Where Did The We Listen We Don't Judge Trend Come From?
Bismillah,
Lagi rame banget nih.. tagline "We Listen We Don't Judge" di kalangan pengguna X, Tiktok, Thread bahkan Quora.
Tren apa sih ini?
Akupun ikut-ikutan penasaran karena menurutku unik yaa.. We Listen We Don't Judge!
Jadi, tagline ini bikin semua nyaman saat mengutarakan masalah beserta opininya.
Memang kudunya beginilah perlunya sosial media kan ya..
Saling berbagi tanpa menghakimi.
Ajaib kaan??
Dari Mana Asalnya Tren "We Listen We Don't Judge"?
Buat yang cukup sering berinteraksi dengan orang lain di dunia maya, tentu pernah doonk.. kelewatan konten FYP "We Listen We Don't Judge"?
Aku jadi mikir, semakin ke sini, alhamdulillah semakin aware dengan isu mental health seseorang yaah..
Tapii...tau gak kalau tren ini juga berdampak buruk loo.. buat yang bercerita dengan bebasnya di sosmed dengan berkedok "We Listen We Don't Judge". Gini nih, positif negatifnya...
Positive Side
Jadi, kalo kita bisa listen tanpa buru-buru nyamber atau nyalahin, kita bakal bikin lingkungan yang lebih suportif.
Seni mendengarkan kayak gini nih.. bikin orang menjadi lebih nyaman, bahkan jadi lebih terbuka sama kita. Deep connection alert!
>> Di era digital seperti ini, banyak sekali orang yang memanfaatkan sosial media sebagai media untuk "berbagi". Gak hanya berbagi hal-hal menyenangkan aja, kadang berbagi hal-hal sedih, depresi sampai yang bisa disebut "aib".
Dengan adanya tagline "We Listen We Don't Judge", kita belajar untuk berempati dan bersimpati sehingga gak menyalahkan sender ketika memang masalah yang dihadapinya uda mentok, need a help for the best solution.
Negative Side
Selalu ada positif dan negatif, tentunya dari sebuah hal viral di dunia sosial media. Selain kita lebih aware dengan isu mental health tentu efek negatifnya, seperti :
>> Nyebarin aib berkedok tren.
>> We Listen We Don't Judge juga ngajarin kita buat nggak usah sok tau sama kehidupan orang. Mungkin apa yang kita liat di luar tuh cuma setitik dari perjuangan mereka. Mungkin apa yang kita tau, cuma yang bagus dan baiknya doank...
>> Tetep harus hati-hati sama cerita atau kisah seseorang.
Kek kejadian donasi-donasi yang sempet rame di sosmed tuu..
You know whad i mean, kaan??
“We Listen We Don't Judge” Versi Aku
Suka banget ngayal kalok aku jadi idol Kpop, gimana yaa??
We Listen We Don't Judge |
Tentunya ini gak mungkin!
Karena yhaa.. kalau menyingkirkan segala yang gak mungkin dari segi usia, tinggi badan, berat badan dan standart kecantikan Korea, aku juga sadar diri karena ga punya apa-apa buat bekal jadi idol.
Suara bagus, engga!
Body goals, apalagiiii...
Tapi tetep, kalo lagi iseng, aku suka mikirin “Gimana aku kalok jadi idol?”
Keey, "We Listen We Don't Judge" — yang efeknya sebenernya buat aku lebih ke yang lebih jaga makanan, lifestyle, jadi lebih hidup sehat, olahraga, memikirkan apa yang masuk dan rutin maintenace berat badan.
Anggap aja aku idol yaah..
Kalok uda mulai naik dikiitt aja, uda pasti dihujat tuuh..
Nah, dengan berpikir berandai-andai kek gini, aku jadi ngerasa positive vibes buat diriku pribadi. Gapapa kalo cuma ngayal dan impact-nya bagus untuk diri sendiri.
“We Listen We Don't Judge” Versi Rani R Tyas's Journal
Alasannya, sahabat lendyagasshi bisa baca di artikel di link yang uda aku sematkan di atas yaa..
"We Listen We Don't Judge" — bikin kita berpikir, semua perbedaan itu wajar-wajar aja kok.
Ada yang suka dan tidak suka.
