Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget Atas Posting

Adolescence, A Sad Story Behind Teenage Delinquency

Bismillaah,


Review Adolescence, Siapa Pelaku Kejahatan yang Sebenarnya?
Hola sahabat lendyagasshi.


Akhir-akhir ini aku sangat sangat jadi orang yang random sekali dalam hal tontonan. Bukan hanya karena bosan dengan drama Korea, aku juga sedang sangat menikmati waktuku yang sendirian di rumah dengan memperbanyak mendekatkan diri padaNya.

Auuh~
Terkesan riya' yaah.. 

Okey, aku gakkan pamer itu, hahaha.. soalnya juga namanya manusia yaa.. yang kadang makin diceritain tuh, makin banyak yang namanya "ujian" muncul. Entah mendadak jadi supperr maleess, jadi disibukkan dengan aktivitas di luar jadwal dan tau-tau, hari uda lewwaatt ajaah!

Semoga gak gitu yaa...
Semoga tetep istiqomah dan menjadi lebih baik lagi dari hari ke hari.

Aamiin allaahumma aamiin~


Dan demi apaa.. aku jadi nonton apa yang ada di depan mata banget.

Orangnya jadi gak picky. Pokonya apa yang di rekomen ama si OTT-nya, aku cuss nongkrong.

Tentu gak sekali duduk yaa..
Beberapa kali kejeda dan pada akhirnya ketika engga sedang menjalani working life, aku baru lanjoottt~

Karena beberapa katiduran jugaa...
((yeaah, harus kuakui... film yang kutonton ini makin menjenuhkan saat naik ke eps 3 dari total 4 eps))


Tapii.. mengatasnamakan mental health, aku tetap menyempatkan diri untuk nonton dalam sehari. Karena nonton tuh adalah me time terbaik aku untuk balancing ma lyfe!


Sekarang, aku mau bahas series Netflix berjudul "Adolescence" yang hanya terdiri dari 4 eps dengan durasi masing-masing eps-nya sekitar 60 menit.

Gak lamaa, kaan..??

Apalagi buat kalian yang penasaran dengan film yang disutradarai oleh salah satu aktor ganteng dan terkenal pada masanya, Brad Pitt. Doi uda aktif menjadi eksekutif sutradara sejak tahun 2002 di bawah rumah produksinya sendiri yang bernama Plan B Entertainment.

Adolescence drama Netflix Brad Pitt


Tentang apa film Adolescence ini?
Apakah diangkat dari kisah nyata?


Kuy, kita bahas...
Let's get it~




Penggerebekan di Rumah Jamie Miller

Dibuka dengan adegan Detective Inspector Luke Bascombe (Ashley Anthony Walters) dan Detective Sergeant Misha Frank (Faye Marsa) sedang berpatroli di sebuah perumahan.

Seperti biasa, pagi yang tenang dan keduanya hanya terlibat obrolan ringan seputar keluarga, kebiasaan sarapan pagi dan lain-lain. Namun mendadak, keduanya mendapat informasi bahwa telah tertangkap tersangka pembunuhan Katie Leonard (Emilia Holliday) dengan semua bukti yang terkumpul.

Adolescence netflix tentang apa
Duo detektif investigasi kasus Jamie Miller


Jamie Miller (Owen Cooper) hanya siswa kelas 1 SMP yang baru berusia 13 tahun. Ia diduga membunuh teman sekelasnya yang bernama Katie.

Katie diketahui Ibunya keluar dari rumah sejak 20.30, lalu ditemukan di sebuah parkiran bernama Crowthers pada pukul 22.30 lebih sedikit dalam keadaan meninggal. Tenaga medis yang datang ke lokasi menemukan penyebab kematiannya adalah karena pendarahan yang tak bisa dihentikan akibat luka tusukan sebanyak 7 kali di beberapa tempat di bagian tubuh Katie, seperti leher, dada, paha, lengan dan ditusuk beberapa kali di tempat yang sama.


Apakah benar Jamie Miller pelakunya? Apa motif Jamie? Ataukah Jamie hanya korban salah tangkap?


