Adolescence, A Sad Story Behind Teenage Delinquency
Bismillaah,
Akhir-akhir ini aku sangat sangat jadi orang yang random sekali dalam hal tontonan. Bukan hanya karena bosan dengan drama Korea, aku juga sedang sangat menikmati waktuku yang sendirian di rumah dengan memperbanyak mendekatkan diri padaNya.
Auuh~
Terkesan riya' yaah..
Okey, aku gakkan pamer itu, hahaha.. soalnya juga namanya manusia yaa.. yang kadang makin diceritain tuh, makin banyak yang namanya "ujian" muncul. Entah mendadak jadi supperr maleess, jadi disibukkan dengan aktivitas di luar jadwal dan tau-tau, hari uda lewwaatt ajaah!
Semoga gak gitu yaa...
Semoga tetep istiqomah dan menjadi lebih baik lagi dari hari ke hari.
Aamiin allaahumma aamiin~
Dan demi apaa.. aku jadi nonton apa yang ada di depan mata banget.
Tentu gak sekali duduk yaa..
Beberapa kali kejeda dan pada akhirnya ketika engga sedang menjalani working life, aku baru lanjoottt~
Karena beberapa katiduran jugaa...
((yeaah, harus kuakui... film yang kutonton ini makin menjenuhkan saat naik ke eps 3 dari total 4 eps))
Tapii.. mengatasnamakan mental health, aku tetap menyempatkan diri untuk nonton dalam sehari. Karena nonton tuh adalah me time terbaik aku untuk balancing ma lyfe!
Sekarang, aku mau bahas series Netflix berjudul "Adolescence" yang hanya terdiri dari 4 eps dengan durasi masing-masing eps-nya sekitar 60 menit.
Gak lamaa, kaan..??
Tentang apa film Adolescence ini?
Apakah diangkat dari kisah nyata?
Kuy, kita bahas...
Let's get it~
Penggerebekan di Rumah Jamie Miller
Dibuka dengan adegan Detective Inspector Luke Bascombe (Ashley Anthony Walters) dan Detective Sergeant Misha Frank (Faye Marsa) sedang berpatroli di sebuah perumahan.
Seperti biasa, pagi yang tenang dan keduanya hanya terlibat obrolan ringan seputar keluarga, kebiasaan sarapan pagi dan lain-lain. Namun mendadak, keduanya mendapat informasi bahwa telah tertangkap tersangka pembunuhan Katie Leonard (Emilia Holliday) dengan semua bukti yang terkumpul.
![]() |
| Duo detektif investigasi kasus Jamie Miller |
Jamie Miller (Owen Cooper) — hanya siswa kelas 1 SMP yang baru berusia 13 tahun. Ia diduga membunuh teman sekelasnya yang bernama Katie.
Katie diketahui Ibunya keluar dari rumah sejak 20.30, lalu ditemukan di sebuah parkiran bernama Crowthers pada pukul 22.30 lebih sedikit dalam keadaan meninggal. Tenaga medis yang datang ke lokasi menemukan penyebab kematiannya adalah karena pendarahan yang tak bisa dihentikan akibat luka tusukan sebanyak 7 kali di beberapa tempat di bagian tubuh Katie, seperti leher, dada, paha, lengan dan ditusuk beberapa kali di tempat yang sama.
Apakah benar Jamie Miller pelakunya? Apa motif Jamie? Ataukah Jamie hanya korban salah tangkap?
Investigasi Kasus Jamie Miller
Yang bikin kasus ini agak rumit adalah karakter Jamie atau yang biasa dipanggil Jay — oleh kedua orangtua dan kakanya adalah karena Jay ini tipikal anak cerdas yang manis.
Ia tampak ordinary teenagers yang kerjaannya sekolah, pulang dan hanya hang-out sesekali.
Bahkan Jay pun hampir gak diketahui deket sama cewek manapun!
Dan setelah investigasi yang dilakukan Detective Luke dan Detective Misha, terkuak sedikit demi sedikit fakta mengenai kematian Katie.
Dari mulai temen-temen deket Jay, circle di sekolah yang selama ini ternyata toxic environment. Jay sendiri mengalami bullying verbal di lingkungan sekolahnya hingga ia di titik ngerasa putus asa banget karena dikatain "Incel".
Sosial Media dan Makna Warna Love Serta Arti "Incel"
Film Adolescence ini bener-bener ngebuka mata aku banget bahwa setiap emoticon atau simbol di whatsApp itu ada maknanya loo..