Ada yang sukaaa pake banget, sampek bosen dengerin semua ceritanya seputar hal yang sama, itu ituuu aja.. tapi ada juga yang mereka bercerita, mereka hobi dan itulah yang jadi ladang penghasilan mereka.
Kesimpulan
Trend “We Listen We Don't Judge” ini beneran keren banget kalo bisa dijalanin sesuai dengan kaidah ilmu psikologi. Tapii.. kalau cuma buat nyari validasi, ya meh aja sii...
Tapii.. tetep sii.. menjadi pendengar yang asli, bukan yang asal hype dan tetap semangat buat jadi lebih baik versi kamu yaah, Sob.
Prinsip berinteraksi pada masa kini yang lebih banyak di dunia maya daripada dunia nyata memang mengharuskan kita semua bijak dalam menuliskan komentar dan mengutarakan isi pikiran. Dengan adanya Trend “We Listen We Don't Judge”, semoga hidup jadi lebih sehat dan lebih manusiawi, tetapi tetap perlu disesuaikan dengan konteks dan kebutuhan situasi.
Soalnya, ada juga kok yang menceritakan pengalamannya, yang memang harus di-judge, tetapi berlindung di balik trend tersebut.
Selamat Berlibur.
새해 복 많이 받으세요! 새해의 행복이 일년 내내 당신과 함께하기를 바랍니다.
(Selamat Tahun Baru! Semoga kebahagiaan Tahun Baru menyertaimu sepanjang tahun)
Salam hangat,
Bagus banget nih. trend "We listen We dont judge". Sebelum ada tren ini, aku pernah kena tohok dan kapok. Gara-gara temen curhat soal suaminya, trus aku kasih masukan. Eh...aku dibilang ngompor-ngomporin. Huf...nyesel banget komen. Tau gitu diemin aja udah, kapok komen.
ReplyDeleteTernyata temenku yaa cuma cari ember aja buat ngeluarin uneg-uneg. Bener banget tuh, dengerin aja, engga usah komen apa-apa!
Saya setuju kalau we listen we don't judge diartikan gak mencampuri urusan orang. Tahu boleh tapi tak harus menghakimi. Apalagi timbul fitnah, wah mending jangan ikut-ikutan deh. Cukup tahu dan diam saja
ReplyDeleteAneh banget memang, ada orang yang memanfaatkan membuka aib sendiri demi dapat sponsor untuk keluarganya sendiri. Bahkan itu juga ternyata disuruh oleh pasangannya sendiri **lah ini gw juga lagi gibah dong ya?
ReplyDeleteMasalahnya tuh bukan salah orang yang buka aib keluarganya juga sih, tapi salah masyarakat +62 yang hobinya nonton sinetron! Jadi kalau ada cerita yang melenceng itu kayak nonton sinetron di dunia nyata. Begitu seru dan saru!
Aku kemarin nemu quotes ini di sebuah saluran:
"Positif thinking aja, itu yang suka ghibah mungkin pahalanya udah melebihi kuota, makanya dibagi-bagiin.."
Mau ikutan deh, "we listen we dont judge" banyak blog media besar yang sebenarnya isinya kalah kualitas dari blog personal. Hehehehe gitu kali ya opini dari saya. Ikuta trend aja.
ReplyDeleteSepakat Mas Adi
DeleteKarena diburu kejar target setor berita, banyak artikel media besar yg isinya hanya pengulangan yg disertai judul bombastis aja
Beda dengan blog pribadi, sepanjang apapun diulas lengkap tidak bosan karena gaya bicara juga seperti ngobrol atau story telling ya...
Kemarin sempat mengernyitkan dahi waktu baca status teman yang selalu berkisah tentang suami yang meninggalkan anak-anaknya
ReplyDeleteBahkan nama suami dijembreng dengan jelas
Akhirnya seperti judul di atas, ya mungkin dia gak punya teman untuk curhat
Lebih baik dengerin aja, jangan menghakimi
Saya setuju sekali trend "We Listen, We Dont Judge" ini, Mbak. Jadi memang harus didengarkan dulu, disimak, dicerna dengan baik, baru memberi komentar. Tapi nyatanya memang banyak orang terutama netizen mudah tersulut. Main sambar saja kalau ada masalah. Padahal tidak membantu apa-apa juga hehehe.