Investigasi Kasus Jamie Miller

Yang bikin kasus ini agak rumit adalah karakter Jamie atau yang biasa dipanggil Jay oleh kedua orangtua dan kakanya adalah karena Jay ini tipikal anak cerdas yang manis.

Ia tampak ordinary teenagers yang kerjaannya sekolah, pulang dan hanya hang-out sesekali.

Adolescence diangkat dari kisah nyata atau fiksi


Bahkan Jay pun hampir gak diketahui deket sama cewek manapun!

Dan setelah investigasi yang dilakukan Detective Luke dan Detective Misha, terkuak sedikit demi sedikit fakta mengenai kematian Katie.

Dari mulai temen-temen deket Jay, circle di sekolah yang selama ini ternyata toxic environment. Jay sendiri mengalami bullying verbal di lingkungan sekolahnya hingga ia di titik ngerasa putus asa banget karena dikatain "Incel".


Sosial Media dan Makna Warna Love Serta Arti "Incel"

Film Adolescence ini bener-bener ngebuka mata aku banget bahwa setiap emoticon atau simbol di whatsApp itu ada maknanya loo..

Bisa jadi maknanya hanya diartikan oleh sekelompok tertentu atau memiliki makna universal.

Dan ternyataa.. anak remaja sekarang tuh memaknai warna emot love, kaya gini nih...

🩷 artinya aku tertarik, tapi bukan seks

❤️ artinya cinta

💛 artinya aku tertarik

🧡 artinya kau baik-baik saja

💜 artinya terangsang


Dan masalah Jay sama Katie ini sebenernya tergambarkan banget melalui sosial media yang mereka miliki. Hanya aja, orangtua dan polisi gak paham makna setiap emot yang mereka saling gunakan saat meninggalkan komen atau membuat caption.

Makna Emot sosial media dari film Adolescence
Bahasa gawl anak sekarang menggunakan berbagai emoticon di sosial media


Dan pemicu masalah sebenernya selain Jay ini dirundung oleh temen-temen satu sekolahnya, ia juga dirundung Katie yang mengatakan bahwa Jay adalah Incel.


Apa itu Incel?

Incel adalah keadaan cowo yang tidak melakukan hubungan seksual alias perjaka selamanya.

Dan ini buat Jay adalah sebuah bentuk bullying verbal sehingga ia merasa sakit hati. Pas ada satu moment, Jay bisa membalaskan dendam ke Katie karena foto Katie yang topless tersebar di wag anak-anak cowo di sekolah mereka.

Dan gantian Katie yang jadi bahan bullying karena fisiknya yang terlihat masih seperti anak-anak.

Di saat Jay mau menolong Katie, namun Katie dengan angkuhnya menolak. Dan Jay berang sehingga menyerang dengan agresif. Penyerangan ini tertangkap kamera CCTV dan menjadi bukti kasus pembunuhan Katie.

Namun, masalahnya adalah pisau yang digunakan sebagai barang bukti bukan milik Jay, melainkan milik sahabatnya, Ryan.


Jadi, siapa pelaku pembunuhan Katie? Akankah terungkap pembunuh aslinya di serial Adolescence yang berjumlah 4 eps ini?




Fakta-fakta Ketika Anak Remaja Menghadapi Kasus Hukum

Jujurly, aku gakkan ngobrolin ending yaa..

Karena buatku, endingnya cukup banyak spekulasi dengan kebenaran apa yang ingin ditampilkan serial yang tidak diangkat dari kisah asli ini.

Ya, Adolescence memang hanya rekaan adegan dengan one-shot atau teknik sekali pengambilan gambar dengan aktor utama Owen Cooper sebagai Jay yang dipilih berdasarkan audisi.

Dari film kenakalan remaja ini, bukan hanya faktor ketidaksengajaan yang disorot, namun faktor psikis. Gimana remaja itu sangat rawan jika tidak dibekali dengan pengenalan jenis-jenis emosi oleh kedua orangtuanya.

