Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget Atas Posting

Ramadan Day 25 : Tradisi Lebaran Di Perantauan

Bismillah,


Hola sahabat lendyagasshi...
Ada yang menikmati Lebaran di perantauan?

Kalau ada...
Samaan niih...sama aku.

Kebetulan,
Tahun ini...aku gak pulang ke kampung halamanku, Surabaya...karena ada beberapa uzur. Tapi semoga nanti tetap pulang yaa...meskipun gak pas momen Lebaran.



Mungkin banyak yang kecewa yaa...karena gak bisa mudik atau pulang kampung?
Pasti laah..

Lebaran yang paling enak ya...bareng keluarga besar dan bisa silaturahm ke rumah saudara-saudara dan keluarga besar. Benar-benar memeluk erat fisik kedua orangtua, mas, adik dan keponakan.

Impiannya begitu yaa...
Tapi apa daya kalau belum di ijinkan sama Allah?

Sabar duluu....
Masih banyak kok kegiatan yang bisa dilakukan saat Lebaran di perantauan, yaitu :


Memberi THR orang terdekat

Sebelum Lebaran, kami menyiapkan beberapa THR untuk beberapa orang di lingkungan kami yang sangat berjasa. THR untuk Bude (khadimat kami), Pak Muji (satpam gang kami, yang alhamdulillah setiap sahur selalu membangunkan kami dengan suara pukulannya di tiang listrik berulang kali), Pak sampah (yang selalu on-time, tiap pagi jam 6 udah ngambilin sampah-sampah kami), jajaran satpam yang tiap bulan menagih uang kematian, udunan kebersihan, dll.




Menyiapkan hidangan

Zaman sekarang...in syaa Allah gak perlu khawatir masalah makanan yaa... Hidangan akan selalu tersaji semudah menjentikkan tangan. Tapi untuk jaga-jaga, tempat makan yang kita sukai tutup atau bukanya siang... Jadi gak ada salahnya untuk menyiapkan makanan yang siap dimasak saat malam Lebaran.
**selain lebih hemat juga kaan...

Related Post :
Kegiatan Yang Bisa Dilakukan Saat Lebaran

Hhaha..ini mah pencitraan...gak bisa aku masak pake eret-eret saos ginih...


Silaturahm

Jadi di lingkungan rumah kami ada momen dimana kami keluar rumah untuk menikmati hidangan yang tersaji di jalan gang perumahan kami, Jalan Bola Basket. Di sinilah kami saling salam-salaman dan mengobrol dengan akrab. Yang tadinya gak kenal, jadi saling kenal dan tahu bahwa Ibu itu tinggal di rumah nomer ini dan punya anak lulusan ini, kerja di sini dan punya cucu segini...

Seruuu~

Karena anakku juga gak sekolah di sekitaran Arcamanik (agak jauh), jadi juga gak punya temen main.
Kalau sedang kumpul gini...otomatis anak-anak main sama anak-anak... 





Meskipun ber-Lebaran jauh dari saudara dan keluarga besar, tapi kami tetap merasa memiliki saudara, karena di sini kami berada sekarang.


Lain Ladang Lain Belalang,
Lain Lubuk Lain Ikannya


Semoga di manapun di tempatkan di bumi Allah ini, kita bisa memberikan manfaat untuk lingkungan dan jauh dari berbuat kerusakan.



Happy Fasting Day, ì¹œêµ¬...



Salam hangat,



22 comments for "Ramadan Day 25 : Tradisi Lebaran Di Perantauan"

  1. Kurang lebih sama mba aku juga gitu, kasih THR ke orang terdekat kata tukang sampah, satpam, dll di lingkungan kita tinggal biar makin aman semua senang hehehe .. hidangan lebaran dan silaturahmi juga jadi tradisi wajib

    ReplyDelete
  2. Lebaran kemarin aku jarang foto2 keluarga nih asyik ngobrol2 aja. Anak-anak juga sibuk sama anak-anak lain yang sebaya. Tapi seru ngumpul semua.
    THR orang terdekat paling petugas kebersihan & keamanan aja yang biasa dikasih.

    ReplyDelete
  3. 3 tahun terakhir, saya berlebaran di Jakarta. Gak sepi-sepi amat karena banyak yang warga asli DKI. Jadi tetap ramai meskipun kangen pengen kumpul keluarga

    ReplyDelete
  4. Menyiapkan hidangan lebaran sama silaturahmi ke sanak saudara serta tetangga jadi momen lebaran yang menyenangkan. Tadi siang baru aja ngabisin sisa kue kering bareng keluarga :D

    ReplyDelete
  5. Seru nih keluarga Bola Basket, guyup rukun ya meski di perantauan. Gimanapun juga ya namanya tetangga memang keluarga terdekat kita, jadi wajib untuk dijaga keeratan hubungannya.

