Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget Atas Posting

Pertama Kali ke Kota Rembang, Jatuh Cinta!

Bismillaah,


Rembang Identik dengan RA. Kartini.
Hola sahabat lendyagasshi.


Beberapa minggu ini, aku sibuk jadi asisten driver Abi.. apassii istilahnyaa??
Navigator yaa...??

Ya, kurang lebih gitu kali yaa...
Yang bantuin Abi kalo butuh nyemil, minum bahkan ketika badan lelah, aku pijet-pijetin tuuh.. punggungnya. Apalagi pas nyetir dan mulai kerasa ngantuk, Abi tuh kerasaa banget nyetirnya mulai leyang-leyong.

Wkkwkw...
Yah, namanya juga orang proyek yaa.. 

Karena pekerjaan menuntut Abi untuk bisa dateng dan meninjau site untuk dibangunnya sebuah bangunan. Bisa jadi masjid, hotel, villa, kantor, rumah sakit, atau apa ajaa... 

Yasss, tapi sebenernya... Abi pas kuliah dulu spesifikasinya adalah RUMAH SAKIT.


Dulu duluu.. aku jarang diajakin ke site proyek.
Yah, alasannya karena ada anak-anak skul dan lain sebagainya. 

Ga mungkin donk yaa.. anak-anak ikut semua dan jadi gak sekolah??


Tapi kinii.. sejak anak-anak pada boarding alias mondok, aku otomatis di rumah sering sendirian. Mungkin Abi kasian liat aku, hahhaa.. jadilaah.. diajakin juga kalau ada proyek ke luar kota.

Kali inii...
Kami menuju REMBANG.


Kota kecil setelah Semarang, Demak, Kudus, Pati lalu sampai Rembang.
Kota ini menyimpan banyak ketenangan jiwa. Bagiku.

Entah kenapa... rasanya seperti tersihir dengan keajaiban kota kecil ini.
Beda vibes yaa.. kalo ngomongin Semarang, Solo, Jogja bahkan Surabaya.

Mereka punya kisahnya masing-masing.
Tapi begitu memasuki kota Rembang.. hati ini rasanya langsung terpaut.

Kota Rembang titik nol


Apa istimewanya kota kecil ini selain tempat dimana dimakamkannya RA Kartini?
Kuy, ikut aku jalan-jalan ke Rembang melalui tulisan ini.

Let's get it~




Perjalanan Menuju Kota Rembang

Uda kencengin sabuk pengamaan??
Hihii.. Keyyy.. let's goowww yaah...

Peta Kota Rembang dan nama desanya



Perjalanan kami ke Rembang kemarin menempuh jarak 486.1 km selama 10 jam.
Kami istirahat 2x, di Cirebon untuk sarapan dan di rest area 282 Tegal.


Kota Cirebon

Setelah mencari-cari menu andalan khas Cirebon, selain Empal Gentong (( karena kami sebelumnya beberapa kali ke Cirebon uda nyobain menu ini )), akhirnya hari itu, kami memutuskan untuk makan siang "Sega Jamblang Bu Nur"


  Sega Jamblang Khas Cirebon Bu Nur  

Jl. Cangkring 2 No.34, Kejaksan
Kec. Kejaksan,
Kota Cirebon, Jawa Barat 45123

Rekomendasi Makanan Khas Kota Cirebon
Nasi Jamblang Ibu Nur, Cirebon

Seperti bahasa Jawa, "sega" artinya adalah nasi.
Sedangkan Jamblang sendiri adalah nama daerah di sebelah barat kota Cirebon.
Daerah ini dulunya terkenal dengan banyaknya pedagang yang menjual makanan tersebut untuk pertama kalinya. Ciri khas nasi jamblang ini adalah makannya dialasi oleh daun jati atau ada juga yang membungkus nasinya dengan daun tersebut. Hidangan nasi jamblang disajikan secara prasmanan.