Kalau menilik dari sisi parenting, kedua orangtua Jay hanya sibuk dengan urusan masing-masing sehingga lupa memberikan contoh melalui sikap. Jay tumbuh dengan tekanan menjadi dewasa di era digital. Isu kesehatan mental, dan pentingnya kehadiran orang tua serta komunikasi yang jelas.

Adolescence mengeksplorasi badai psikologis dan sosial yang terjadi setelah peristiwa tersebut, menekankan pentingnya sistem dukungan yang kuat bagi remaja.

Adolescence Netflix dan pesan parenting


Hal-hal yang bisa timbul ketika remaja memiliki permasalahan di ranah hukum

1. Mereka membutuhkan pendamping orang dewasa saat diwawancarai di ruang interogasi dan saat diambil darahnya untuk sampling dan pencocokan di TKP

2. Pengacara bisa ada 2 pilihan. Dari negeri yang difasilitasi oleh Kantor Polisi tempat pelaku ditangkap atau pengacara swasta dengan biaya pribadi.

3. Proses dari pemeriksaan kasus hingga keputusan bersalah itu butuh waktu lama. Di film Adolescence ini butuh waktu 13 bulan hingga akhirnya sidang dan diputuskan vonis masa tahanan.

4. Saat masa pembinaan ((belum ditahan)), tersangka akan menerima berbagai bantuan konseling oleh psikolog. Tujuannya adalah untuk mendalami sebuah kasus, bukan untuk menghakimi.

Sang konselor akan menanyai beberapa pertanyaan yang alurnya seperti ngobrol sesama temen. Mengalir dan tak ada tendensi apapun.


Conclusion, Who is the Real Murderer?

Meskipun endingnya abu-abu, karena Jay akhirnya dipenjara, uda bukan direhabilitasi remaja lagi, ini uda seperti clue buat penonton bahwa sebenernya bukti cukup kuat bahwa Jay adalah pelakunya. 

Bukan hanya melalui CCTV tapi juga akhirnya Jay memutuskan untuk mengakui kesalahannya.


Judul : Adolescence (2025)

Director Philip Barantini

  Actors :  

Stephen Graham as Eddie Miller Ashley Walters as DI Luke Bascombe Faye Marsay as DS Misha Frank Mark Stanley as Paul Barlow Christine Tremarco as Manda Miller Owen Cooper as Jamie Miller Amélie Pease as Lisa Miller Hannah Walters as Mrs Bailey Jo Hartley as Mrs Fenumore Fatima Bojang as Jade Kaine Davis as Ryan Kowalska Amari Bacchus as Adam Bascombe Erin Doherty as Briony Ariston


Genre Crime, Psychological drama
Rundate : March 13, 2025
Runtime : 4 eps (51–65 minutes)

Rating : ⭐⭐⭐⭐/5


Tertarik nonton Adolescence yang diperankan oleh Owen Cooper?

Drama ini berhasil membawa namanya atas perannya sebagai pembunuh remaja bernama Jamie Miller untuk menerima Penghargaan Primetime Emmy 2025 sebagai Aktor Pendukung Terbaik dalam Serial Terbatas atau Antologi atau Film. Ia juga menjadi pemenang pria termuda dalam sejarah Penghargaan Primetime Emmy, di usianya yang saat ini menginjak 15 tahun.


Happy Watching~


Salam hangat,



29 comments for "Adolescence, A Sad Story Behind Teenage Delinquency"

  1. Ketidakhadiran orang tua memang sesuatu yang gak bisa dianggap remeh. Masih banyak orang tua yang menggantikan kehadirannya dengan memberikan banyak mainan dan lain sebagainya. Melihat anak anteng aja langsung dikira anak. Padahal kenyataannya belum tentu.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Nah yaa kecilnya dikasi seabreg mainan, pas gede dititipin sekolah pasrah ma guru. Ortu gak hadir.
      Tapi di satu sisi juga lingkungan tempat anak tumbuh kek sekolah yang gak bersahabat juga cukup membuat masalah. Soalnya kadang ada anak gak diperhatikan di rumah tetapi saat di sekolah menemukan guru dan teman yang peduli, sebenarnya hal2 kek gtu bisa dicegah.
      Mana serem soal hukuman remaja/ anak nih di beberapa negara, sebut saja salah satunya Indonesia, gak jelas.
      Semoga kita semua bisa melindungi anak2 kita supaya gak tergelincir ke perbuatan salah yaa.