Bisa jadi maknanya hanya diartikan oleh sekelompok tertentu atau memiliki makna universal.
Dan ternyataa.. anak remaja sekarang tuh memaknai warna emot love, kaya gini nih...
🩷 artinya aku tertarik, tapi bukan seks
❤️ artinya cinta
💛 artinya aku tertarik
🧡 artinya kau baik-baik saja
💜 artinya terangsang
Dan masalah Jay sama Katie ini sebenernya tergambarkan banget melalui sosial media yang mereka miliki. Hanya aja, orangtua dan polisi gak paham makna setiap emot yang mereka saling gunakan saat meninggalkan komen atau membuat caption.
![]() |
| Bahasa gawl anak sekarang menggunakan berbagai emoticon di sosial media |
Dan pemicu masalah sebenernya selain Jay ini dirundung oleh temen-temen satu sekolahnya, ia juga dirundung Katie yang mengatakan bahwa Jay adalah Incel.
Apa itu Incel?
Incel adalah keadaan cowo yang tidak melakukan hubungan seksual alias perjaka selamanya.Dan ini buat Jay adalah sebuah bentuk bullying verbal sehingga ia merasa sakit hati. Pas ada satu moment, Jay bisa membalaskan dendam ke Katie karena foto Katie yang topless tersebar di wag anak-anak cowo di sekolah mereka.
Dan gantian Katie yang jadi bahan bullying karena fisiknya yang terlihat masih seperti anak-anak.
Di saat Jay mau menolong Katie, namun Katie dengan angkuhnya menolak. Dan Jay berang sehingga menyerang dengan agresif. Penyerangan ini tertangkap kamera CCTV dan menjadi bukti kasus pembunuhan Katie.
Namun, masalahnya adalah pisau yang digunakan sebagai barang bukti bukan milik Jay, melainkan milik sahabatnya, Ryan.
Jadi, siapa pelaku pembunuhan Katie? Akankah terungkap pembunuh aslinya di serial Adolescence yang berjumlah 4 eps ini?
Fakta-fakta Ketika Anak Remaja Menghadapi Kasus Hukum
Jujurly, aku gakkan ngobrolin ending yaa..
Ya, Adolescence memang hanya rekaan adegan dengan one-shot atau teknik sekali pengambilan gambar dengan aktor utama Owen Cooper sebagai Jay yang dipilih berdasarkan audisi.
Dari film kenakalan remaja ini, bukan hanya faktor ketidaksengajaan yang disorot, namun faktor psikis. Gimana remaja itu sangat rawan jika tidak dibekali dengan pengenalan jenis-jenis emosi oleh kedua orangtuanya.
Kalau menilik dari sisi parenting, kedua orangtua Jay hanya sibuk dengan urusan masing-masing sehingga lupa memberikan contoh melalui sikap. Jay tumbuh dengan tekanan menjadi dewasa di era digital. Isu kesehatan mental, dan pentingnya kehadiran orang tua serta komunikasi yang jelas.
Adolescence mengeksplorasi badai psikologis dan sosial yang terjadi setelah peristiwa tersebut, menekankan pentingnya sistem dukungan yang kuat bagi remaja.
Hal-hal yang bisa timbul ketika remaja memiliki permasalahan di ranah hukum
1. Mereka membutuhkan pendamping orang dewasa saat diwawancarai di ruang interogasi dan saat diambil darahnya untuk sampling dan pencocokan di TKP
2. Pengacara bisa ada 2 pilihan. Dari negeri yang difasilitasi oleh Kantor Polisi tempat pelaku ditangkap atau pengacara swasta dengan biaya pribadi.
3. Proses dari pemeriksaan kasus hingga keputusan bersalah itu butuh waktu lama. Di film Adolescence ini butuh waktu 13 bulan hingga akhirnya sidang dan diputuskan vonis masa tahanan.
4. Saat masa pembinaan ((belum ditahan)), tersangka akan menerima berbagai bantuan konseling oleh psikolog. Tujuannya adalah untuk mendalami sebuah kasus, bukan untuk menghakimi.
Sang konselor akan menanyai beberapa pertanyaan yang alurnya seperti ngobrol sesama temen. Mengalir dan tak ada tendensi apapun.
Conclusion, Who is the Real Murderer?
Meskipun endingnya abu-abu, karena Jay akhirnya dipenjara, uda bukan direhabilitasi remaja lagi, ini uda seperti clue buat penonton bahwa sebenernya bukti cukup kuat bahwa Jay adalah pelakunya.