Untuk harganya, tentu menyesuaikan menu yang kita ambil.
Ada banyak pilihan yang mengundang selera, seperti gorengan, sambal, tahu, tempe, sayur, semur paru /hati/daging, sate, kentang, telur orak-arik goreng, pepes, otak-otak, terong balado, perkedel, ikan asin jambal, pare isi oncom, ikan asin, tauco, cumi balakutak, udang dan masih banyak lagi.


Sayangnyaa..
Untuk minuman, tidak begitu banyak pilihan. Hanya minuman kemasan, seperti teh kotak, teh botol, es teh manis, teh anget, es kelapa, dan air mineral.

Untuk makan bertiga, bill kami menunjukkan angka Rp 93 ribu.
Hemat, kan yaah... (( triink trriink~ ))



Setelah perut mantap terisi, kami pun siap melanjutkan perjalanan.
Karena perjalanan siang, aku bisa nih.. dikit-dikit bantuin nyetir. Meski ga se-ngebut suami, tapi yaah.. mayan lah yaa.. di jalan tol Trans Jawa yang relatif sepi karena kami berangkat di hari weekday.

Pemberhentian berikutnya, aga kurang menarik siih.. di rest area 282 Tegal yang B aja.
Cuma numpang sholat, temen suami sembari ngopi dan ngudud, sedangkan suami sendiri, sedikit meluruskan punggung. Pegel juga yaaah...


Perjalanan dari Tegal sampai Kudus, lanjut aku yang nyetir..
Alon-alon asal kelakon, nggih...



Kota Pati

Duluuu.. saat aku kerja di sebuah lembaga kursus pendidikan Bahasa Inggris di kota Surabaya, aku pernah punya rekan kerja yang rumahnya di Pati. Beliau sangat bangga sekali berasal dari kota tersebut.

Dan aku cukup sring mendengarkan beliau berkisah tentang kotanya tersebut.
Dari kisahnya, hanya satu yang aku inget.

Di Kabupaten Pati, ada sebuah kecamatan yang bernama Juwana. Dan ternyataaa... di daerah inilah awalnya Bandeng Juwana berasal.

Kecamatan ini terkenal merupakan salah satu penghasil utama ikan bandeng presto, yang kita kenal ituu.. dengan rasa bandeng yang gurih, empuk, dan tanpa duri. Ini yang bikin makan bandeng juwana tuh ketagihan banget!


Dan kenapa Bandeng Juwana lebih dikenal berasal dari Semarang?

Alasannya karena orang-orang terlanjur mengenal Bandeng Juwana Semarang, meskipun dulu bandeng-bandeng tersebut berasal dari Pati.

arti landmark Pati Bumi Mina Tani
landmark Kabupaten Pati



Meskipun hanya melewati lingkar luar kota Pati, tapi sahabat lendyagasshi akan merasakan keunikan kota Pati saat melewati jalan yang ada di foto sebelah kanan.

Di sepanjang Jalan Juwana-Batangan Pati, sisi kanan dan kirinya terdapat pohon menunduk ke arah jalan semua.

Ini awalnya gak aku sadari, tapiii.. ternyata jadi perhatian suami saat beliau menyetir.
Dan aku juga jadi amaze!

Walaaah, iyaaa.. mashaAllaa~

Yaa, pastinya dibentuk sama manusia.
Namun, ini menjadi salah satu keunikan dan daya tarik saat ke kota Patii gak, siih??


Kalau sahabat lendyagasshi penasaran sama keunikan kota Medan dan berencana mencari oleh-oleh khas Medan yang most wanted, bisa main ke blognya Travel Blogger Medan, kak Trisuci. Di sana ada panduan dan artikel menarik mengenai kota yang terkenal dengan Danau Toba-nya itu.



Finally, Tiba di Kota Rembang

Yuhuuu.. alhamdulillah.
Setelah menempuh perjalanan kurang lebih 10 jam, kami sampai juga di kota tujuan yakni kota Rembang.