      Delete
  2. Kasian sekali remaja sudah kena tindakan kriminal jadi pelajaran anak muda agar terhindar kasus hukum karena bisa merusak masa depan. Perlu bimbingan orangtua, psikolog anak agar kelak dia tidak masuk lagi ke penjara.

    ReplyDelete
  3. Wiiihh Om Brad Piiitt.
    Wah berat keknya ya mbak serial ini, tetapi kyknya cocok jadi tontonan ortu terutama anak2nya yang sekolah, gimana anak2 bergaul, main sosmed dll.
    Aku juga baru tahu lho kalau emoji lope2 yang warnanya beda2 itu beda2 pula artinya. Kita mah biasanya pakai2 aja hehe.
    Aku jadi penasaran pengen nonton juga, lagi fase bosen juga ma tayangan drakor, nyoba nonton maraton drakor lawas kok ngantuk haha. Nanti, ah coba cek di netplik.

    ReplyDelete
  4. Bahasan tentang kenakalan remaja jadi isi hangat yang kerap diangkat di film ataupun serial. Bagus sih sebenarnya, tapi buat yang memikirkan itu sebagai hal positif, bukan untuk ditiru. Karena anehnya, malah semakin banyak tema tayangan seperti ini, kok seakan kasus tentang kenakalan remaja malah semakin menjadi huhu

    ReplyDelete
    Replies
    1. Film Adolescence ini memang dibuat karena isu hangat ini sedang merebak di Inggris sana..
      Tempat syutingnya di pinggiran Inggris. Bahkan yaa.... di desa-nya Inggris aja uda ada kejadian mengerikan seperti ini.. Jadi memang jangan heran, karena kini uda ada sosmed dkk..

      Awareness.
      Itu maksudnya diangkatnya film ini.

      Delete
    2. Nah itu Teh Len, kalau yang memahami memang bakalan langsung engeh untuk awareness, sehingga punya antisipasi dan bagaimana cara menghadapinya dengan tepat.

      Tapi sebaliknya, malah jadi seperti untuk ditiru. Sepertinya memang perlu secara masif kayak di sekolah Guru BK, lingkungan sekitar, dan di rumah bisa kolaborasi ya membimbing anak² hingga remaja buat dukung psikis mereka juga

      Delete
  5. bacanya seperti kisah nyata, apalagi Teh Lendy menuturkan secara story telling
    jadi introspeksi diri
    sampai sekarang, sesudah anak-anak gede, saya sering menyesalkan gak cukup mendampingi mereka
    Alhamdulillah mereka bisa melalui dengan mulus, dan jadi "orang baik-baik" , gak tersandung kasus yang merusak masa depan mereka

    ReplyDelete
  6. Sama sih Teh, aku juga random bangeet kalo nyari tontonan. Kemaren doyan nonton tue story mpe beberapa film, lalu ke fil thailand lalu pindah ke film india wkkw dan skearang lagi doyan nonton kolosal korea.

    BTW remaja membunuh itu duluuu sering terjadi di luar negeri. Bawa pistol dan menembak membabi buta di sekolah atau fasum. Duluu beritanya sering bangeet. Sekarang ngga usah jauh2 ke luar negeri karena di negara sendiri sudah ada meski tanpa pistol. huhuuhu so sad...

    Brad Pitt kok udh bapak2 bangeet disitu? Laah lupa kalo aku kan juga udah emak2 bangeet wkwkkwk

    ReplyDelete
  7. Titik miris yang aku saksikan dari film ini adalah saat Jay menelepon Ayahnya dan mengakui kesalahannya. Saat itu Ayahnya langsung shock, speechless, hingga pikirannya jadi "gak sehat" seperti sedia kala. Gak bisa lagi hidup sebagai bagian dari keluarga yang sehat dan dengan lingkungan tetangga yang kerap memojokkannya. Jay yang dia kenal sebagai anak lelaki biasa-biasa aja tiba-tiba harus berhadapan dengan rangkaian pemeriksaan ketat dan dipenjarakan. Tegang juga mengikuti film psikologis seperti ini tuh.