Bukan hanya melalui CCTV tapi juga akhirnya Jay memutuskan untuk mengakui kesalahannya.
Judul : Adolescence (2025)
Actors :
Stephen Graham as Eddie Miller Ashley Walters as DI Luke Bascombe Faye Marsay as DS Misha Frank Mark Stanley as Paul Barlow Christine Tremarco as Manda Miller Owen Cooper as Jamie Miller Amélie Pease as Lisa Miller Hannah Walters as Mrs Bailey Jo Hartley as Mrs Fenumore Fatima Bojang as Jade Kaine Davis as Ryan Kowalska Amari Bacchus as Adam Bascombe Erin Doherty as Briony Ariston
Tertarik nonton Adolescence yang diperankan oleh Owen Cooper?
Happy Watching~
Salam hangat,






Ketidakhadiran orang tua memang sesuatu yang gak bisa dianggap remeh. Masih banyak orang tua yang menggantikan kehadirannya dengan memberikan banyak mainan dan lain sebagainya. Melihat anak anteng aja langsung dikira anak. Padahal kenyataannya belum tentu.
ReplyDeleteNah yaa kecilnya dikasi seabreg mainan, pas gede dititipin sekolah pasrah ma guru. Ortu gak hadir.
DeleteTapi di satu sisi juga lingkungan tempat anak tumbuh kek sekolah yang gak bersahabat juga cukup membuat masalah. Soalnya kadang ada anak gak diperhatikan di rumah tetapi saat di sekolah menemukan guru dan teman yang peduli, sebenarnya hal2 kek gtu bisa dicegah.
Mana serem soal hukuman remaja/ anak nih di beberapa negara, sebut saja salah satunya Indonesia, gak jelas.
Semoga kita semua bisa melindungi anak2 kita supaya gak tergelincir ke perbuatan salah yaa.
Kasian sekali remaja sudah kena tindakan kriminal jadi pelajaran anak muda agar terhindar kasus hukum karena bisa merusak masa depan. Perlu bimbingan orangtua, psikolog anak agar kelak dia tidak masuk lagi ke penjara.
ReplyDeleteWiiihh Om Brad Piiitt.
ReplyDeleteWah berat keknya ya mbak serial ini, tetapi kyknya cocok jadi tontonan ortu terutama anak2nya yang sekolah, gimana anak2 bergaul, main sosmed dll.
Aku juga baru tahu lho kalau emoji lope2 yang warnanya beda2 itu beda2 pula artinya. Kita mah biasanya pakai2 aja hehe.
Aku jadi penasaran pengen nonton juga, lagi fase bosen juga ma tayangan drakor, nyoba nonton maraton drakor lawas kok ngantuk haha. Nanti, ah coba cek di netplik.
Bahasan tentang kenakalan remaja jadi isi hangat yang kerap diangkat di film ataupun serial. Bagus sih sebenarnya, tapi buat yang memikirkan itu sebagai hal positif, bukan untuk ditiru. Karena anehnya, malah semakin banyak tema tayangan seperti ini, kok seakan kasus tentang kenakalan remaja malah semakin menjadi huhu
ReplyDeleteFilm Adolescence ini memang dibuat karena isu hangat ini sedang merebak di Inggris sana..
DeleteTempat syutingnya di pinggiran Inggris. Bahkan yaa.... di desa-nya Inggris aja uda ada kejadian mengerikan seperti ini.. Jadi memang jangan heran, karena kini uda ada sosmed dkk..
Awareness.
Itu maksudnya diangkatnya film ini.
Nah itu Teh Len, kalau yang memahami memang bakalan langsung engeh untuk awareness, sehingga punya antisipasi dan bagaimana cara menghadapinya dengan tepat.
DeleteTapi sebaliknya, malah jadi seperti untuk ditiru. Sepertinya memang perlu secara masif kayak di sekolah Guru BK, lingkungan sekitar, dan di rumah bisa kolaborasi ya membimbing anak² hingga remaja buat dukung psikis mereka juga
bacanya seperti kisah nyata, apalagi Teh Lendy menuturkan secara story telling
ReplyDeletejadi introspeksi diri
sampai sekarang, sesudah anak-anak gede, saya sering menyesalkan gak cukup mendampingi mereka
Alhamdulillah mereka bisa melalui dengan mulus, dan jadi "orang baik-baik" , gak tersandung kasus yang merusak masa depan mereka
Sama sih Teh, aku juga random bangeet kalo nyari tontonan. Kemaren doyan nonton tue story mpe beberapa film, lalu ke fil thailand lalu pindah ke film india wkkw dan skearang lagi doyan nonton kolosal korea.