Kesan pertama terhadap kota ini adalah kotanya ramah.
Kalau mendengar masyarakat lokalnya berbicara bahasa Jawa, logatnya Semarang banget, tapi pilihan katanya terdengar santun. Pun "tone" nya yang terasa soft-spoken sekaliih...

**sungguh jauh berbeda ketika kamu melanjutkan perjalanan ke timuurrr laagiii mentok, sampek Surabaya. Hahaha.. sebagai orang Surabaya, aku ngerasa sangaatt dimanjakan sekali dengan suara yang lemah lembut di kota ini.


Hotel Antika, harga terjangkau di Rembang
Hotel Antika, Rembang


Langsung njujug hotel, alhamdulillah uda ada salah satu tim dari kantor Abi yang nungguin.
Setelah nurunin barang, masuk kamar dan rehat sejenak, tibalah waktunya kami makan malam.


Sumpil siih..
Meskipun Antika Hotel ini hotel melati-nya Rembang, tapiii.. mashaAllaa, pelayanannya ramah.

Bahkan, salah satu tim dari Bandung ada yang jalannya agak sulit ((efek dari serangan stroke))  namun, sama pihak hotel selalu dibantu. Secara otomatis yaa.. tanpa minta.

Kereen yaah..
Memang orang baik itu masih ada dimana-mana kok!
Alhamdulillah~

Kalau sahabat lendyagasshi punya budget lebih dan sedang plesiran ke Rembang, ada banget hotel-hotel kereen, seperti Pollos Hotel & Gallery, Aston Inn dan Hotel Kencana. Karena Hotel Antika ini termasuk rekomendasi ke 4 dari mesin pencari google.

And fun fact yaah...
Pemilik Hotel Antika ini juga yang punya Pollos Hotel & Gallery.

Jadii.. doi tuh punya usaha hotel dan restoran di Rembang.
Masakan di Pollos Hotel & Gallery ini weennaakk poolll... dan satu lagi, resto miliknya ada di depan Hotel Antika, namanya Terras Kota Cafe.

Di Terras Kota Rembang pun makanannya enaakk enaakk semuaaa...
Aku gak dine-in yaa.. secara bisa pesan via WA dan super gerceepp banget nyampenya.

Juaraaa pokonyaa maah!!!

Nanti kapan-kapan aku ceritain detil review hotel berikut cafenya yaa...
Semoga ga mager nulis, karena lagi sering-sering bolak-balik Bandung - Rembang.. mashaAllaa~

Rembang, Im in luuvv bangeett deeeh..





Kalo sahabat lendyagasshi ━ pernah ngerasa langsung hangattt gituu gaak.. saat mengunjungi sebuah kota??


Coba ceritain aku doonk.. di kolom komentar.
Matur tengkyuuww~




Salam hangat,


24 comments for "Pertama Kali ke Kota Rembang, Jatuh Cinta!"

  1. Senang ya ke Rembang. Seandainya ada yang jual paket jalan-jalan keliling Lasem, kayaknya aku mau deh nginep di Rembang semalam. Itu Hotel Antika ngelayanin makan malem nggak sih? Kebayang kalo tamu lagi nginep di sana dan kepingin makan malem, terus ujan..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bisa pesan by wa, ka Vick.. buat makan siang dan malamnya.
      Datengnya secepat kilat dari cafe depan hotel, TerrasKota cafe.
      Menunya lumayan banyaakk dan enaakk-enaak... meski bukan makanan khas Rembang yaa.. cenderung ke menu western sama menu tradisional kaya, soto, iga dan nasi goreng.

      Delete
  2. EMpal Gentong memang best banget sih kalau sudha ke Cirebon ya teh Lendy, pokoknya belum ke Cirebon kalau belum cobain empal gentongnya Cirebon

    ReplyDelete
  3. Kalau di Bandung ada Lembang, di Jawa Tengah ada Rembang. Jatuh cinta banget sama tulisannya mbak lend, pengin tahu kelanjutannya nih.