    ReplyDelete
  8. Untuk seorang remaja yang katanya manis, aksi pembunuhan yang dia lakukan sangat brutal deh. Ditusuk berkali-kali itu brutal banget. Aku membayangkan ditusuk sekali saja udah pasti parah.

    ReplyDelete
  9. Membaca ini jadi inget lagi filmnya. Aku merinding diingetin dengan tulisanmu Lend. Soalnya ini adalah film wajib di tonton oleh semua orang tua menurutku. Pesan moralnya banyak banget dan dari segi psikologisnya luar biasa penting untuk di simak.

    Hal yang paling aku kagumi itu adalah one-shot itu yang paling keren. Mengalir gitu aja. Angkat topi sama semua pemainnya, apalagi peran utamanya. Jago banget actingnya.

    Dalam tulisanmu ini, soal bullying dan sosial media itu penting banget jadi perhatian khusus bagi pendidik dan orang tua. Duh aku jadi ke recall semua adegannya. Nontonnya aku sampai kebawa banget emosi sedihnya. Urusan anak apalag remaja aku tuh sangat sensitif.

    ReplyDelete
  10. Saya baru tahu kalau perbedaan warna emot itu ternyata ada maknanya.
    Anak yang "manis" di rumah, emang belum tentu tetap "manis" juga di lura rumah ya. karena keluarga tak bisa terus memantau juga kalau anak sudah di luar rumah. Jadi komunikasi dengan anak memang mesti selalu dijalin oleh orang tuanya

    ReplyDelete
  11. Film ini tuh benar-benar menghentak kesadaran ya, terutama untuk orang tua. Komunikasi itu sungguh penting supaya semua anggota keluarga betul-betul saling mengenal, bukan hanya pasrah atas apa yang terlihat di permukaan. Anak yang pendiam bukan berarti pertanda semua aman, malah kadang jadi pertanyaan, apakah anak merasa tidak nyaman terhadap ortunya sendiri? Apalagi ternyata ada banyak bahasa kode yang seringkali ortu nggak paham.

    ReplyDelete
  12. Aku juga sudah liat series ini mbaaa...bagus sie menurutku apalagi buat penyuka film thriller lumayan harus fokus hehe,,apalagi saat melihat perubahan sikap Jay saat sedang diwawancarai oleh pengacarnya...sikap yang di awal cerita terlihat begitu penurut dan innocent ternyata bisa berubah sedrastis itu..baguss sie,,,wajib nonton :)

    ReplyDelete
  13. Aku penasaran mbak sama seriesnyaaa. Bener si, emang kita tuh butuh nongton sesekali buat ngisi me time. Biar jiwa gak kosong-kosong amat, hehehe.
    Dua yang paling nempel di kepalaku dari film ini ya. Pertama, bahasan soal arti emoticon yang ternyata penting buat konteks komunikasi remaja, dan sorotan soal kurangnya kehadiran orangtua yang bikin masalah psikis anak gampang meledak. Keduanya nyambung banget sama cara cerita di serial ini

    ReplyDelete
  14. Menarik sekali, 4 episode yang pastinya bikin menebak-nebak serta tegang dan jujurly baru tau kalau emoticon love beda warna ada artinya. Selama ini tuh yaudah send doang aja gitu 😆

    Sebuah serial yang cukup mencubit ortu ya. Mengingatkan kembali untuk lebih perhatian sama anak remaja. Bagus, banyak pembelajaran berharga diantara tebak-menebak.

    ReplyDelete
  15. Ini genrenya lebih ke misteri, thriller, apa gimana? Tapi ngeri juga ya kalau masih remaja udah keseret kasus. Dan dilihat dari foto aja kelihatan sorot matanya mengerikan. Psikopat??