ReplyDeleteBTW remaja membunuh itu duluuu sering terjadi di luar negeri. Bawa pistol dan menembak membabi buta di sekolah atau fasum. Duluu beritanya sering bangeet. Sekarang ngga usah jauh2 ke luar negeri karena di negara sendiri sudah ada meski tanpa pistol. huhuuhu so sad...
Brad Pitt kok udh bapak2 bangeet disitu? Laah lupa kalo aku kan juga udah emak2 bangeet wkwkkwk
Titik miris yang aku saksikan dari film ini adalah saat Jay menelepon Ayahnya dan mengakui kesalahannya. Saat itu Ayahnya langsung shock, speechless, hingga pikirannya jadi "gak sehat" seperti sedia kala. Gak bisa lagi hidup sebagai bagian dari keluarga yang sehat dan dengan lingkungan tetangga yang kerap memojokkannya. Jay yang dia kenal sebagai anak lelaki biasa-biasa aja tiba-tiba harus berhadapan dengan rangkaian pemeriksaan ketat dan dipenjarakan. Tegang juga mengikuti film psikologis seperti ini tuh.
ReplyDeleteUntuk seorang remaja yang katanya manis, aksi pembunuhan yang dia lakukan sangat brutal deh. Ditusuk berkali-kali itu brutal banget. Aku membayangkan ditusuk sekali saja udah pasti parah.
ReplyDeleteMembaca ini jadi inget lagi filmnya. Aku merinding diingetin dengan tulisanmu Lend. Soalnya ini adalah film wajib di tonton oleh semua orang tua menurutku. Pesan moralnya banyak banget dan dari segi psikologisnya luar biasa penting untuk di simak.
ReplyDeleteHal yang paling aku kagumi itu adalah one-shot itu yang paling keren. Mengalir gitu aja. Angkat topi sama semua pemainnya, apalagi peran utamanya. Jago banget actingnya.
Dalam tulisanmu ini, soal bullying dan sosial media itu penting banget jadi perhatian khusus bagi pendidik dan orang tua. Duh aku jadi ke recall semua adegannya. Nontonnya aku sampai kebawa banget emosi sedihnya. Urusan anak apalag remaja aku tuh sangat sensitif.
Saya baru tahu kalau perbedaan warna emot itu ternyata ada maknanya.
ReplyDeleteAnak yang "manis" di rumah, emang belum tentu tetap "manis" juga di lura rumah ya. karena keluarga tak bisa terus memantau juga kalau anak sudah di luar rumah. Jadi komunikasi dengan anak memang mesti selalu dijalin oleh orang tuanya
Film ini tuh benar-benar menghentak kesadaran ya, terutama untuk orang tua. Komunikasi itu sungguh penting supaya semua anggota keluarga betul-betul saling mengenal, bukan hanya pasrah atas apa yang terlihat di permukaan. Anak yang pendiam bukan berarti pertanda semua aman, malah kadang jadi pertanyaan, apakah anak merasa tidak nyaman terhadap ortunya sendiri? Apalagi ternyata ada banyak bahasa kode yang seringkali ortu nggak paham.
ReplyDeleteAku juga sudah liat series ini mbaaa...bagus sie menurutku apalagi buat penyuka film thriller lumayan harus fokus hehe,,apalagi saat melihat perubahan sikap Jay saat sedang diwawancarai oleh pengacarnya...sikap yang di awal cerita terlihat begitu penurut dan innocent ternyata bisa berubah sedrastis itu..baguss sie,,,wajib nonton :)
ReplyDeleteAku penasaran mbak sama seriesnyaaa. Bener si, emang kita tuh butuh nongton sesekali buat ngisi me time. Biar jiwa gak kosong-kosong amat, hehehe.
ReplyDeleteDua yang paling nempel di kepalaku dari film ini ya. Pertama, bahasan soal arti emoticon yang ternyata penting buat konteks komunikasi remaja, dan sorotan soal kurangnya kehadiran orangtua yang bikin masalah psikis anak gampang meledak. Keduanya nyambung banget sama cara cerita di serial ini
Menarik sekali, 4 episode yang pastinya bikin menebak-nebak serta tegang dan jujurly baru tau kalau emoticon love beda warna ada artinya. Selama ini tuh yaudah send doang aja gitu 😆
ReplyDeleteSebuah serial yang cukup mencubit ortu ya. Mengingatkan kembali untuk lebih perhatian sama anak remaja. Bagus, banyak pembelajaran berharga diantara tebak-menebak.