    ReplyDelete
  4. Kak, perjalanan dari Bandung ke Rembang ini memang jaraknya jauh sekitar 411 km jika ditempuh lewat jalan biasa, yang bisa memakan waktu sekitar 5–6 jam dengan mobil pribadi. Memang lebih cepat dibanding naik bus butuh 9–12 jam, tergantung rute dan lalu lintas. Jadi kalau bawa keluarga atau anak, pilihan naik mobil bisa lebih fleksibel dan terasa lebih 'nyambung' sama perjalanan, apalagi kalau sambil berhenti di rest area atau camilan kedai lokal.

    ReplyDelete
  5. Kalau naik bus dari Bandung ke Rembang, ada pilihan seperti Pahala Kencana dengan tarif mulai dari Rp220.000 hingga Rp230.000, lumayan terjangkau. Tapi perlu diperhatikan, durasinya cukup panjang sekitar 10 hingga 12 jam. Pastikan pilih jam berangkat malam atau dini hari agar lebih leluasa saat tiba, dan siapkan bekal air, snack, serta charger karena sebagian bus mungkin minim fasilitas.

    ReplyDelete
  6. Menempuh perjalanan sejauh ini bukan sekadar soal waktu atau jarak, tapi soal momen meliak-liuk sawah, bukit Subang, hingga suasana desa di sepanjang Jawa Tengah. Kadang perjalanan panjang menjadi peluang berharga ngobrol sambil nyanyi, menikmati sunrise, atau sekadar selfie iseng di rest stop. Pasti banyak cerita indah yang bisa dirangkai di perjalanan Bandung–Rembang ini. Semoga setiap km-nya penuh kenangan, ya Kak!

    ReplyDelete
  7. Pohon-pohonnya di Pati itu kayak jadi pelindung orang-orang yang lewat jalanan. Unik sih jadinya.

    Nah iya. Aku dulu pernah kerja di Semarang. Oleh-olehnya kan salah satunya Bandeng Juwana.

    Kupikir ya emang namanya Juwana. Terus lama-lama, kan aku tahu ada daerah yang namanya Juwana, aku wes mbatin seh nek Bandeng itu asalnya dari sana.

    ReplyDelete
  8. Wah asyiknya bisa road trip sama suami dan mengunjungi tempat baru, mbak. Apalagi kalau di Jawa itu banyak banget ya Destinasi wisata tiap kotanya jadi bisa sekalian berwisata atau icip-icip kuliner khas di sana

    ReplyDelete
  9. Thanks for sharing! Your first-time experience in Rembang sounds wonderful, and it’s clear the place left a lasting impression on you. Falling in love with a new destination is such a beautiful feeling—it’s like discovering a hidden gem that speaks to your heart and stays with you forever. federal criminal lawyer in new york city

    ReplyDelete
  10. Perjalanan jauh memang punya cerita sendiri. Dari tulisan ini kerasa banget kalau perjalanan darat itu capek, tapi selalu ada pengalaman menarik yang bisa dibawa pulang.

    ReplyDelete
  11. Kak, ceritanya seru dan bikin ikut penasaran gimana pengalaman dari Bandung ke Rembang. Gaya bercerita ringan tapi terasa mendalam, bikin pembaca ikut merasakan suasananya.

    ReplyDelete
  12. Perjalanan dari Bandung ke Rembang yang ditempuh selama 10 jam dengan dua kali istirahat ini memberikan pengalaman yang menyenangkan. Mampir di Cirebon untuk menikmati nasi jamblang khas Bu Nur menjadi momen yang tak terlupakan. Kota Rembang sendiri menawarkan ketenangan dan pesona yang berbeda dari kota-kota besar lainnya. Sungguh perjalanan yang menyenangkan dan penuh kenangan.

    ReplyDelete
  13. Kak, ceritanya detail dan bikin ikut merasakan bagaimana perjalanan itu menyenangkan. Tempat-tempat yang dikunjungi menarik dan pengalaman perfarinya bisa jadi inspirasi buat banyak orang.