    ReplyDelete
  16. Mohon maaf mbak Lendy... Aku nggak baca keseluruhan tulisan ini. Bagian sinopsisnya aku skip karena nggak sanggup bacanya dan baru baca lagi di bagian fakta-fakta.

    Tiap kali temanku mereview series ini, aku memilih tidak membaca. Tapi sekilas tau lha ini tentang apa. Hehehehe...

    Cuma bisa berdoa semoga anak-anak kita dijauhkan dari hal seperti ini. Baik sebagai pelaku maupun korban. Aamiin....

    ReplyDelete
  17. Jadi penasaran juga siapa yang ngebunuh si Katie? Bisa jadi Jay juga sih, tapi bisa jadi pengalih doang, ya emang harus nonton banget ini mah. Aku baru tahu juga kalau emot love itu maknanya beda-beda, apa di film itu doang? Aaa anak sekarang pakai simbol-simbol tertentu yang kita nggak tahu?

    ReplyDelete
  18. baca review Adolescence ini jadi makin penasaran! Bener-bener ngebuka mata ya soal bullying dan isu 'Incel' di kalangan remaja. Sedih banget, apalagi peran Jamie Miller yang diperankan Owen Cooper sampai dapat Emmy. Endingnya yang abu-abu itu bikin kepikiran lho.

    ReplyDelete
  19. Ini layak ditonton nih, Mbak. Apalagi hanya 4 episode. Jadi ceritanya langsung dan ga bertele-tele.
    Masalah perundungan ini masih jadi masalah besar di kalangan dunia pendidikan ya. Bagaimana bullying itu menghancurkan mental anak bahkan masa depannya. Jadi orang tua harus terus mendampingi anak sebagai teman bercerita. Jangan kira anak manis di rumah dan terlihat baik-baik saja. Ternyata menyimpan beban yang berat.

    ReplyDelete
  20. Serial ini kelihatannya menyentuh banget ya, apalagi temanya tentang fase remaja yang sering penuh kebingungan dan pencarian jati diri. Jadi penasaran gimana karakter-karakternya berkembang di akhir ceritanya.

    ReplyDelete
  21. Pangling nih lihat Lendy membahas serial barat hihi tapi memang moody sih ya kadang aku suka tontonan barat, kadang Korea.. topiknya pun suka berganti.. sudah lama nggak nonton akting Akang Brad Pitt eh ternyata jadi sutradara.. keren..

    ReplyDelete
  22. Banyak yang bilang series inj bagus
    Tapi aku nggak tertarik nonton, aku yuh paling nggak bisa tontonan yang banyak adegan kejam apalagi ada keterlibatan anak anak

    ReplyDelete
  23. Banyak yang bilang series inj bagus
    Tapi aku nggak tertarik nonton, aku yuh paling nggak bisa tontonan yang banyak adegan kejam apalagi ada keterlibatan anak anak

    ReplyDelete
  24. Terkadang kesibukan di dunia nyata memang bisa menyita waktu. Pantesan aja dulunya Teh Lendy sering banget update Drakor sekarang mungkin sedang lebih fokus ke dunia nyata. Cerita yang menarik tentang dunia remaja dan permasalahannya. Ternyata semuanya berawal dari keluarga, circle terkecil yang membangun kepribadian dan karakter seseorang

    ReplyDelete
  25. Kita orang tua harus banyak-banyak berdoa. Kita orang tua bisa memberi fondasi pendidikan buat anak-anak . Namun saat anak-anak sudah mengenal dunia luar mereka lah yang sepenuhnya memegang kendali akan hidupnya. Orang tua hanya bisa mendampingi dan memberi pepatah dan teladan sebelbihnya doa pada Allah agar anak-anak selalu dilindungi dari hal-hal yang tak diinginkan dijauhkan dari marabahaya.

    ReplyDelete
  26. Jika nonton menjadi bagian dari me time ya ga ada salahnya lo Teh untuk dilakukan, untuk menjaga kewarasan kita hehe
    Akupun juga memilih nonton sebagai me time tapi milih banget filmnya yang enteng jadinya aku mengandalkan referensi teman dulu baru nonton wkwkwk

    ReplyDelete