    ReplyDelete
  6. Alhamdulillah lebaran di perantauan tetap menyenangkan ya mba...eh, mba Lendy ni asli Surabaya to? kirain asli Bandung..hehe..

    ReplyDelete
  7. Saya pernah lebaran hampir 14 kali berada di perantauan. Awalnya sedih apalagi kerja jadi TKI itu tidak seperti yg dibayangkan. Tetapi saya enjoy saja. Seiring berjalannya waktu, semua sedih dan kenangan itu berlalu begitu saja.
    Beruntung yang berlebaran hanya di luar kota, tetapi masih di negara kita dan mayoritas Muslim. Saya hanya seorang diri karena majikan non muslim, otomatis semua atribut lebaran tidak pernah ada sama sekali

    ReplyDelete
  8. Wah enggak bisa mudik pun udah ada keluarga terdekat ya, tetangga beserta keluarganya. Bagaimana pun mereka adalah keluarga terdekat di perantauan

    ReplyDelete
  9. Nama jalannya lucu. Adakah lapangan bola basket? Senang bisa rukun dan guyub bareng tetangga, terjaga pula hubungannya. Padahal di kota besar sekarang cenderung individualis. Dulu kala saya kecil di Bandung, kenal semua tetangga dari ujung gang timur ke barat. Kalau lebaran seingat saya ada acara sasalaman dan singgah. Setelah ABG gak akrab lagi yang di ujung timur karena ada rumah yang telah berpindah penghuni.
    Soal lebaran di perantauan, yah, karena Teh Lendy sudah punya rumah di Arcamanik, maka selamat telah jadi warga Bandung. Jangan khawatir, keluarga di Surabaya tetap keluarga. Yang penting dengan tetangga bisa menjadi pengganti keluarga.
    Selamat lebaran. Saya lupa apakah sudah mohon maaf lahir batin saking seringnya blogwalking dan ucapkan itu ke teman-teman, he he.

    ReplyDelete
  10. Wah..Teh Lendy tinggal di perumahan yang warganya kompak banget. Seru ya, bisa kumpul bareng di acara Halal Bihalal. Jadi bisa saling mengenal antara satu warga dengan warga lainnya.

    ReplyDelete
  11. Sempat ada problem kemarin soal mudik. Tapi baca artikel ini aku jadi bersyukur, toh masih bisa mudik. Karena banyak yg ga bisa mudik juga, ya. Taqabbalallahu minna wa minkum.

    ReplyDelete
  12. Kurang lebih hampir sama ya tradisi nya. Termasuk soal hidangan makanan jg ternyata di setiap tpt ada kemiripannya..

    ReplyDelete
  13. tiap lebaran keluarga aku suka bare g-bareng keliling ke rumah yang dituakan. Seru deh, silahturahminya langsung serombongan gitu

    ReplyDelete
  14. Gpp teh ga mudik aku juga seringnya ga mudik da mertua masih ada di Cimohay hahaha..kalau mudik Surabaya bolehlah teh titip sambel rudy yah nanti berkabar :D

    ReplyDelete
  15. Wah gak pulang kampung ya pas lebaran? Alhamdulillah keluargaku dekat-dekat, jadi diusahakan mudik dan silaturahim keluarga besar.

    ReplyDelete
  16. Huwaaa gimana yaa ga mudik pas lebaran. Aku ga mau buka grup keluarga kali ya soalnya nanti sedih lihat foto-foto silaturrahim. Semoga bisa mudik ya mbak meskipun bukan di momen lebaran. Tiket juga lebih terjangkau.

    ReplyDelete
  17. Lebaran di perantauan seru juga ya mba. Jadi punya keluarga baru juga di kota perantauan.

    ReplyDelete
  18. Cie yang diperantauan hahaha
    hayuk ah mudik mba Lend, lewat Comal mampir di aku.
    Menyenangkan ya tradisi lebaran. Bikin kangen

    ReplyDelete
  19. Keluarga yang paling dekat memang tetangga kita tercintaaa ya mba.. senang bisa gabuuung ya

    ReplyDelete
  20. Kalau di perantauan memang mesti menyesuaikan dengan adat setempat ya, yang penting bisa merayakan lebaran di mana pun, ya, Lendy

    ReplyDelete
  21. aku paling suka momen ngasih2 THR hehe
    meski gak seberapa ya tapi yang dikasih itu seneng banget
    jadinya termotivasi untuk terus ngasih tiap tahun

    ReplyDelete
  22. Tidak ada momen lebaran di negeri orang

    ReplyDelete