    ReplyDelete
  14. Ini pertama kalinya kubaca tulisan Kaka yang non drakor dan Korea-Koreaan. Manteb Kak, aku belum pernah ke Rembang padahal jaraknya tak jauh-jauh amat dari kota Semarang, memang sepertinya aku harus mulai mendatangi kota di Indonesia satu per satu nih :)

    ReplyDelete
  15. Mbak, gimana ya caranya ngebentuk pohonnya jadi nunduk gitu? Kok aku jadi kepikiran wkwk. Awalnya aku sempat hah hoh, pas makan kok bertiga? Ohhh ternyata sama temennya suami juga, hehe. Jadiii inii yg berhari2 kemarin gagal mup on sama Rembang... Kalo diajak ke Rembang lagi mau? Kan jauh tuh 10 jam, itu kalo aku udah reyot kayaknya punggung huhu ke Ngawi kalo gak lewat tol kan sekitar 4 jam ya. Itu aku udah sambat ini itu lalalala :')

    ReplyDelete
  16. Nah pas nih, Mbak lendy ikut paksu jalan-jalan. Refreshing juga, dapat bahan tulisan iya.
    Dan kalau soal Rembang, Memang pasti ingat ibu Kartini dan saya pengin ke sana juga.
    Tapi kalau kehangatan kota, kayaknya semua hangat kota mnaa saja yang pernah saya datangi. Termasuk Jogya, Solo, Purwokerto dan lainnya. Tapi paling terasa ya kota Makassar, karna kota lahir dan besar di sana. Selalu ada kerinduan untuk ke sana hehehe.

    ReplyDelete
  17. seru banget mbak lendy diajak suami road trip sekalian kerja. tapi jujur nih ya aku itu tipe yang kalau naik mobil langsung tidur hihi kadang kasihan kalau suami nyetir jarak jauh bukannya kutemenin ngobrol malah kutinggal tidur

    ReplyDelete
  18. Mantap betul perjalanan sepuluh jam dilalui dengan happy. Berawal dari jadi navigator pribadi, sesekali gantian nyetir. Kulineran sejenak di Cirebon dan yes Sega jamblang itu beuh mantep aroma daun jati membungkus nasi Masha Allah pisan.

    Rembang pantes bikin jatuh cinta, kotanya ramah pisan. Jadi penasaran ingin jelajah kota tersebut juga deh, kebetulan belum pernah nih. Syukurnya ketemu staf hotel yang beneran membantu banget, jadi makin enjoy nginepnya ya.

    ReplyDelete
  19. Dari Bandung ke Rembang tuh kayak roadtrip yang nggak cuma soal jarak teh, tapi juga soal hati: udara pagi, rest area, nasi jamblang, suara logat lokal yang ramah, semua bikin baper. Jadi pengin ikutan ngrasain ketenangan kota kecil kayak gitu juga.

    ReplyDelete
  20. Perjalanan yang seru banget. Kapan-kapan nyobain motoran mbak sama suami !. Pasti lebih seru lagi :)

    ReplyDelete
  21. Kak, tulisannya bener-bener bikin aku ikut jatuh cinta juga sama Rembang! Cerita jalanan, kulinernya seperti sega jamblang di Cirebon, sampai hotelnya yang ramah semua terasa nyata. Semoga aku juga bisa road trip kayak Kakak suatu hari nanti 😊

    ReplyDelete
  22. Wah, Kak perjalanannya keren banget! Meski jauh (486 km selama ±10 jam), tapi momen istirahat di rest area, makan di tempat lokal, dan kehangatan warga lokalnya bikin capeknya terbayar. Kota kecil macam Rembang memang punya sesuatu yang bikin hati adem ya 😌

    ReplyDelete
  23. Makasih sudah berbagi pengalaman indahnya, Kak! Kesan pertama kota Rembang yang ramah dan logat bahasanya yang lembut itu bikin rasa ingin kembali makin besar. Semoga tulisan seperti ini makin banyak, biar makin banyak yang tahu keindahan kota-kota di luar tempat biasa 😊

    ReplyDelete