ramah berdasarkan rekomendasi, walaupun cuma untuk periksa rutin
Paling parno aku ke dokter gigi, takuut, takut sakit :)
ReplyDeleteApalagi buat keperluan estetika, aku takut ada gigi yg dicabut :)
Dan ya bener banget sebelum perawatan emang kudu bgt makan dulu, krn kalo habis dr dokter gigi kan gak bisa makan atau bahkan gak nafsu makan :)
pandemi ini bikin perawatan gigi agak susah. aku ada 4 gigi geraham bungsu kudu dicabut huhuhu. trus baru satu yang dicabut karena dari bpjs ga dioperasi2 huhu akhirnya ga tahan pusing cabut mandiri ke bedah mulut bayar pribadi:((
ReplyDeletesekarang satu yang bawah yang sakitnya ampun huhuhuhu. emnag kudu periksa gig rutin ya mak
xixixi, mejamkan mata dan bayangin yang lain... iya juga ya, buat yang ga takut mugkin so far masih bisa diikuti. Kalau yang takut banget malah bayangannya kemana2 kalau merem... hahaha
ReplyDeleteBaca tentang akar gigi gendut, aku langsung browsing tentang akar gigi. Nambah pengetahuan jdinya. Soalnya anak pertama ada rencana ke dokter gigi. Gerahamnya berlubang parah. Hiks. Sedihh akutuu
ReplyDeleteBaca artikel nuna lendy jadi inget kalau udah 2 tahun ngga scalling. pas jadwalnya scalling dihantam pandemi, sampai sekarang belum berani lagi ke klinik gigi, hehehehe...
ReplyDeleteiya makan dulu sampe kenyang, terus puasa. soalnya kan kalo masalah gigi, nyut2an banget gak enak...kesenggol dikit pas sakit jg gak enak...apalagi pasca perawatan dan pengobatan gigi
ReplyDeletebtw yg bikin serem ke dokter gigi itu bentuk2 alatnya. makanya mending merem pas perawatan, gak keliatan alat2nya, wkwkw
Bisa gitu ya, Kak, akar gigi sampe punya 3 cabang. Nyabutnya pasti rumit itu yak?
ReplyDeleteOmong-omong soal gigi, saudaraku pas hamil sakit gigi sampe 9 bulan. Sakit giginya baru sembuh setelah bayinya lahir. Jadi selama hamil cuma bisa minum jus gitu. Ngga ada nafsu sama sekali. Huhu, kasihan...
Maaakk, hahaha.. gws yaaahh. Aku nggak banyak mengalami dinamika mulut, gigi dan sekitarnya, tapi pernah.. dan itu jadi salah satu the worst moment. Ripuh segala-gala.
ReplyDeleteTapi sejujurnya aku senang ke dokter gigi, membaui dental thingy haha absurd yaahh.