Ini genrenya lebih ke misteri, thriller, apa gimana? Tapi ngeri juga ya kalau masih remaja udah keseret kasus. Dan dilihat dari foto aja kelihatan sorot matanya mengerikan. Psikopat??
ReplyDeleteMohon maaf mbak Lendy... Aku nggak baca keseluruhan tulisan ini. Bagian sinopsisnya aku skip karena nggak sanggup bacanya dan baru baca lagi di bagian fakta-fakta.
ReplyDeleteTiap kali temanku mereview series ini, aku memilih tidak membaca. Tapi sekilas tau lha ini tentang apa. Hehehehe...
Cuma bisa berdoa semoga anak-anak kita dijauhkan dari hal seperti ini. Baik sebagai pelaku maupun korban. Aamiin....
Jadi penasaran juga siapa yang ngebunuh si Katie? Bisa jadi Jay juga sih, tapi bisa jadi pengalih doang, ya emang harus nonton banget ini mah. Aku baru tahu juga kalau emot love itu maknanya beda-beda, apa di film itu doang? Aaa anak sekarang pakai simbol-simbol tertentu yang kita nggak tahu?
ReplyDeletebaca review Adolescence ini jadi makin penasaran! Bener-bener ngebuka mata ya soal bullying dan isu 'Incel' di kalangan remaja. Sedih banget, apalagi peran Jamie Miller yang diperankan Owen Cooper sampai dapat Emmy. Endingnya yang abu-abu itu bikin kepikiran lho.
ReplyDeleteIni layak ditonton nih, Mbak. Apalagi hanya 4 episode. Jadi ceritanya langsung dan ga bertele-tele.
ReplyDeleteMasalah perundungan ini masih jadi masalah besar di kalangan dunia pendidikan ya. Bagaimana bullying itu menghancurkan mental anak bahkan masa depannya. Jadi orang tua harus terus mendampingi anak sebagai teman bercerita. Jangan kira anak manis di rumah dan terlihat baik-baik saja. Ternyata menyimpan beban yang berat.
Serial ini kelihatannya menyentuh banget ya, apalagi temanya tentang fase remaja yang sering penuh kebingungan dan pencarian jati diri. Jadi penasaran gimana karakter-karakternya berkembang di akhir ceritanya.
ReplyDeletePangling nih lihat Lendy membahas serial barat hihi tapi memang moody sih ya kadang aku suka tontonan barat, kadang Korea.. topiknya pun suka berganti.. sudah lama nggak nonton akting Akang Brad Pitt eh ternyata jadi sutradara.. keren..
ReplyDeleteBanyak yang bilang series inj bagus
ReplyDeleteTapi aku nggak tertarik nonton, aku yuh paling nggak bisa tontonan yang banyak adegan kejam apalagi ada keterlibatan anak anak
Banyak yang bilang series inj bagus
ReplyDeleteTapi aku nggak tertarik nonton, aku yuh paling nggak bisa tontonan yang banyak adegan kejam apalagi ada keterlibatan anak anak
Terkadang kesibukan di dunia nyata memang bisa menyita waktu. Pantesan aja dulunya Teh Lendy sering banget update Drakor sekarang mungkin sedang lebih fokus ke dunia nyata. Cerita yang menarik tentang dunia remaja dan permasalahannya. Ternyata semuanya berawal dari keluarga, circle terkecil yang membangun kepribadian dan karakter seseorang
ReplyDeleteKita orang tua harus banyak-banyak berdoa. Kita orang tua bisa memberi fondasi pendidikan buat anak-anak . Namun saat anak-anak sudah mengenal dunia luar mereka lah yang sepenuhnya memegang kendali akan hidupnya. Orang tua hanya bisa mendampingi dan memberi pepatah dan teladan sebelbihnya doa pada Allah agar anak-anak selalu dilindungi dari hal-hal yang tak diinginkan dijauhkan dari marabahaya.
ReplyDeleteJika nonton menjadi bagian dari me time ya ga ada salahnya lo Teh untuk dilakukan, untuk menjaga kewarasan kita hehe
ReplyDeleteAkupun juga memilih nonton sebagai me time tapi milih banget filmnya yang enteng jadinya aku mengandalkan referensi teman dulu baru nonton wkwkwk