ReplyDeleteHanya memang intinya cek dan ricek dulu, karena ada juga kisah sedih yang dijadikan modus untuk mencari keuntungan sendiri.
apalagi yang tidak mengikuti dari awal, atau yang tidak baca teliti di medos. kadang aku baca komentarnya juga, bikin geregetan. Kembali pada pengguna, harus punya sikap bijak dan pandai memfilter mana yang baik mana yang harus dihakimi
ReplyDeleteNah urusan per-kepo-an ini nih, memang harus sabar deh. Jangan apa-apa pengen tahu urusan maupun kehidupan orang.
ReplyDeleteKalo dicecer begitu kan jadi mikir, apakah urusan hidup orang lain lebih penting ketimbang hidup sendiri?
Tapi yg sering kujumpai postingan soal "we listen we don't judge" berujung negatif dan hujatan. Memang ada yg menimbulkan empati tp ga sedikit jg yg jadi kaya membuka aib
ReplyDeleteGreat Article. Your writing skill is magnificent as ever, More post pleased! Thanks
ReplyDeleteI believe that this weblog is interesting. Thank you for your time and efforts here.
ReplyDeleteThanks for sharing the informative post. Keep on writing the same way you did here
ReplyDeleteI enjoy this kinds of own post. It Like this knowledgeable blog here.
ReplyDeletePas pertama lihat tren ini di ig tuh sempet mikir apa sih ini. Ya kalau emang gak aneh atau kelewatan sih ya gak bakal di judge ya. Tp kalau udah kriminal, mengganggu ya tetep aja bakal diomongin
ReplyDeleteAku ngikuti tren we listen we don't judge. Tapiii...beberapa kok ga sreg, terutama saat buka aib pasangan, keluarga, teman. Duh. Tapi apapun memang kita dengerin aja, bukan menghakiminya
ReplyDeleteSuka banget sama tren ini...we listen we dont judge...ya udah dengerin aja gak usah menghakimi atau menasihati apa2 kalo mereka gak minta kalo kita gak nyaman ya udah gak usah didengerin...sesimpel itu gak sie sebenernya,,,tapi seringkali kita masih menghakimi seseorang tanpa tau alasan dia berbuat demikian..itu sie yg masih jd pr aku juga
ReplyDeleteLihat aja nggak usah komen gitu ya, karena kebiasaan netizen yang mudah panas buat ngetik komen nih
DeleteMakanya ya dalam Islam ghibah itu termasuk dosa yang diumpamakan kita memakan bangkai saudara kita sendiri..betapa tabu nya ghibah ini..
ReplyDeletetrend ini lucu sih jadi kita belajar juga untuk tidak menghakimi pendapat orang. tapi ada yang viral itu pas ada ibu yang bikin konten nggak mau beliin anaknya baju motif superhero maunya baju yang elegan doang trus dihujat dan dikomen ria ricis bahkan sampai dibeliin baju juga ibunya hihi.
ReplyDeleteKAlau buat aku selama, ga tahu sendiri dan ga nyenggol, aku ga ikut campur
ReplyDeleteLagian buat apa juga menghakimi secara diriku bukan hakim kan wkwkwk
Setiap orang mempunyai alasannya masih-masing untuk melakukan sesuatu dan mereka sudah cukup dewasa untuk mengambil keputusan jadi ya biarkan mereka dengan pilihannya masing-masing
Ah iya ya
ReplyDeleteEmang klo tren itu g bisa kita ikutan semua
Nggak boleh FOMO ya teh
Wah aku sempat mendapatkan sesi materi pendengae aktif ketika kuliah dulu mbak. Dan itumembuat kita lebih memahami kondisi orang lain dg mendengar untuk memahami. Konsep ini menarik dan sangat mindfull
ReplyDeleteTren "We Listen We Don't Judge" ini memang sarana latihan untuk menahan diri untuk bicara seperlunya saja ya. Kalau nggak dibutuhkan, dan nggak ditanya yawda, keep silent aja... karena memang seringkali orang tuh cuma butuh didengerin bukan dikasih saran.
ReplyDeleteKadang bingung sama netizen karena tidak memahami konsep dan sistem trend ini. Saya pernah lihat di TikTok ada ibu muda yang sampe dihujat karena ikut trend We Listen We Don't Judge. Padahal namanya saja sudah "kami mendengarkan kami tidak menghakimi" kan cuma mendengar
ReplyDelete